Bd 14

6.6K 345 4
                                    

Alhamdulillah bisa update lagi

Semoga suka

Biasakan vote sebelum baca
Happy reading

.
.
.

"Ga" saga melihat kearah orang yang memanggil namanya

Saga tersenyum kecil. "Ada apa, Ta?" Tanya Saga pelan pada sahabatnya

"Harusnya aku yang tanya seperti itu. Ada apa?. Ngelamun aja dari tadi"

Saga hanya tersenyum kecil sebelum melihat kembali kearah layar hpnya yang sudah gelap

"Ada apa sih di hpmu?, Coba aku lihat" Anita langsung menarik hp Saga

"Jangan" Saga kembali merebut hpnya setelah berdiri dari duduknya

"Mau kemana?" Tanya Anita bingung saat Saga melangkah kedepan ruangan padahal dosen yang mengajar baru saja masuk kedalam

Saga tidak menjawab dan tetap berjalan kearah dosennya itu. "Pak saya izin pulang, saya lagi kurang enak badan" dosen itu mengangguk sehingga Saga langsung keluar dari ruangan itu

Saga berjalan ke parkiran kemudian masuk kedalam mobilnya. Saga menyandarkan punggungnya di jok mobil, kepalanya mendongak keatas dengan mata terpejam

Tok tok tok
Saga melihat ke kaca mobilnya yang diketuk oleh seseorang. Saga menurunkan kaca mobilnya saat melihat orang itu adalah Anita

"Ada apa?"

"Antar aku pulang ya?, Soalnya aku tidak bawa mobil" Saga hanya mengangguk dan Anita dengan senang berlari kecil ke pintu sebelah dan mendudukkan dirinya di kursi di samping kursi Saga

"Alamat barumu?" Tanya Saga mulai melajukan mobilnya dengan perlahan

"Nanti aku arahkan saja" saga mengangguk mendengar jawaban Anita

"Ga"

"Hm?"

"Aku suka sama kamu" Saga tidak terlalu terkejut dengan ucapan Anita karena belakangan ini Anita memang sering mengungkapkan perasaannya. "Ga, kok diam lagi?"

Saga menghela nafas pelan. "Maaf aku sudah punya seseorang yang sangat kusayangi"

"Saga" Anita menyentuh punggung tangan Saga yang berada di kemudi mobil

"Maaf" Saga menggeser posisi tangannya menjauhi tangan Anita. "Dulu aku sempat suka sama kamu tapi kamu malah suka sama sahabatku dan tiba-tiba menghilang gitu aja. Sekarang saat sudah ada orang lain didalam hatiku kau malah memaksa untuk masuk kesana"

"Ga"

"Maaf aku tidak bisa menggantinya dengan orang lain lagi. Hatiku sudah memilih dirinya"

Tidak ada lagi percakapan antara kedua orang itu kecuali Anita yang sesekali menunjukan jalan menuju rumahnya

"Rumahku yang pagar coklat" tunjuk Anita pada sebuah gerbang rumah besar

"Kamu tidak salah?" Tanya Saga. Anita mengangguk pelan. "Apa kamu mengenal Gladis?"

"Aku tidak begitu mengenalnya. Tapi dia adalah adikku" ucap Anita membuat Saga sangat terkejut

Saga mengentikan mobilnya tepat didepan pagar itu. "Sayangnya dia sudah pergi pagi ini"

Saga kembali melihat kearah Anita dengan tidak percaya. "Pergi?" Tanya Saga langsung

"Ya, kembali ketempat sebelum ia pindah kesini"

"Kenapa?"

"Entahlah, aku tidak perduli. Oh iya terima kasih atas tumpangannya" Anita turun dari mobil Saga dan masuk ke dalam melalui pintu kecil di samping gerbang

Saga mengeluarkan hp dari sakunya untuk menghubungi nomor Gladis. 'Nomor yang anda tuju sedang tidak ak..' saga langsung mematikan panggilannya saat operator yang menjawab

Saga melihat mobil yang kemarin dinaiki oleh Gladis. Saga keluar dari mobilnya dan mengetuk kaca pengemudi

"Ada apa, nak?" Tanya bapak paruh baya yang menurut saga adalah sopir

"Eh nak Saga, ada apa kesini?" Tanya mama Sarah dari kursi penumpang

"Tante Sarah, Saya tadi antar Anita. Tante boleh kita bicara berdua?" Tanya Saga

"Boleh, ayo masuk kedalam"

"Bisa kita bicara di tempat lain, tante?" Mama Sarah hanya mengangguk sebelum berpindah ke mobil Saga

Mereka pergi ke salah satu kafe. Mereka duduk di kafe dibagian depan. "Tante saya mau bertanya, dan saya mau kejujuran dari Tante" ucap Saga membuka setelah beberapa saat terdiam

Mama Sarah mengangguk pelan dan mempersilahkan Saga bertanya

"Apa benar Gladis itu anak kandung Tante?" Tanya Saga

Mama Sarah tersenyum lalu mengangguk kecil. "Iya, dia anak kandung tante yang hilang saat masih bayi"

"Tante kalau boleh jujur, saya menyukai Gladis dan Gladis juga menyukai saya. Tapi, Anita merasakan hal yang sama pada saya"

Mama Sarah diam beberapa saat. "Tante mengerti sekarang. Kau sudah bertemu dengan Gladis di sinikan?" Saga mengangguk pelan. "Gladis sudah mundur lebih dulu"

"Kalau Gladis mundur aku akan terus maju dan memberinya semangat untuk kembali maju" ucap Saga penuh tekad

"Tapi dia mundur terlalu jauh sehingga membuatmu akan sulit untuk menggapainya"

"Tante, tekadku sudah bulat dan hatiku telah memilih dirinya. Jadi, aku tidak akan mundur semudah itu"

"Baiklah, Tante juga mendukungmu. Kita harus berusaha mencarinya karena Gladis telah mengganti nomornya. Ia berusaha agar tidak ditemukan oleh kita"

Saga menghela nafas berat, ia tidak akan pernah menyerah. Tidak akan pernah

"Saya tidak akan berhenti mencarinya hingga saya menemukannya"

"Tante senang mendengarnya. Tapi Tante mohon untuk kamu mempertahankan semangatmu itu, karena ada hal yang Tante takut akan membuat kamu mundur"

Saga mantap Tante Sarah dengan bertanya. "Belum saatnya kamu tau"

Tante Sarah melihat jam yang melingkar dipergelangan tangan kanannya "Tante harus pergi sekarang"

"Biar saya antar Tante"

"Tidak perlu, sopir Tante sudah ada di depan. Tante senang bisa liat kamu lagi, kamu tambah ganteng saja" saga hanya tersenyum kecil. "Tante pergi dulu ya?. Jaga diri kamu baik-baik"

Saga kembali mendudukkan dirinya di kursi setelah melihat mobil yang dinaiki mama Sarah melaju menjauhi kafe itu

.
.
.

Maaf bila typo bertebaran

Ranina0412
Thanks & see next chapter

Bukan Dia (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang