"Seo, kemarilah."
Eunseo menoleh ke arah Seola yang merebahkan diri di kasurnya."Ada apa eonnie?" Tanya Eunseo menghampiri Seola dan merebahkan tubuhnya di sisi kasur yang lain.
"Aku merindukanmu."
Seola begitu saja memeluk Eunseo. Melingkarkan tanganya ke pinggang Eunseo."Hish, ngomong apa sih, bikin merinding tau."
"Di pikir hantu. Sini peluk." Seola menarik tangan Eunseo dan meletakkanya di perutnya.
Eunseo menurut saja. Dia tau, jika Seola bersikap manja seperti ini pasti ada hal yang mengganggu pikiranya. Dia juga tak mau bertanya kecuali Seola dengan senang hati bercerita.
Eunseo merentangkan tangan dan menarik Seola lebih dekat. Meletakkan kepala kakak kesayangan di tanganya. Memeluknya lebih erat. Hanya itu yang Seola butuhkan sekarang.
"Jangan tinggalin gue." Eunseo menunduk memperhatikan Seola yang juga melihatnya. Dia tersenyum dan mempererat pelukanya.
"Gak akan." Hanya itu yang di ucapkan Eunseo, namun cukup membuat Seola merasa lebih baik. Mereka berdua hanya saling diam hingga terlelap.
"Seo, lo-" Bona seketika berhenti. Melihat dua mahluk Tuhan yang tidur berpelukan dengan mesranya.
Ah, kenapa tiba-tiba dadanya begitu sesak? Ada apa dengan dirinya? Dia segera beranjak pergi dari kamar Eunseo. Ada rasa kecewa melihat apa yang terjadi barusan. Dia harus segera pergi dari tempat ini.
"Ada apa eonnie?"
Yeoreum yang baru keluar kamar mandi heran melihat wajah Bona merah padam.
Bona tersenyum kecut ke arah Yeoreum dan berlari ke balkon.
"Aneh. Ada apa denganya? Apa eonnie sakit?" Gumam Yeoreum yang masih memperhatikan Bona. Dia tidak menghampiri Bona tapi justru masuk ke kamar Eunseo.
"Eonnie, bangun"
Seola yang mendengar suara Yeoreum menyipitkan mata."Ada apa?" Tanya Seola pelan sambil melirik ke arah Eunseo yang masih tidur dengan nyenyaknya.
"Tidak, tadi aku melihat Bona eonnie kelihatanya dia sakit." Jawab Yeoreum sepelan mungkin tapi masih bisa di dengar Seola.
"Lalu?"
"Bona eonnie kelihatanya dari kamar eonnie, wajahnya merah mungkin dia sakit dan perlu bantuan Eunseo eonnie. Bukankah akhir-akhir ini mereka dekat." Terang Yeoreum.
Seola hanya mengangguk dan memasang wajah datarnya."Temani dia dulu. Eunseo masih tidur." Yeoreum segera bangkit dari duduknya. Sementara Seola melanjutkan tidurnya di samping Eunseo hingga menjelang sore.
"Makanlah." Eunseo menyodorkan sepiring teobbokki yang di belinya ke arah Bona.
"Aku tidak lapar." Eunseo mengernyit heran. Tidak biasanya Bona menolak teobbokki kesukaanya. Dia juga tak ingin membujuk Bona karena itu tak akan ada gunanya. Bona orang yang keras kepala.
"Kalau begitu kita habiskan eunnie." Exy meraih teobokkie yang tadi di berikan Eunseo untuk Bona dengan senang hati.
"Ah, siap." Kini Eunseo memakan teobbokki bersama Exy dan Seola sambil bercanda. Mengacuhkan Bona yang melirik tajam ke arah mereka sebelum bangkit meninggalkan ruang makan dan di susul Yeoreum.
Entah kenapa setiap mengingat kejadian di kamar Eunseo moodnya berantakan. Bahkan seharian ini dia belum menyentuh makanan sekalipun. Rasa laparnya menguap hingga ke kutub utara di bawa pinguin jalan-jalan sore.
Bona sendiri tidak tau apa yang terjadi pada dirinya. Bukankah hal biasa setiap member tidur berpelukan begitu. Tapi rasanya saat melihat Eunseo dan Seola tadi dadanya begitu sakit.
Dan lebih menyebalkan lagi saat Eunseo mengacuhkanya. Bahkan waktu makan malam tadi Eunseo tak membujuknya makan. Ah, Eunseo memang bukan orang yang peka. Tak ada gunanya mengharapkan gadis gesrek itu berbuat lebih.
"Eunnie dari pada guling-guling gak jelas mending ikut pesta. Seharian aneh banget deh, eunnie sakit?"
Bona menghela nafas berat, mengibaskan tanganya ke udara menyuruh Yeoreum pergi."Aku tak apa. Keluarlah, aku butuh privasy."
Yeoreum menggerutu mendapat perlakuan Bona. Menuju ke ruang tamu dimana member lain berkumpul.
"Ada apa little girl? Kenapa mulutmu seperti ikan arwana begitu" Dayoung cekiki'an mendengar perkata'an Eunseo yang akhirnya mendapat tabokan Yeoreum.
"Bona eunnie mengusirku. Aku kan hanya ingin menemani." Ucap Yeoreum sembari menyenderkan kepalanya ke bahu Eunseo.
"Mungkin dia butuh hibernasi seperti beruang kutub,biarkan saja."
"Seo, jika dia mendengar ucapanmu kau akan jadi santapan makan malamnya."
Sontak semua member tertawa, apalagi tangan Soobin mencakar wajah Eunseo dan menggigit lenganya."Kelihatanya sebelum dia memakanku, aku habis di cabik-cabik olehmu." Soobin tertawa puas namun detik selanjutnya tawanya hilang karena mulutnya di jejeli kaos kaki bekas oleh Eunseo.
Suasana di dorm sangat ramai. Para member hanya tertawa melihat adegan jambak menjambak Eunseo dan Soobin. Sesekali Dawon dan Yeonjung melerai tapi justru kena cakar.
Exy selaku leader justru tertawa ngakak sambil tepuk tangan. Tak ada niatan sedikitpun untuk melerai. Sementara Luda, yeoreum, Dayoung berjoget touch my body milik Sistar yang di centilkan sambil meneriaki Eunseo memberi semangat.
Di sudut yang lain Seola justru menatap para member dengan senyum yang tak bisa di tahan sambil memakan roti isi di temani sebotol cola. Seakan sedang di dalam gedung bioskop, membuatnya lupa akan masalah yang menganngunya seminggu ini.
"Sudah eonnie, aku lelah." Ucap Eunseo tersengal-sengal.
Soobin tak menjawab, dia secepat kilat menyambar botol minuman dan menegak isinya hingga kosong. Eunseo yang melihatnya cemberut menahan haus.
"Ini, lihat kalian seperti ikan cupang yang di adu."
Eunseo meraih minuman yang di berikan Seola. Dia dan Soobin hanya nyengir kuda mendengar omelan si kakak tertua."Benar, dengarkan kata eunnie mu itu."
"Exy eunnie, kelihatanya justru kau yang paling menikmati. Kau bahkan tertawa hingga menangis."
"Mana mungkin aku menyianyiakan tontonan gratis."
"Eunnie tadi bahkan sampai guling-guling saking menikmati."
"Harusnya tadi eunnie melerai, bukanya tertawa seperti itu."
"Kenapa harus aku?"
"Eunnie kan leader."
"Iya eunnie, yang Dayoung bilang benar. Harusnya eunnie tadi melerai."
"Iya benar."
"Pojokan saja aku. Semua aku yang salah."
"Memang iya."
Sekarang justru Exy, Dayoung,dan Yeunjung adu mulut. Selalu saja begitu. Dia selalu saja di salahkan oleh para member setiap ada kesempatan. Padahal meskipun dileraipun tak akan ada yang menggubrisnya. Kecuali kalau Exy sudah mengeluarkan taring dan ekornya macam devil.
Eunseo yang capek mendengar ocehan mereka ngacir ke pantry. Perutnya lapar ingin segera di isi. Rasanya beberapa hari ini dia sering merasa lapar meski habis makan.
Belum sampai pantry dia dikejutkan suara klakson. Kelihatanya mobil sport hitam itu berhenti di depan dorm sedang menunggu seseorang.
Karna penasaran Eunseo menuju balkon. Mencari tau siapa orang yang di tunggu si pemilik mobil.
Tak lama seseorang muncul dari balik pintu.Dapat di lihat dengan jelas bagaimana wajah si empunya mobil. Tentu saja wajahnya sekeren mobil yang di naiki.
Badan yang atletis itu di balut dengan t-shirt silver ketat yang mencetak otot perutnya. Di padu dengan celana jeans hitam selutut. Di tangan kirinya memegang jaket hoodie hitam.
Meski pakaianya biasa saja tetap saja terlihat keren. Apalagi wajah tampan dengan lesung pipit itu. Membuat Eunseo cukup terpana.
"Siapa yang di tunggu lelaki itu?" Gumam Eunseo yang mematung di pinggir pagar balkon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just For You Eunbo
Fanfiction"Kau gila?" "Kenapa? Kau takut jatuh cinta denganku?" "Tidak ada yang akan mencintai orang payah sepertimu"