Lantunan lagu menggema di penjuru ruangan gereja tua ini. Para biarawati yang berparas cantik-cantik itu terlihat berbaris di depan mimbar menghadap para jemaat sambil menyanyikan lantunan lagu pujian untuk Tuhan.
Eunha yang tergabung diantara para jemaat hanya menatap lurus ke depan. Ia tidak melamun, melainkan berpikir. Sebenarnya sudah lama ia ingin menginjakkan kakinya di tempat suci ini, sejak pertama kali ia percaya tentang apa yang Taehyung beritahu padanya. Mungkin saja dengan mengunjungi tempat ini rasa penasaran dan rasa ragu yang masih Eunha rasakan bisa hilang dan ia benar-benar percaya dengan keberadaan Tuhan.
Taehyung yang memejamkan matanya kini membuka matanya sedikit, mengintip Eunha yang duduk termenung di sebelahnya.
"Kau kenapa?" tanya Taehyung pelan.
Eunha menoleh, "tidak."
"Setelah ini aku akan mengajakmu bertemu dengan Pak Pendeta. Kau mau, kan?" tanya Taehyung.
Eunha hanya mengangguk kemudian kembali menatap ke depan. Sedangkan Taehyung menutup matanya lagi, menghayati lagu yang dibawakan oleh para biarawati.
****
"Selamat siang, Pak Pendeta..." sapa Taehyung.
Pria paruh baya itu tersenyum hangat, "Selamat siang juga, Taehyung." balasnya, ia melirik ke sebelah Taehyung. Menatap Eunha yang tengah berdiri dan menatapnya, "siapa gadis ini, Taehyung? Apa dia kekasihmu?"
"Ah... Bukan, Pak Pendeta. Dia temanku, namanya Eunha, Jung Eunha." ucap Taehyung dengan sedikit gugup.
Eunha menatap pendeta itu kemudian membungkuk hormat.
"Oh seperti itu... Oh ya, dimana Yerin, Taehyung?"
Taehyung menghela nafas kesal, "dia tidak mau datang. Katanya bantalnya lebih penting dari pada Tuhannya."
Pendeta itu hanya tertawa, "Anak itu memang pemalas sekali. Coba saja dia rajin, mungkin aku akan menjadikannya salah satu Biarawati disini, bagaimana Suster Im?"
Suster Im yang sedari tadi diam di dekat meja Pendeta itu menoleh kemudian tersenyum, "Saya senang kalau Yerin mau menjadi Biarawati disini." katanya sopan.
"Aku sarankan sebaiknya jangan, Pak. Dia itu pemalas, pemarah, susah diatur dan tentunya suka bangun siang. Menjadikannya biarawati disini sama dengan anda memelihara setan disini." kata Taehyung terang-terangan.
Ucapannya mengundang gelak tawa dari Pendeta dan Suster Im. Sedangkan Eunha hanya terdiam, tanpa ada niat mencampuri obrolan mereka.
"Aku yakin Yerin akan menelanmu hidup-hidup kalau tahu kau bilang seperti itu..."
"Makanya tolong jangan beritahu dia, Suster Im." sahut Taehyung.
Suster Im kembali tertawa, "Baiklah. Ini rahasia kita semua."
"Oh ya, kau belum bilang tujuanmu dengan temanmu ini datang kemari..." ucap Pak Pendeta.
"Ahh... Itu, ada sesuatu yang ingin temanku pelajari." kata Taehyung sambil melirik Eunha sekilas.
"Apa itu?"
Taehyung melirik Eunha lagi, "Dia akan mengatakannya sendiri..."
-oOoOo-
"Sudah lama? Maafkan aku, ada sedikit masalah yang harus ku selesaikan tadi."
Perempuan berparas cantik itu menggeleng sambil menunjukkan senyum terbaiknya, "Tidak apa-apa, Jungkook-ssi. Aku juga baru tiba."
Jungkook menyunggingkan senyumannya kemudian duduk di kursi berhadapan dengan wanita itu.
"Kau belum memesan makanan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Psycho Professor
Fanfiction[END] (WARN! 18+) Jung Eunha, seorang mahasiswa tingkat akhir yang pendiam dan tertutup tidak pernah membayangkan kalau ia menjadi target dari Profesornya yang ternyata seorang psikopat berdarah dingin. Start : November 2018 Finish: Maret 2020 NB: I...