Bd 13

6.6K 354 4
                                    

Alhamdulillah bisa update lagi

Maaf ya karena updatenya kelamaan

Terima kasih bagi yang sudah baca dan kasih dukungan suara di chapter sebelumnya

Lanjut baca lagi deh

Biasakan vote sebelum baca
Happy reading
.
.
.

"Kenapa kamu pergi tanpa pamit padaku?" Saga duduk dengan menyandarkan kepalanya dibahu orang yang duduk disampingnya

Orang itu cukup terkejut dengan keberadaan Saga. Tapi ia tetap diam menatap kedepan, dimana terdapat aneka tanaman bunga yang tumbuh dengan subur

"Gladis, aku bertanya padamu" Saga kembali berucap tanpa merubah posisinya

"Gladis" Gladis tersadar dari lamunannya

"Gladis" Saga menegakkan posisinya dan melihat kearah Gladis yang hanya diam

"Look at me, Gladis" Saga menangkup kedua pipi Gladis yang tidak ingin melihat kearahnya

Gladis hanya diam dengan menunduk. "Bahkan teleponkupun kamu tidak mau angkat" Saga mengangkat dagu Gladis agar mau melihat kearahnya

Gladis menundukkan pandangannya karena tidak ingin menatap wajah Saga. Gladis melepaskan kedua tangan Saga yang ada di dagu dan pipinya sebelum berdiri dari duduknya kemudian berjalan pergi meninggalkan Saga

Saga juga ikut berdiri dari duduknya, "Gladis" Saga menarik tangan Gladis dengan cukup keras sehingga membuat Gladis menabrak dadanya

Saga langsung memeluk erat tubuh Gladis. "I Miss you" bisik Saga di telinga Gladis. "And, i love you" lanjutnya dengan mengecup ubun-ubun Gladis

"Kak Saga" cicit Gladis berusaha melepaskan diri dari pelukan Saga

"Aku butuh jawabanmu"

"Kak, aku tidak bisa nafas" Saga langsung merenggangkan pelukannya membuat Gladis menjadi terengah-engah

"Gladis, look at me!"

Gladis melihat keatas, kearah wajah Saga "bagaiman kakak bisa menemukanku?" Tanya Gladis mencicit

"Itu tidak penting. Sekarang berikan jawabanmu" Saga melepas pelukannya kemudian menyampirkan anak rambut Gladis ke belakang telinga

"Kak Saga"

"Hm"

"Maaf kak" Gladis mundur selangkah. "Aku sudah dijemput" Gladis segera berlari kearah mobil yang menjemputnya

Saga berlari masuk kedalam mobilnya dan mengikuti mobil yang membawa Gladis, dari jarak yang cukup jauh

Mobil masuk melewati gerbang salah satu rumah besar. Saga tidak bisa melihat kedalam karena gerbang itu sudah kembali ditutup

Tapi Saga tidak asing dengan mobil yang membawa Gladis. Setelah cukup lama berdiam disana, Saga kembali melajukan mobilnya menuju apartemennya

*
"Dari mana?" Tanya seseorang dengan ketus

"Gladis dari taman, kak" Gladis menatap lembut kearah wanita yang merupakan kakaknya

"Kenapa kamu keluar, nak?"

"Gladis butuh udara segar, ma" Gladis menatap lembut kearah mamanya yang menatapnya dengan khawatir

"Manjain aja terus. Baru saja beberapa bulan yang lalu ketemu dengan anaknya yang hilang, anak pertamanya udah dilupain. Bagaimana kalau setahun?"

"Jaga ucapanmu kalau kamu sedang berbicara pada mamamu, Din" peringat papa Yandi

"Belain aja terus"

"Kak tunggu" Gladis mengejar langkah kakaknya menuju lantai atas

"Aku bukan kakakmu, jadi jangan panggil aku seperti itu"

"Kak, Gladis minta maaf kalau kakak tidak suka dengan kehadiran Gladis, tapi Gladis mohon jangan seperti itu pada papa-mama"

"Jangan mengaturku. Kau hanya orang baru yang telah merebut kasih sayang kedua orangtuaku dariku, juga merebut orang yang ku cintai"

"Kak"

"Sudah kubilang jangan memanggilku dengan sebutan 'kak'"

Gladis kembali mengikuti langkah kakaknya. "Jangan mengikutiku, aku muak melihat wajahmu"

"Gladis minta maaf" ucapnya lirih saat pintu kamar didepannya tertutup dengan cukup keras. "Dan Gladis pamit" Gladis meninggalkan kamar kakaknya dan berjalan menuju kamarnya

"Ada apa, nak?" Gladis menghentikan langkahnya di pintu kamar saat mendengar suara mama Sarah

Gladis melihat kearah mama Sarah "Tidak ada apa-apa kok, ma" Gladis memeluk erat tubuh mamanya. "Ma, Gladis harus segera kembali kesana"

"Kenapa buru-buru, nak?"

"Om Nando yang suruh, katanya ada kabar baik" Gladis masih nyaman dalam pelukan mamanya

"Baiklah, tapi mama ikut ya?"

"Ma, besok papa ada bisnis keluar kota. Masa mama mau ninggalin kakak sendirian disini" Gladis memberikan pengertian

"Tapi kamu juga sendirian"

"Gladis sudah biasa sendiri, ma. Mama temani kakak saja ya?" Gladis melepaskan pelukannya

"Yaudah. Tapi, kamu harus janji untuk jaga diri kamu dengan baik selama disana, dan ingat selalu perintah Nando"

"Iya mamaku sayang"

"Kalau begitu sekarang kamu istirahat. Biar mama yang packing barang-barangmu"

"Terima kasih, ma" Gladis mengecup pipi mamanya dengan sayang sebelum berbaring di tepi kasurnya

"Mau bawa apa saja?" Tanya mama Sarah yang sudah jongkok di depan lemari pakaian Gladis dengan membuka koper kecil berwarna biru gelap

Gladis menyebutkan yang ingin ia bawa dan mama Sarah menyiapkannya dengan gesit

"Ma" mama Sarah melihat kearah Gladis yang menunduk dengan menatap jari-jari tangannya yang saling bertautan

Mama Sarah berjalan mendekat dan duduk di samping Gladis. Gladis langsung memeluk tubuh mamanya, "ma, Gladis takut"

"Kamu tidak perlu takut. Ada mama, papa, ayahmu, dan masih banyak orang yang sayang padamu yang akan mendukungmu"

"Tapi.." "semuanya akan baik-baik saja" mama Sarah memeluk erat tubuh Gladis lalu mengecup kening Gladis dengan sayang

.
.
.

Ranina0412
Thanks & see next chapter

Bukan Dia (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang