29

4.4K 647 62
                                    

Kerlap-kerlip lampu perkotaan di larut malam menjadi teman Taehyung dalam menghabiskan secangkir kopi hitam tanpa gula. Pahitnya seakan menggambarkan perasaan pria itu saat ini.

"huft..."

Terlihat kepulan asap saat napasnya berembus ke udara. Hidung bangirnya memerah tanda hawa musim dingin memang tidak main-main untuk malam ini. Meski merasa telapak tangannya yang kosong sudah mulai keram karena kedinginan Taehyung sama sekali tidak berniat untuk meninggalkan balkon kamarnya. Ia menikmati dinginnya malam dengan pikiran yang berkecamuk, memikirkan seorang perempuan yang berhasil memporak-porandakan hatinya.

Taehyung ingat perkataan perempuan itu beberapa jam yang lalu. Eunha begitu pandai mengendalikan ekspresinya, bahkan disaat ia berbohong sekalipun raut wajah Eunha masih terlihat biasa saja. Taehyung hampir saja percaya dengan perkataan wanita itu, tapi mengingat kejadian di kedai malam itu membuat Taehyung tahu kalau Eunha berbohong. Terekam jelas malam itu Eunha bergandengan tangan Profesor Jeon, perbincangan mereka diiringi senyum lebar dari Eunha.

Taehyung kembali menyesap kopi panasnya, membiarkan cairan hitam itu menembus tenggorokan dan aroma robustanya menenangkan pikirannya.

"Hei!"

Suara yang tiba-tiba terdengar itu membuat Taehyung terkejut setengah mati. Hampir saja ia menyemburkan kopi yang masih tersimpan dalam mulutnya. Taehyung menoleh ke belakangnya dan menemukan Yerin tengah berdiri dengan bersedekap.

Taehyung menelan paksa kopi di mulutnya dan menyimpan gelas kopi yang ia pegang ke meja dekatnya berdiri.

"Kau membuatku terkejut!"

Yerin hanya menampilkan cengirannya yang khas, tidak peduli dengan kekesalan Taehyung. Jangan lupa kalau membuat Taehyung kesal merupakan salah satu hobinya.

"Kenapa kau kemari?" tanya Taehyung.

Yerin memandang sahabatnya dengan menantang, "Kenapa memangnya?"

Taehyung menghela napasnya, sifat menyebalkan memang sudah melekat dalam diri gadis ini. Taehyung bingung sebenarnya apa kesalahannya di kehidupan sebelumnya sampai ia harus tumbuh bersama gadis semenyebalkan Yerin.

"Pulang sana!"

"Kau siapa, berani mengusirku?"

"Aku yang punya rumah, kalau kau lupa."

"Memangnya kenapa kalau kau yang punya rumah?"

Taehyung memilih tidak meladeni gadis itu. Jung Yerin adalah tipe orang yang semakin diladeni maka dia akan semakin menyebalkan. Laki-laki itu kembali menatap ke depan dengan kedua sikunya bertumpu pada pembatas balkon.

"Huek... Apa ini?! Kenapa pahit sekali?"

Pekikan Yerin membuat Taehyung menoleh ke belakang dan menemukan Yerin tengah mengibaskan tangannya ke arah mulutnya dengan lidah yang menjulur keluar.

"Kau tidak punya gula, huh? Kenapa membuat kopi sepahit itu?!" oceh Yerin.

Taehyung hanya bisa mengatur napasnya agar emosinya tidak memuncak karena seorang pengacau seperti Yerin.

"Yang namanya kopi hitam memang pahit. Sudah, lebih baik kau pulang dan tidur! Ini sudah tengah malam."

Yerin hanya mendengus kesal menatap pria yang kembali membelakanginya ini. Tapi gadis itu sama sekali tidak ada niat untuk meninggalkan rumah Taehyung, buktinya ia masih bergeming di tempatnya.

Lambat laun tatapan kesal Yerin berubah, ia malah menatap Taehyung dengan sendu. Dengan langkah pelannya ia mendekati Taehyung dan berdiri di sebelah laki-laki yang masih banyak pikiran itu.

My Psycho ProfessorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang