14

17.5K 2.4K 256
                                    

-New Version

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-New Version














"Sial sial sial. Seharusnya aku tidak tidur tadi!" Arion merutuki kebodohannya sekarang, bagaimana mungkin ia bisa tidur didalam misi menyelamatkan Jungkooknya. Dan sekarang ia harus rela membuang waktunya berjam- jam hanya untuk mengelilingi rumah ini. Mencari jalan untuk masuk ke dalam rumah besar ini.

"Aku harus masuk lewat mana ini?!" Ucap Arion yang kini tengah berada di depan pintu utama rumah tersebut.

Sedangkan keadaan di dalam rumah sekarang, tiga manusia dengan beda gender tengah asik menikmati waktu santai mereka ditemani minuman keras serta rokok di masing-masing bilah bibir mereka.

"Tuan pasti sedang bersenang-senang sekarang." Ucap salah satunya yang bernama Hanbin, sambil menyesap rokoknya dalam lalu menghembuskannya tepat di depan wajah wanita yang kini tengah bersandar mesra di pundaknya.

Jongin tertawa pelan "Pria manis tadi hampir membuatku hilang akal, sial menggoda sekali jalang kecil itu."

Si wanita tertawa pelan "Bicaramu tolong dijaga, jika tuan tau kelar hidupmu Kim Jongin." Ledek seorang wanita satu-satunya disana.

"Yang jelas aku masih bisa menahannya tadi untuk tidak menghancurkan lubangnya. Walau penisku masih tegang dibuatnya. Ingin membantuku?"

"Hey, dia bersamaku malam ini!" Celetuk Hanbin membuat Jongin mendesah kecewa.

"Benarkan baby?" Tanya Hanbin menatap wajah cantik wanitanya, lalu mengecup singkat bibir merah milik wanita tersebut.

"Ya"

Setelah itu Hanbin bangkit dari duduknya, mengangkat tubuh wanita tersebut ala koala dan disambut dengan si wanita yang memeluk leher Hanbin manja. Lalu mereka beranjak dari sana meninggalkan Jongin sendiri yang dikabuti oleh hawa nafsu.

"Sial, lebih baik aku pergi saja dari sini daripada disuruh menjaga dua pasang manusia yang tengah melakukan seks." Ucapnya frustasi, lalu ia menghisap rokoknya dalam-dalam, dihembuskan bebas ke udara dan setelahnya ia beranjak dari sana menuju ke luar rumah.

Saat merasa pintu akan dibuka, Arion dengan cepat berusaha bersembunyi dibalik sebuah pot bunga disana. Untung saja pot bunganya cukup besar untuk menutupi tubuh mungilnya.

Sedangkan Jongin, ia memang tidak sadar atas keberadaan Arion. Jadi dengan langkah santai ia berjalan menuju parkiran dan berlalu dari kediaman tersebut.

Ini kesempatan Arion untuk masuk, dan benar saja tanpa ada rasa takut sedikitpun bocah tersebut langsung masuk kedalam sana. Matanya mencoba menelisik keadaan disana, sangat sepi rupanya.

"Sekarang aku harus kemana? Tuhan bantu aku."

Entah dorongan dari mana, kaki kecil Arion berlari cepat menuju anak tangga. Dia terus berlari hingga sampai pada sebuah lorong tepatnya didepan ruangan berpintu jati yang berukuran sangat besar disana.







;

"L-lepas! Mft."

"stt, berhenti berteriak sayang. Simpan suaramu untukku nanti."

Jungkook total kalah, pria yang tengah menindihnya sekarang ini begitu kuat. Tangan besarnya membekap mulut Jungkook dan tangan satunya lagi mengunci pergelangan tangan di atas kepala si manis hingga tubuh Jungkook total terkunci.

Memberontak pun percuma, tenaga pria ini jauh lebih besar dibandingkan dengan tenaganya yang memang masih sangat lemas akibat efek bius tadi.

"Hey, berhenti memberontak sayang. Kau aman bersamaku disini." Ucanya seduktif, membuat tubuh Jungkook total meremang dibuatnya.

"Siapa pria ini, yatuhan tolong bantu aku." Batin Jungkook berteriak.

Pria tersebut melepas bekapan tangannya pada mulut Jungkook, lalu melepas dasi hitam yang masih melingkar di lehernya, dilanjutkan dengan mengikat tangan mungil Jungkook pada kepala ranjang dengan kuat hingga suara ringisan muncul dari bilah bibir si manis.

"Akhhh, siapa Anda?! Lepaskan aku sekarang!" Kesal Jungkook menatap pria tersebut yang kini mulai menuruni ranjang lantas berdiri angkuh di depannya.

"Jungkookie melupakanku hm?" Pria tersebut tertawa pelan, sambil membuka satu persatu kancing kemejanya hingga sekarang ia total setengah telanjang.

Jungkook mulai membrontak ketika melihat pria itu mulai mendekatinya. "Lepaskan aku, kumohon! Aku tidak tau apa salaku! Siapapun tolong aku!"

"Hey, Kau tidak bersalah disini sayang."

"Jangan mendekat!"

Pria dengan telinga lebar itu mengabaikan teriakan Jungkook, dan ia malah melanjutkan bicaranya.

"Ah iya, salahmu disini karena membuatku jatuh cinta hingga segila ini sayang. " Ucapnya bangga sambil mencuri satu kecupan pada sudut bibir Jungkook. Itu terjadi sangat cepat, hingga Jungkook tidak sempat menghindarinya.

"JANGAN MENYENTUHKU SIALAN!" Jungkook berteriak kesal di depan pria tersebut, harga dirinya merasa direndahkan begitu saja. Bagaimanapun juga Jungkook itu seorang pria dan tidak pantas diperlakukan seperti ini.

"Jangan marah-marah sayang, kau tambah manis jadinya." Goda pria itu lagi kali ini dengan mencolek dagu Jungkook yang langsung dihindari cepat oleh mpunya.

"Katakan siapa anda hah? Apa maksud dan tujuan anda melakukan ini padaku?!"

Pria tersebut lantas berdiri, berjalan menjauh dari ranjang menuju jendela yang memperlihatkan keindahan taman dan langit penuh bintang disana.

"Ternyata kau benar-benar melupakanku Jungkook."

Jungkook mengerutkan alisnya bingung, karena memang ia tidak mengenal pria asing ini. Sungguh ia tidak mengenalnya!

"Aku tidak mengenal anda, jadi tolong lepaskan saya!" Jawab Jungkook sarkas.

"Bahkan aku masih ingat. Kau sangat marah ketika aku mencuri ciuman pertamamu dulu."

Dan detik itu pula Jungkook total menegang, bayangan dimana pria culun di sekolahnya dulu mencuri ciuman pertamanya kembali berputar.

Pria dengan kaca mata bulatnya yang begitu besar dan dengan terang-terangan mengatakan jika ia mencintai dirinya dulu kembali berputar di otaknya. Apa mungkin ini orangnya? Tidak mungkin!

Dulu dia itu sangat culun, kurus dan tidak terawat. Sedangkan sekarang lihatlah, mana mungkin ia bisa berubah begitu cepat menjadi pria tampan, dengan postur tubuh yang begitu tegap serta otot -otot kekar yang tercetak jelas di lengan dan perutnya. Jungkook tidak percaya ini.

"Ti-tidak, Kau tidak mungkin." Tiba -tiba lidahnya kelu, tidak sanggup sekedar mengeluarkan kata-kata ketika pria tersebut berbalik dan menampilkan senyuman khasnya, dan detik itu pula jungkook sadar jika pria ini memang benar;









"Pa-park Chanyeol? "

















































-TBC

D R A M A banget yalord :)






















Baby Breath│Kth.JjkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang