Eunseo pov
Ku buka pintu bercat putih di depanku hawa dingin langsung menusuk tulang belulang membuatku begidik.
Rasanya ingin segera lari dari sini meski baru dua langkah kumasukkan kaki keruangan bernuansa klasik moderen. Tatapan tajam yang di berikan seketika membuat bulu kuduk merinding.
Ada kilatan amarah di manik mata lelaki paruh baya di depanku membuat nyaliku ciut bahkan bisa kurasakan kedua kakiku lemas.
Aku hanya diam mematung lidahku terasa kelu hanya untuk sekedar menyapa. Siapapun akan kehilangan keberanian jika di tatap setajam dan sedingin ini.
"Benar orang di foto itu kamu?" tanyanya penuh amarah. Sajangnim berjalan dengan mata yang tak lepas memandangku. Selama beberapa tahun belum pernah mendapatkan tatapan semenakutkan ini.
"Iya." jawabku pelan tak berani memandangnya.
"Sudah berapa kali ku bilang jangan pernah keluar tanpa izin. Lihat apa akibat ulahmu itu ha?" katanya setengah berteriak Sajangnim berjalan kearahku memberikanku benda elektronik berbentuk segi empat.
Tak percaya dengan apa yang baru saja ku baca ku pandangi Kim Sajangnim yang mengacak rambutnya frustasi duduk di belakang meja kerjanya.
"Son Juyeon, aku memilihmu karna menurutku kau memiliki bakat tapi apa yang ku dapatkan sekarang justru membuatku menyesal. Aku tak ingin membesarkan agensiku dengan gosip murahan. Jadi berhentilah bertindak bodoh." Suaranya begitu berat menahan marah, aku tau beliau sangat terpukul.
Sama halnya dengan Kim Sajangnim aku juga terkejut dengan pemberiataan media. Bisa-bisanya mereka membuat berita murahan, apa otak mereka tidak berfikir jika karir seseorang bisa hancur karnanya?
Ku pandangi sekali lagi layar smartphone yang kucengkeram erat menahan amarah. Bagaimanapun aku masih memiliki harga diri sebagai wanita, sungguh apa yang mereka katakan sangat menyakitkan.
Kalian pasti akan sangat setuju jika aku menenggelamkan si pembuat berita gila dan memasungnya di dasar laut. Oh, ingatkan aku jika nanti berhasil menangkap manusia sepicik ini.
"Demi populeritas seorang anggota girlgrup menggoda dua member boygrup yang tengah naik daun."
Begitulah judul pemberitaan di salah satu media dengan foto saat Jeon Jungkook tak sengaja menciumku dan satunya aku sedang berpelukan dengan Sehun member EXO yang sangat populer.
"Sajangnim aku bisa menjelaskan semuanya." kataku.
Kim Sajangnim menatapku dengan tatapan yang sulit di artikan, membuat rasa bersalahku semakin dalam. Andai aku mengikuti semua peraturan yang ada kejadian ini pasti tak akan terjadi. Penyesalan selalu datang terlambat.
Kuremas ujung kemeja mencoba mengumpulkan kekuatan untuk menjelaskan kebenaranya. Meski saat ini aku masih sangat terpukul.
Sekarang aku tau kenapa pihak agensi selalu melarang kami keluar kecuali saat ada jadwal show atau memang saat hari bebas itupun kami harus memakai pakaian agar tak mudah di kenali dan harus di temani.
Aku merutuki diriku sendiri yang ceroboh saat menyeberang jalan sepulang dari apotik membeli obat luka untuk Bona eunnie. Hampir saja aku terlindas truk jika Sehun sunbaennim tidak menolongku tepat waktu.
Ya, seorang Sehun member EXO yang memiliki ribuan fans garis keras menolongku. Kami berdua tersungkur di pinggir trotoar dengan posisi berpelukan. Sialnya saat itu aku lupa memakai masker.
Aku tidak tau harus bersyukur atau menyesal telah di selamatkan orang sekeren Sehun sunbaennim. Di satu sisi bersyukur dia sudah menyelamatkan nyawaku kalau tidak mungkin sekarang aku tinggal nama. Di sisi lain karna foto kami saat berpelukan menyebar otomatis berita gila itu membuatku dan grupku tercemar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just For You Eunbo
Fanfiction"Kau gila?" "Kenapa? Kau takut jatuh cinta denganku?" "Tidak ada yang akan mencintai orang payah sepertimu"