"Aku pulang.." Claude membuka pintu rumah, ia pun segera duduk di kursi lalu melepas sepatu sekolahnya dan meletakkannya di rak sepatu dekat pintu.
Namun, secara tiba-tiba seseorang melempar sebuah kertas yang dilipat kepada Claude membuat lelaki itu terkejut, beruntung Claude memiliki reflek yang bagus sehingga ia dapat langsung menangkap kertasnya.
"Kau mau itu kan, bocah monyet?" tanya si pelempar yang tak lain adalah pamannya sendiri.
Claude terdiam, ternyata isi kertas itu adalah diskon pembelian paket merchandise edisi Dexter-- karakter monyet kesukaannya--yang sedang viral di kalangan fandom favoritnya. Sebagai fans sejati karakter monyet itu tentu tidak bisa menolaknya, bukan?
"Akan kubelikan jika kau mau memberi tahu hal-hal yang disukai Lunox," lanjut Leomord.
"Kau pikir aku semudah itu disogok, hah?" Claude menyeringai begitu mengetahui Leomord memberikannya tidak gratis.
"Oh, jadi kau mau mimpi burukmu dipercepat ya?" ancam Leomord sambil menyiapkan kunci kamarnya.
Napas Claude tercekat, "Baiklah baiklah!" Claude berseru panik ketika matanya melihat wujud laknat boneka milik pamannya. Berdeham pelan, ia mengatakan segalanya.
"Jadi yang kutahu pertama, Lunox memang menyukai kuda poni, tapi tidak suka maniak kuda poni sepertimu. Kedua, dia suka es krim. Ketiga, dia suka sesuatu yang berbau menyeramkan dan menantang, karena seringkali aku lihat dia pernah memesan tiket film horror dan memasuki rumah hantu."
Leomord mematung. Horror? Twilight Sparkle menyukainya?
Mampus. Pikirnya, ia sadar bahwa dirinya sungguh berkebalikan dengan Lunox. Jika Lunox menyukainya, ia justru membencinya.
Bisa dibilang, Leomord parnoan orangnya. Karena pernah suatu hari ia menjerit ketakutan dengan suara cakaran-cakaran misterius di tengah malam saat Leomord ingin mengambil segelas air.
"Kenapa diam? Bukannya kau benci hal horror karena kau takut?" Leomord menatap datar keponakannya yang kini tengah tersenyum miring.
"Kau meremehkanku, hah?"
"Tidak, aku hanya mengatakan suatu hal yang kuanggap itu benar." jawab Claude sambil mengangkat bahunya, ia pun berdiri."Aku sudah memberitahumu, mana bagianku?" tagihnya mengingatkan pamannya.
Tanpa basa-basi Leomord mengeluarkan sebuah cek yang sudah ia tulis nominalnya."Ambil saja, beli barang sesukamu." Ia pun memberikannya kepada Claude.
"Terima kasih, kuda poni tampan." ejeknya lalu berlari masuk ke dalam kamar sebelum Leomord berniat melakukan ancamannya lagi.
"Dasar keponakan bangsad!" umpat Leomord dongkol.
Dasar maniak kuda poni bodoh! umpat Claude sambil menyeringai kembali dalam hatinya, ia yakin Lunox akan illfeel akibat melihat ketidakjantanan Leomord saat bertemu dengan hal-hal yang berbau horror.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshots (MLBB)
De TodoBerisi cerita gabut yang Chii buat. All couple tapi tertentu :) Thank you. Don't forget to leave a vote and comment :)