1.9

865 121 6
                                    

"Dari mana aja? Kok baru pulang?" Tanya Bunda Mashiho yang dari tadi udah nunggu di depan pintu.

"Hehe, maaf deh. Tadi Mashi diajak dulu ke taman hiburan gitu"

"Yaudah gapapa, Bunda mau pergi dulu ya"

"Loh kok malem malem?"
"Hmm, ada deh ya. Yaudah bunda pergi dulu"

Cup.

Bunda Mashiho mengecup kening Mashiho lalu pergi naik mobilnya.

"Titip Mashi ya Jihoon. Kalau mau nginep nginep aja"

Jihoon cuma senyum lalu membungkukkan badannya.

"Hoon, mau nginep emang?"

"Nggak sih, soalnya kasian adek di rumah sendirian"

"Oh oke" Mashiho bilang oke padahal pengen ditemenin sama Jihoon. Soalnya pembantunya udah pulang, pasti rumahnya sepi banget.

"Yaudah aku temenin deh nyampe tidur"

"Bener ya?" Tanya Mashiho senang.

"Iya" Jihoon senyum meyakinkan Mashiho.

Dan bener aja, Jihoon nunggu sampe Mashiho tidur. Setelah Mashiho tidur, dia baru pulang.

...

"Happy graduation hoon, thanks for all. I wish you be sucsess on the future"

"Thankyou, my angel. Happy graduation too"

Nggak kerasa, mereka baru aja ngelewatin ujian dan hari ini mereka sedang merayakan kelulusan.

Hubungan Mashiho sama Jihoon masih berlanjut. Bahkan teman temannya iri karena yang mereka tahu, Mashiho dan Jihoon tak pernah bertengkar.

Semua menjadi iri dibuatnya. Siapa sih yang nggak mau hubungan langgeng kaya gitu?

Tapi, sayangnya. Di hari yang bahagia gini, Jihoon nggak didampingi ayahnya karena katanya sibuk di luar negeri. Dan ibu Mashiho juga tidak mendampinginya karena ada masalah proyek yang harus ia kerjakan.

Ya, meski begitu mereka berdua tetap bahagia. Karena ditemani orang yang bisa sedikit menggantikan posisi orang tuanya ketika sibuk.

"Hoon, makasih ya. Akhirnya aku bisa nggak sedih kalau ga ada bunda"

"Iya ho, aku juga. Eh iya, kemarin papa bilang kalau aku udah lulus aku boleh kemanapun"

"Maksudnya?" Tanya Mashiho.

"Gini, Mashi dapet beasiswa kan? Diluar negri kan? Gimana kalau aku ikut Mashi aja. Biar Mashi ga kesepian gitu?" Tanya Jihoon.

"Mau dong, Mashi dapet beasiswa ke USA"

"Ya udah, kita tinggal di satu apartemen aja. Nanti aku bayar ¾ nya Mashi bayar ¼ nya aja" Jihoon sangat menggambarkan sosok lelaki yang penuh tanggung jawab.

"Gapapa nih?" Tanya Mashiho.

"Gapapa, Mashi kan niat ke sana mau belajar. Kalau aku mau nyari kerja. Jadi ya semoga aja penghasilan aku cukup"

Mashiho bangga punya pacar seperti Jihoon. Ia tanggung jawab dan mengerti keadaannya.

...

"Mashi, hati hati ya di jalan, yang rajin belajarnya"

"Iya mah, eh mah kalau Mashi sama Jihoon gapapa kan? Soalnya Jihoon mau cari kerja di sana"

"Gapapa kok, tapi Mashi inget ya Mashi jaga diri baik baik"

"Oke" Mashiho senyum nunjukkin gigi kelincinya.

"Jihoon, titip Mashi ya" Bunda Mashiho mengelus kepala Jihoon saat Jihoon membungkukkan badannya.

...

Jihoon sama Mashiho lagi ngantri di pemberangkatan.

"Pengen cepet cepet nyampe" Kata Mashiho yang memakai baju merah dan dibalut denim hitam.

"Belum juga naik pesawat" kata Jihoon yang menggunakan denim jeans dengan tas yang ia gendong di sebelah kiri.

"Tapi kan.."

Cup.

Jihoon mengecup pipi Mashiho ditengah kerumunan orang.

Mashiho pipinya udah merah aja. Ya malu lah.

"Ih hoon, banyak orang"

"Oh mau lagi nih?"

Cup.

Ini kedua kalinya Jihoon nyium Mashiho.

Nggak tau sejak kapan Jihoon berani kaya gini.

"Udah ih" Mashiho mukul Jihoon.

Nggak lama, mereka naik ke pesawat.

Di pesawat, mereka sama sama tidur karena capek nunggu dari tadi.

Sampai di USA, Mashiho turun dengan mata yang lelah.

"Capek"

"Sabar ya, aku nyari dulu apartemen yang deket sama kuliah kamu"

Cuma butuh 5 menit, Jihoon nemu Apartemen yang cocok baginya dan bagi Mashiho.

Mereka naik taxi untuk ke sana. Ya sekitar 30 menitan dari bandara.

Sampai disana, Jihoon langsung check in. Dan dapet kamar yang nggak ujung banget tapi nggak depan juga. Ya tengah tengah lah.

Masuk ke kamar, Mashsiho yang tadinya lemes seketika jadi semangat.

Gimana ga semangat, dia liat pemandangan yang begitu menakjubkan.

Ia melihat view jendela kamarnya yang mengarah ke kota. Dimana saat malam, akan terlihat banyak lampu kendaraan lewat, itu sangat menakjubkan.

Mashiho peluk Jihoon karena kesenengan.

Mashiho langsung pilih kamar.

Iya, mereka nggak sekamar karena emang belum waktunya.

Mashiho pilih kamar yang deket dapur. Dan Jihoon pilih kamar yang deket kamar mandi.

"Yaudah beres beresin dulu barang barangnya" Kata Jihoon menyuruh. Jihoon pun masuk ke dalam kamarnya.

Dia langsung ke kamar mandi untuk mandi karena dia rasa badannya sudah lengket karena keringat.

Jihoon keluar dari kamar mandi tanpa baju. Hanya celana saja.

Mashiho yang nggak sengaja liat dari dalem kamar cuma nutup mukanya.

Jihoon yang nggak tau Mashiho ngeliat, langsung ke kamar dan pake baju.

"Ho, aku mau cari dulu kerja. Kamu disini aja" Jihoon baru mau nutup pintu, tapi Mashiho ngejar Jihoon.

"Ikut" Akhirnya Mashiho ikut sama Jihoon.

"Nggak capek emang?" Tanya Jihoon.

"Kamu juga ga capek emang?" Tanya balik Mashiho.

"Hm, bisa aja ngelesnya"

...

Udah lima hari mereka di USA. Dan Jihoon kemarin baru dapet panggilan kalau dia diterima di perusahaan besar. Gaji nya pun lumayan, dan sepertinya cukup untuk kebutuhan Jihoon dan Mashiho selama di USA.

"Hoon, gaji pertama kamu. Aku saranin kasih papa kamu ya. Dia kan yang udah dukung kamu" Mashiho senyum.

Jihoon bingung. Bahkan saat ini ia tidak tahu ayahnya ada dimana.

Lah?

Kok?










Spoiler:
Nyadar ga sih ada yang aneh dari keluarga Jihoon?- HEMMMMMMMMMMMM\( ö )/

Buat yang minta triple update bentar ya aku cuci dulu otak aku ya hehe .gg

Like you hurt me [Mashikyu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang