2.8

736 84 5
                                    

Di rumah sakit Mashiho cuma nangis aja.

Meskipun beberapa hari lalu Jihoon sempet nyuekin dia tapi dia yakin Jihoon punya alasan.

"Udah lah, ga usah dipikirn si Jihoon" Junkyu ngomong tanpa rasa bersalah.

"Lo berengsek ya kyu? Baru aja beberapa hari gue nerima lo jadi temen gue. Kok lo gini lagi si?" Mashiho masih natep Jihoon dari jendela pintu kamar UGD.

"Lagian lo ngapain sih? Mertahanin dia yang bukan jodoh lu. Lagian nih ya, lo juga bakal dijodohin kan?"

Mashiho langsung menatap Junkyu.

"Lo? Lo tau dari mana gue dijodohin?"

"Gue tau lo dijodohin karena lo dijodohin sama gue"

'Plak' Sebuah tamparan mulus tepat dipipi Junkyu.

Junkyu diam, dia juga merasa bersalah sebenarnya.

Dia dulu yang meninggalkan Mashiho. Dan sekarang dia yang merusak hubungan Mashiho.

Berengsek, itu kata yang tepat buat Junkyu.

Mashiho kembali menangis.

...

"Dokter, ini kenapa pasien tidak teratur nafasnya?" Seorang suster bertanya.

Dokternyapun ikut gelisah akan hal itu.

Ternyata Jihoon belum meninggal.

Dokter melakukan berbagai cara agar nyawa Jihoon selamat.

Untungnya Jihoon memang selamat.

Walau terkadang nafasnya tak teratur membuat Suster dan Dokter khawatir.

...

Setiap hari, Mashiho datang ke rumah sakit bersama Junkyu. Walau yakinlah mamanya Mashiho tetap tidak setuju jika Mashiho terus bersama Jihoon.

Junkyu yang setiap hari ngejagain Mashiho cuma kasian liat Mashiho yang setiap hari kerjaannya cuma ngelamun dan nunggu Jihoon sadar dari koma.

Berbulan bulan, Jihoon akhirnya sembuh walau sulit bagi Jihoon. Karena ia ingin segera pergi meninggalkan dunia.

Ia tau Mashiho mencintai Jihoon. Tapi, Jika Jihoon terus ada dalam hidupnya, maka itu akan mempersulit Mashiho untuk segera dijodohkan.

Semenjak Jihoon sadar, Mashiho tidak boleh sama sekali menjenguk lagi Jihoon.

Jihoon akhirnya nyewa apartemen sendiri dan tak lupa ia tetap membayar apartemen yang dulu.

Padahal sekarang apartemen itu ditempati oleh Mashiho dan ibunya Mashiho.

Junkyu juga setiap hari ke apartemen Mashiho buat sekedar ketemu. Tapi, Mashiho selalu ngurung diri di kamar.

Junkyu tetep sabar, dia tetep berjuang buat Mashiho.

Ya Junkyu juga sadar diri lah dulu dia pernah nyakitin Mashiho. So? Apa perjuangannya segitu aja?

Jihoon kembali bernyanyi dan mulai bermain alat musik lagi setelah beberapa tahun dia meninggalkan hobinya.

Dia mulai memainkan gitar yang kini menjadi temannya di apartemen baru.

Adik Jihoon menyusul jauh jauh ke sini hanya untuk menemani sang kakak.
...

"Kyu, lo ngapain si di sini terus? Gue tuh ga peduli sama lo"

"Tapi gue peduli ho, gue tau gue salah gue ga bantu Jihoon saat itu. Maafin gue"

Mashiho diam dan merunduk.

Dia ingat Jihoon yang selama ini selalu mewarnai harinya.

Bahkan sekarang Mashiho nggak pernah ketemu Jihoon sama sekali.

Tau apartemen barunya aja nggak.

...

Setaun telah berlalu, Tak terasa sekali. Mashiho juga tak menyangka bahwa dia bisa hidup tanpa Jihoon.

Itu berkat Junkyu. Junkyu yang membantu Mashiho untuk bangun kembali dengan diri dia yang baru dan segera melupakan Jihoon.

"Kyu, besok kita ke mall yu"

"Iya ayok"

Ya, mereka udah baikan dan bahkan mereka udah pacaran(?)

Mall nggak terlalu jauh, akhirnya mereka berdua jalan kaki aja.

Malem malem berdua, hanya ditemani bulan, bintang dan lampu pinggiran kota yang membuat begitu indah.

Sadar ga sadar, Mashiho juga terbawa hanyutnya malam itu.

Sampai di mall, Mashiho nyari kebab yang dia pengen dari kemarin kemarin karena belum kesampaian juga.

Akhirnya Junkyu ngebayarin itu kebab yang Mashiho beli. Mashiho kegirangan banget karena kebabnya akhirnya tercapai juga.

"Pelan pelan cio, nanti belepotan"

"Ehe" Mashiho senyum tapi bodo amat juga sama bibir nya yang belepotan saos.

Junkyu ngejulurin jempolnya buat ngebersihin mulut Mashiho yang penuh saos itu.

Tanpa sadar dari Junkyu ataupun Mashiho, Jihoon ada disitu.

Jihoon yang sedang menggandong tas berisi gitar itu hanya bersembunyi dibalik kerumunan orang.

Junkyu membersihkan tangannya lalu Mashiho membalikan badannya karena sadar ada yang memperhatikannya.

Namum nihil, Mashiho tidak melihat siapapun.

Junkyu dan Mashiho kembali berjalan jalan mengelilingi mall.

Entah kenapa antriannya sepanjang itu. Tumben banget kan.

"Maaf, mau tanya tumben antriannya panjang kaya gini. Emang ada apa ya? Tanya Mashiho pada seseorang.

"Oh, ini pada berebutan tiket nonton konser gitu"

"Loh emang ada?" Tanya Mashiho kaget. Tumben tumbenan mall ini ngadain konser kaya gini.

"Ada, ini soalnya pertama kalinya makannya penuh"

"Oh makasih ya" Setelah Mashiho nanya dia langsung nyamperin Junkyu buat ngajak nonton konser juga.

"Ayo dong kyu" Ajak Mashiho.

"Males" Junkyu sambil aegyo melas gitu.

"Ih kyu, ikut dong kalau nggak aku ngambek nih" Mashiho maksa.

"Yaudah deh iya" Cuma Mashiho emang yang bisa bikin Junkyu nurut gitu aja.

"Ini tiketnya, terimakasih telah datang di mall kami"

Mashiho senyum sama mbak mbak kasir nya.

Mashiho sama Junkyu keliling keliling nyari adanya konser perdana di mall ini.

Setelah keliling keliling, akhirnya mereka nemu tempat itu.

Mashiho sama Jihoon sedikit telat sama acaranya. Soalnya emang penuh dan gatau tempatnya makannya lama sama nyari.

"Baiklah, penampilan selanjutnya, kita akan melihat penampilan dari seorang pengusaha yang sekarang kembali ke dalam dunia musik dan sukses juga di dunia musik. Siapakah dia? Kita panggilkan Park Jihoon"

Semua orang bertepuk tangan.

"Hah? Jihoon?" Batin Mashiho.











Kelamaan update nih author wkwk maap
Kangen ga? Hwhwhw

Like you hurt me [Mashikyu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang