27 - Salah Langkah

412 85 11
                                    

Jam telah menunjukkan bahwa ini sudah larut malam. Namun pemuda yang satu ini mempunyai beban pikiran yang membuatnya tak bisa terlelap.

Wonjin diterpa kegalauan. Ia sungguh sangat amat bimbang. Stres karena berada di situasi yang mengharuskan ia untuk rela berkorban.

Impian atau gebetan?

Hanjai!

Wonjin sebenarnya sudah memutuskan untuk mengambil kesempatan itu, tanpa Yunji tahu tentunya. Sialnya Yunji malah salah paham karena melihatnya latihan kemarin.

Ingin rasanya Wonjin menjelaskan semuanya, tapi belum ada kesempatan. Mau bicara langsung kemarin sore, dicegah ketua eskul dance. Dateng ke rumah Yunji malem-malem, sama aja minta diusir bang Yoyo. Mau chat, ternyata di blokir.

Coba telpon, tapi ini sudah lewat tengah malam. Akan mengganggu tidur tuan putri.

Apa yang harus Wonjin lakukan?

Di lain sisi..

Yunji merasakan hal yang sama dengan Wonjin. Perang batin di malam hari sepertinya akan menjadi hobi mereka.

Yunji tak tahu alasan pastinya, mengapa ia memblokir Wonjin? Tapi yang jelas, Yunji sedang tak ingin melihat wajahnya.

Entah pikiran gila apa yang terlintas oleh otak Wonjin, mau saja tari pasangan dengan wanita lain!

Yunji sadar, ia tak bisa menari. Tubuhnya terlalu kaku untuk mengikuti irama musik.

Sudahlah, intinya Yunji butuh seseorang selain Wonjin.

°^°

Fajar terbit memancarkan cahaya yang sangat terang hingga menembus jendela kamar Yunji.

Suara kokokan ayam pagi ini sukses membangunkan Yunji. Dengan setengah sadar, Yunji melirik jam dindingnya.

Masih terlalu pagi baginya untuk mandi, tapi ia akan telat jika meneruskan tidurnya. Dengan langkah gontai, Yunji pun pergi menuju kamar mandi untuk sekedar berwudhu.

Setelah sholat subuh, Yunji kembali ke kamar mandi untuk mandi. Butuh waktu 10 menit untuknya mandi.

Yoyo baru saja keluar kamar berniat masak sarapan. Namun perhatiannya teralih kala melihat adik sulungnya yang baru saja keluar dari kamar mandi, tak biasanya Yunji bangun sendiri.

"Kakak udah mandi?" Tanya Yoyo.

"Yunji udah rapih, udah wangi, udah cantik gini masa belom mandi?" Yunji berjalan kearah kamar adiknya meninggalkan Yoyo yang masih heran.

"Tumben?" Gumam Yoyo pelan.

Yunji tak memperdulikan abangnya. Ia masuk ke kamar Hyungjun tanpa mengetok pintu. "Dede.. bangun." Yunji menepuk pipi Hyungjun pelan.

Mata Hyungjun terbuka perlahan. Tak ada sepatah kata pun yang keluar dari bibir kecilnya. Ia hanya mengedipkan matanya berkali-kali, mencoba fokus dengan objek didepannya.

"Buru mandi. Kakak mau berangkat pagi. Gak bareng temen-temen kakak. Bareng kamu aja sama temen-temen kamu ya dek." Yunji pergi dari kamar Hyungjun menuju dapur.

"Abang mau dibantuin ga?" Tawar Yunji. Yoyo menggeleng cepat. "Gausa. Abang gamau makan racun." Candanya.

Yunji tertawa pelan. Ia pun beranjak dari dapur ke ruang keluarga. Menonton tv sambil menunggu adiknya mandi dan abangnya masak.

Pukul 06:15 Yunji sudah berangkat berdua dengan adiknya. Menggunakan sepeda masing-masing, mereka berceloteh ringan dijalanan. Meninggalkan teman-teman mereka yang dipastikan belum ada yang siap berangkat sepagi ini.

Canggung°^° |Ham Wonjin| [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang