Lamat-lamat terdengar suara pintu terbuka. Seketika rasanya bulu kuduk gue merinding. Berusaha mengabaikan tapi rasa penasaran jauh lebih besar.
Akhirnya dengan gugup melangkah keluar. Tak ada siapapun di ruangan yang biasa kami gunakan nonton tv. Tapi tunggu pintu balkon kebuka.
Segera gue melangkah menuju balkon, meski sebenarnya ada rasa takut. Tapi masih penasaran siapa yang tengah malam begini belum tidur.
Nafas gue langsung lega saat tau ternyata yang di balkon Bona eonnie.
"Bukanya tadi dia udah tidur?" batin gue dalam hati.Tadi sewaktu gue mapah Luda eonnie ke kamarnya sempat melirik ke kamar Bona eonnie. Dia tidur menghadap tembok. Kenapa sekarang di sin??
Bona eonnie masih menatap ke langit, memerhatikan bintang bersinar indah. Kayaknya dia belum sadar kalau gue sedari tadi ngeliatin dia di pintu.
"Kenapa gak tidur." Bona sedikit terkejut, menoleh sebentar ke arah gue sebelum akhirnya kembali menatap langit.
Rasanya sedikit kesel di cuekin kayak gitu. Tapi gak tau kenapa kaki ini justru mendekat dan alhirnya gue duduk di samping Bona.
Senyap...
Gak ada salah satu di antara kami memulai obrolan. Sebenarnya risih dengan keadaan seperti ini. Gue gak terbiasa di cuekin."Kenapa gak tidur?" Tanya gue akhirnya, memecah keheningan. Namun nihil gak ada jawaban.
Gue memutar bola mata kesal. Pengen ninggalin dia, tapi gak tega. Biasanya orang yang menyendiri kayak gini di tengah malam pasti banyak pikiran.
Tangan Bona mengusap lenganya. Mungkin kedinginan, apalagi dia cuman pakai kaos tipis lengan pendek sama hotpant.
Gak tega liat Bona yang kedinginan akhirnya gue copot jaket.
"Nie, pakai. Loe dingin kan." Gak ada tanggepan, akhirnya gue yang makein jaketnya."Gue gak butuh."
"Shit, diem. Entar lo masuk angin." Suara gue agak ngebentak dia.
Bona noleh ke gue, sedetik mata kami saling tatap sebelum dia menunduk. Entah, gue seakan ngrasa banyak kesedihan di matanya.
"Kalau mau liatin gue liat aja kali. Gak usah lirik-lirik gitu." Bona tersentak kaget, pipinya langsung merona.
"Ke GR an lo." gue tersenyum, setidaknya dia mau ngomong sama gue.
"Loe marah sama gue?" Tak ada jawaban,Bona cuman diem sambil mainin kuku jarinya.
"Gue ada salah sama lo?" Kembali tak ada jawaban. Gue menarik nafas panjang lalu bersila menghadap ke Bona eonnie. Fix, bocah ini emang marah.
Tangan gue terulur menyentuh dagu agar dia menatap gue.
"Gue minta maaf kalau gue ada salah sama loe." Dia cuman mendengus dan memalingkan wajahnya.
Hening.
Hampir setengah jam gak ada satupun dari kami yang membuka obrolan. Sumpah, demi upin ipin yang rambutnya gak tumbuh-tumbuh sebenernya gue udah boring banget. Tapi bodohnya gue tetep aja duduk nemenin dia."Gue cariin di sini rupanya." Terdengar suara Seola eonnie, tanganya bersedekap di dada.
"Ada apa?" Beranjak menghampiri roomete gue.
"Tadi pas gue bangun tempat tidur loe kosong. Loe bilang gak enak badan. Takutnya kenapa-napa." Gue tersenyum manis banget, yang manisnya bisa bikin diabetes sekali liat.
"Kok gue ngrasa ada yang perhatian banget ya?" Goda gue, yang di goda justru mencebik kesal sambil memutar bola matanya. Rasanya pengen ketawa.
"Bon, masuk deh. Dingin, lagian udah malem." Seola eonnie menoleh ke Bona eonnie yang memang dari tadi cuman diem.
"Ini juga mau masuk. Ngantuk." Bona eonnie beranjak dari duduknya menuju kamar.
"Loe gak mau tidur?" Tanya Seola eonnie yang mengagetkanku. Karna mulai tadi memperhatikan Bona eonnie.
"Gendong." Kataku manja pada Seola eonnie. Aku melingkarkan tanganku keleher Seola eonnie dan kami pergi tidur.
"Ngapain sih di luar? Obatnya udah loe minum, besok ada event lo."
"Udah kok tadi. Lagian gak papa kok, cuman mau flu doang." Kataku pada Seola eonnie yang kelihatan kawatir.
Ya, memeng beberapa hari ini kepalaku sering pusing. Mungkin kecape'an, karna jadwal yang lumayan padet.
Vote coment ya.... Kalau ada masukan boleh lo....
KAMU SEDANG MEMBACA
Just For You Eunbo
Fanfiction"Kau gila?" "Kenapa? Kau takut jatuh cinta denganku?" "Tidak ada yang akan mencintai orang payah sepertimu"