A Lion and the Bunny

1.5K 71 146
                                    

Seperti apa rasanya jika harimu tanpa terduga bertemu dengan orang yang kau sukai?

Mungkin seperti lagu TWICE-Happy Happy yang tengah Valley putar di kamarnya keras-keras. Wajahnya berseri-seri mengingat kembali kebersamaannya dengan Leon di amusement park. Dia tidak bisa melupakan bagaimana dahsyatnya degupan jantungnya saat Leon menggandeng tangannya menuju ferris wheel sambil tersenyum padanya.

"I feel happy happy happy..." senandungnya riang sambil memeluk bantal kelincinya. Dia menenggelamkan dirinya kesana dan menjerit keras-keras.

Leon mengikutinya, Leon melindunginya, Leon mengajaknya naik ferris wheel.

Dan terlebih lagi, cowok itu memberikan jepit rambut berlogo kelinci. Binar di mata Valley belum hilang memerhatikan jepit bulu itu yang amat lucu. Dia tidak bisa menahan dirinya untuk tidak bersikap amat girang hari ini. Dia merasa bisa tidur dengan nyenyak sambil memimpikan cowok itu yang selalu membuatnya bahagia.

Meskipun harus merelakan dirinya ditinggalkan seperti itu oleh Noah.

Valley teringat ketika cowok berambut hijau itu melintas di pikirannya. Dia bergerak meraih handphonenya yang tercharger. Karena selama di amusement park, baru ia sadari handphonenya mati karena lowbatt.

Setelah menyalakannya, Valley menerima banyak pesan. Ratusan misscall dari Noah, juga beberapa pesan yang tak Valley balas. Cewek itu mengerut melihat betapa banyaknya si Noah bodoh itu menghubunginya.

Tak lama kemudian, sambungan telepon hadir di layarnya. Valley mengangkatnya dengan ogah-ogahan.

"VALLEY! SUMPAH YA AKU CARIIN KAMU KEMANA-MANA!"

"Iya, aku ada dirumah sekarang." Valley melengos malas mendengar ocehan temannya itu yang sudah berani meninggalkannya."Kamu yang bikin aku kesesat ya! Udah tau Amusement Park rame banget."

"MAKANYA AKU KELILING CARI KAMU DARITADI, tapi syukurlah kamu ternyata udah sampai dirumah." Suara Noah langsung melembut disambungi dengan helaan napas penuh kelegaan."Kamu pulangnya gimana? Naik taksi?"

Valley memiringkan kepala, ia mengerlingkan rambutnya sambil memeluk bantalnya."Aku diantar Leon."

"Leon? Leonard Paxley?"

"He-em." Valley tersenyum mengingat rupa si pemilik nama itu lagi."Eh, eh, Noah! Tadi aku naik ferris wheel sama dia loh, rasanya jantung aku mau lepas karena digandeng terus sama dia. Ya ampun, Leon orangnya perhatian banget."

"Apa?!"

"Iya, dia nggak banyak bicara. Istilah kata talk less do more, itu mungkin cocok buat Leon." Valley terkikik mengingat kencan tak terduganya tadi, tidak menyadari bahwa suara Noah sudah berubah mendengar ceritanya."Jadi, aku juga sedikit berterima kasih banget loh sama kamu, Noah! Karena kamu udah ninggalin aku, aku jadi bisa ketemu sama Leon."

"Valley..."

"Oh, iya! Terus si Leon katanya ngikutin aku sebenarnya selama awal aku masuk amusement. Ya ampun, manis banget nggak sih?"

Tut. Tut. Tut.

"Loh? Noah? Halo?" Kening Valley berkerut mendengar nada sambungnya terputus. Padahal dia baru saja berniat mau menceritakan pengalaman menyenangkannya tadi pada Noah. Kenapa cowok itu menutup teleponnya?

"Ah, bodo. Mau tidur dan mimpi indah. Hihi." Valley meraih gulingnya kemudian membaringkan dirinya di atas ranjangnya.

🦁..🐰

Valley mengambil sepiring nasi goreng dari teteh Hilda yang melayani makanan para murid-murid. Dia mengambil minumannya lalu meletakkannya di atas nampan. Raut mukanya terlihat kusut karena bu Aurora memanggil Arra untuk melakukan remidial sehingga Valley harus ke kantin sendirian.

Oneshots (MLBB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang