Canggung°^° |Ham Wonjin| [Complete]

02 - Cerita Tentang Kita

"Kelingking Yunji kecil banget sih?" Wonjin memainkan kelingking Yunji.

"Jari Wonjin aja yang ke gedean." Elak Yunji.

"Cie kakak sama Wonjin pacalan.." Hyungjun tiba-tiba dateng bawa sebotol susu.

"Dedek, kamu kan disuruh bobo sama Mama, ngapain ikut keluar?" Omel Yunji.

Hyungjun berlari ke arah Wonjin, "Gendooong.."

Wonjin mengangkat Hyungjun dan mendudukan Hyungjun di pangkuan Wonjin. "Minum susunya terus bobo ya." Hyungjun mengangguk.

Tubuh mereka tidak terlalu beda jauh, karena Yunji dan Hyungjun selisih umurnya hanya satu tahun. Begitu juga dengan Wonjin yang sebaya dengan Yunji.

"Yunji, dede mana?" Bang Yoyo keluar dan mendapati Hyungjun yang mulai terlelap dipangkuan Wonjin.

"Maap ya Wonjin, si dede kan berat." Bang Yoyo membawa Hyungjun ke dalam kamar.

"Aku pulang deh ya.." pamit Wonjin setelah bang Yoyo masuk.

"Kok pulang? Gamau main sama aku?" Tanya Yunji.

"Hm, aku mau beres-beres. Besok aku mau kerumah nenek."

Yunji bingung. "Kan belom lebaran, masih lama.. bulan puasa aja belom.."

"Disuruh mama." Jawab Wonjin apa adanya.

"Yauda, pulang kesini kapan?"

"Gatau.."

Fix. Yunji murung sekarang.

"Gak akan lamaaa, gausa sedih. Kan udah ada temen baru, si Dongbin."

"Yauda sana pergi."

11 tahun lamanya Yunji ditinggal teman baiknya.

Dan sekarang..

"YEAY YEAY WONJIN BALIK! BABUIN! POROTIN! AJAK MAEN TIAP HARIII! YEAY YEAY YEAY YEAY~"

Hyungjun loncat-loncat dikasur Yunji.

"Jun gua baru bangun, Astagfirullah.." Yunji baru bangun langsung bengong gitu.

"Ga seneng apa lo? Dulu tuh lo dekeeeeeet banget sama dia. Lebih deket ke dia daripada ke kak Dongbin mah."

"Ah. Wonjin siapa sih?" Yunji mengucek matanya.

"Alah. Pura-pura lupa! Sekarang ganteng anjir kak parah."

"Ga lebih ganteng dari Cha Eunwoo kan?" Saut Yunji santai.

"Ih eunwu mah lewaat!"

"Lewat lewat, apaan?"

"Lewat depan rumah tadi. Hehe.. mau kontaknya ga? Gue ada nih. Kemaren dia follow ig gua. Trus dm gua, minta nomer wa, yauda gue kasih. Mau ga?"

"Coba liat pp nya."

"CIE KEPOOO!"

Kan syial.

"Udah sana keluar dari kamar gue ah!" Yunji dorong-dorong Hyungjun sampe dia keluar.

Yunji buru-buru buka hp. Siapa tau ya kan dia follow Yunji juga.

Tapi ternyata gak ada yang follow.

Yunji cari-cari followers di akun adeknya, tapi ga ketemu-temu.

"Kak!" Hyunjung tiba-tiba buka pintu kamar Yunji, Yunjinya kaget sampe hp nya mau jatoh.

"Apasih ih ngagetin aja."

Yunji buru-buru lock hp nya.

"Ngapain sih? Buru mandi.. nanti kalo Wonjin dateng tapi lo nya belom mandi kan bahaya."

"Bahaya nya apa?"

"Ya bahaya kalo dia liat lo lagi jelek trus bau gitu ih, nanti dia gamau temenan lagi sama gue.."

"Hubungannya apa udin?"

"Ya nanti dia gabetah disini gara-gara lo. Udah cepet mandii. Udah siang."

Rusuh emang punya adek satu doang aja.

°^°

Seminggu yang lalu..

"Nek, Wonjin mau pulang ke rumah yang dulu.." dengan hati-hati dan bimbang, Wonjin memberanikan diri bicara ini.

"Lho? Kenapa? Gaenak disini? Gabetah?"

"Bukannya gitu nek, kalo gabetah kenapa Wonjin tinggal disini selama bertahun-tahun? Wonjin cuma kangen aja sama lingkungan disana.."

"Oh gitu, yauda nanti nenek urus kepindahan kamu,"

"Sama nenek ayo nek, Wonjin gabisa idup tanpa nenek.."

Nenek tampak berfikir..

"Tapi disini kakek masih ada tanah sawah, trus juga masih ada kontrakan, siapa yang mau jaga kalo nenek ikut? Masa kakek suruh jagain sendirian?"

"Yah, gimana dong? Yauda deh gajadi. Wonjin disini aja sama nenek."

"Eeeh, kan ada bibi kamu. Kamu sama dia aja ya pulangnya.."

"Emang bibi mau?"

"Sowon!" Panggil Nenek.

"Iya ma.. kenapa?"

"Kamu pulang ya sama Wonjin."

"Pulang kemana? Pulang kampung? Ini kan udah di kampung Jin. Haha.."

"Ke rumah nya yang dulu itu lho." Jelas nenek.

"Ooooh, ayo. Wonjin kangen ya sama temen disana?"

Sedikit terukir senyuman dibibir Wonjin.

"Tapi kesananya nantian aja ya Jin, bibi juga mau kelarin kerja disini."

"Iya bi.."

Ham Wonjin memiliki keluarga yang hangat. Sayangnya orangtua nya bercerai saat ia masih kecil. Itu yang menyebabkan Wonjin harus tinggal bersama neneknya. Ibunya pergi ke kota lain untuk membeli dan mengurus kedai kopi.

Wonjin agak terpukul karena dia anak tunggal. Dia menahan beban sebagai anak broken home sendirian.

°^°

To Be Countinue~