Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
-
New Version
Taehyung merasa sedikit aneh sekaligus bahagia atas tingkah putra semata wayangnya ini, pasalnya sejak pulang dari sekolah tadi Arion terus saja membawa komik yang katanya dibelikan oleh guru barunya itu sambil tersenyum tidak jelas.
Selain itu pertanyaan yang Taehyung ajukan pun dijawab baik oleh anaknya, tidak seperti biasanya yang akan dijawab dingin namun kali ini sedikit melunak.
“Ternyata guru itu memberi pengaruh besar pada Arion.” Batin Taehyung.
Kali ini pasangan Ayah dan anak ini tengah menikmati makan malamnya dalam diam, tidak ada yang bersuara sama sekali, hanya suara dentingan sendok dan piring lah yang mengisi ruang makan tersebut.
“Rion ingin menambah lauknya?” Ucap Taehyung mencoba memecah keheningan.
“Tidak perlu.” Jawab Arion, lalu kembali melanjutkan makannya dengan cepat.
“Pelan-pelan Rion, kau bisa tersedak nanti.” Tegur Taehyung ketika melihat anaknya yang melahap makanannya dengan cepat dan rakus.
Namun sedikit pun perkataan Taehyung tidak dihiraukan sama sekali oleh Putranya.
“Ahyah, Aammilkan minumnya.” Mulutnya masih penuh, sehingga apa yang di ucap Arion menjadi tidak jelas. Namun ucapannya masih bisa ditangkap oleh Taehyung.
“Astaga anak ini, ini— Pelan-pelan minumnya.”
Arion meneguk minumnya cepat, padahal baru saja diingatkan untuk pelan-pelan tapi tidak diindahkan sedikitpun, bukan Arion namanya kalau tidak keras kepala. Ehe!
Taehyung merasa ada sesuatu yang aneh pada putranya ini, entah apa itu Taehyung juga tidak tau.
“Sudah selesai, Ayah bisa aku pinjam ponselmu?”
“Ya?”
“Boleh pinjam ponselnya?” Ulangnya lagi.
“Untuk?”
“Untuk membuat sesuatu.”
;
“Astaga, aromanya harum sekali.” Jungkook berjalan menuju meja makannya sambil membawa nampan berisi banyak cookies di tangannya yang baru saja ia keluarkan dari oven.
“Aku membuatnya terlalu banyak, lebih baik aku masukkan ke dalam toples sebagian dan membagikannya di sekolah besok.” Monolognya lagi.
Baru saja ia akan mengambil sebuah toples di rak dapur tiba-tiba ponselnya berbunyi;
Ting!
Tanda satu pesan telah masuk, lalu ia mengurungkan niatnya untuk mengambil toples dan mengecek ponselnya yang tergeletak di atas meja makan.