Episode 49

551 57 0
                                    

"Bertahan sedikit lagi, semuanya! Kita akan segera menghabisi biang kerok ini." Elios memberitahu melalui telepati.

"AKAN KUHABISI KALIAN SEMUA!!" Panglima Keenam yang berhasil memasuki tahap Supernova menjadi gila, tak terkontrol lagi. Petir menyambar dari tubuhnya berkali-kali, lebih besar dan mematikan dibanding sebelumnya. Suasana semakin tegang di atas Padang Pasir. Para Pohampto hanya bisa menonton pertunjukan luar biasa itu puluhan meter di bawah sana.

"Aku tidak tahu, kawan, tapi aku rasa Panglima Keenam akan kalah," gumam salah satunya yang tersenyum kecil di tengah-tengah kaumnya.

"Kau gila, hah?" temannya berseru marah, tapi dicegat lagi oleh Pohampto lain. "Masuk akal jika Panglima Keenam kalah. Dia melawan legenda berabad-abad di dunia paralel yang sudah bebas dari penjara."

Sisa pasukan lain hanya diam, tetap menatap ke atas memperhatikan.

***

"Keren! Golem ini cukup kuat untuk pemula seperti kita," sahut Zandar sembari mengirimkan serangan batu-batu raksasa di sampingku. Sedangkan aku menambah kecepatan kami semua dengan elemen angin. Seranganku tidak cukup mempan melawan petir dan bola cahaya pria menyebalkan itu.

"Ya, tapi tetap aku penasaran kenapa kita bisa membuat golem dari elemen? Sejak awal pertanyaan itu ada di kepalaku,"

Aku mengirim lagi angin puting beliung untuk menjauhkan puluhan, mungkin ratusan bola cahaya ke arah lain. Saat sampai di pojok ruang energi, bola-bola itu meledak, membuat kubus itu sedikit bergetar.

"Secara garis besar, kita bisa membuat golem karena kekuatan kinetik kita masing-masing. Menggabungkan dua elemen yang berbeda misalnya, seperti golem milikmu dan tuan Lucius,"

"Heh, masuk akal," Aku segera terbang di atas Zandar, memasang tameng dari petir yang besar sekali. Tamengku retak dalam sekali pukul.

"Afya! Zandar! Segera berkumpul!" Elios berteriak di dasar ruangan, wajahnya terlihat girang.

"Baik!" Kami menjawab cepat, segera berteleportasi kembali ke tempat semula.

"Aku dan Elios sudah mengumpulkan tenaga yang cukup untuk memindahkan kita bersama tameng ini dengan air. Tapi kalian harus menjadi titik penerima kami di dua sudut yang tersisa,"

"Titik penerima?" Zandar bertanya.

"Ya, kalian harus menggunakan teknik teleportasi masing-masing di saat bersamaan dengan kami agar bisa menambah kecepatan!"

"Baiklah, tidak perlu berlama-lama lagi," aku segera berteleportasi di sudut bawah ruangan kubus itu, sedangkan Zandar di atas.

Miss Anna dan Elios berkonsentrasi, fisik mereka terlihat seperti memasuki tahap Supernova.

SPLASH!

Cahaya menyilaukan terpancar dari keduanya, dan lima detik kemudian kubus energi itu telah berpindah.

"I-ini serius? Kita pindah di sini?" Aku menganga, menatap tidak percaya.

"Yes!" sahut Elios. "Kita ada tepat di dasar Air Terjun Laoki!"

Tepat saat itu, Lucius tiba-tiba terkena serangan Panglima Keenam, membuat tubuh golemnya hancur.

"Kakek!" Aku segera berteleportasi, menahan petir mematikan yang nyaris menyambar Lucius. Tubuh golemku langsung hancur, dan menghilang.

"Akh...," Lucius merintih sakit. Aku segera menyambarnya, dan kembali ke tempat Elios.

"Kakek tidak apa-apa?" tanyaku khawatir, mulai menyembuhkan luka goresan di perutnya. Tapi itu tidak terlalu lama. Sepertinya regenerasi tubuhnya cukup cepat, membuat lukanya hilang dalam waktu sepuluh detik saja.

"Hanya luka kecil, matahari," Ia tertawa kecil, dan segera bangkit. "Tapi kita sudah berhasil mengulur waktu, bukan?"

Aku berbaring di lantai kubus, diikuti Lucius dan Zandar. "Yeah, kita berhasil."

"Mengulur waktu untuk Lani masuk ke tahap Supernova."

Benar saja, Lani yang sejak tadi bersemedi di dekat Elios dan Miss Anna seketika aura kekuatannya membesar.

Matanya terbuka, bercahaya biru. Ia berdiri, melakukan gerakan-gerakan yang sangat rumit. Seketika, lantai bergetar. Panglima Keenam yang masih berada dalam tahap Supernova bersiap untuk kembali menyerang, seketika terdiam.

Akar-akar besar dan tebal muncul dari dasar danau, menembus dinding energi kubus itu dengan mudah. Di saat bersamaan, muncul tameng yang terbuat dari air di depanku, membungkus kami semua.

"SEJAK KAPAN GADIS ITU MASUK DALAM TAHAP SUPERNOVA?!" Panglima Keenam terdengar marah. Tiba-tiba, ribuan kelelawar muncul di sekitarnya, kembali menjadi tameng hidup.

"Aku siap, Afya, Zandar!" teriak Lani, mempersiapkan senjatanya—akar-akar belukar besar dari dalam tanah.

"Kapanpun kau mulai, La," Aku mendekat, kuda-kudaku sudah kembali sempurna, begitu juga Zandar.

"Kalian tidak melupakan kami, heh?" Elios, Miss Anna dan Lucius sudah pulih lagi, kekuatan mereka terasa sangat besar.

"SERANG!"
***
Please support me by vote and follow! {^~^}

TMA Series 1: TANAH ✔️ [SELESAI, TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang