1.7

895 134 8
                                    

'DRTTTTT' Hp Jihoon bergetar. Jihoon langsung mengangkat telfonnya.

"Ada apa ho?" Iya, yang nelpon itu Mashiho.

"Gapapa, gabut aja" Kata Mashiho.

"Hmm"

"Kok hmm doang sih?"

"Terus gue harus gimana?"

"Ya apa kek, ngedongeng kek hehe"

"Ga bisa gua"

"Haha, eh lu sibuk ga? Gue ganggu banget ya?"

"Banget tau, masa lo ga nyadar? Haha"

"Ih, yaudah gue tutup"

"Eh jangan"

"Katanya gue ganggu"

"Canda doang ho" ..

Mereka terus telfonan sampe 5 jam. Gatau bahas apa aja yang pasti mereka ketawa ketawa aja.

Kadang Mashiho kesel sama Jihoon. Tapi Mashiho seneng gitu.

Ya gitu deh intinya percakapan mereka ga ada yang bener. Cuma ada tawa.

Sekarang udah jam 2 siang. Kebayang tuh kan mereka telfonan dari jam 7 pagi.

Terus Mashiho yang nutup telfonnya karena belum makan dan bahkan belum mandi.

Sempet diejek Jihoon sih karena bau belum mandi. Tapi Mashiho tuh kesel tapi seneng juga. Aneh iya.

Akhirnya Mashiho Mandi terus makan. Ga lama, ada yang ngetok pintu rumahnya.

'tok tok tok'

"Iya bentar" Teriak Mashiho dari dalam.

Dia segera menuju pintu rumahnya. Lalu membuka pitu tersebut.

Siapa hayo?



Iya, Jihoon.

"Ngapain kesini hoon?" Tanya Mashiho.

"Hm, gapapa sih. Ga boleh emang?" Tanya Jihoon.

"Boleh kok, masuk aja. Lu di kamar gue aja ya. Gue mau bikin dulu minum"

Jihoon cuma nurutin kata Mashiho. Dia langsung ke kamar Mashiho. Di balkon kamar Mashiho, dia cuma mikir aja kenapa dia bisa kesini.

"Udah jadi" Mashiho dateng terus nutup pintu kamarnya.

"Jangan repot repot, gue juga ga tau niat gue kesini mau apa" kata Jihoon.

"Haha, udah gapapa. Lagian gue juga ga keberatan" Mashiho nyimpen minumannya di meja deket kasurnya.

Jihoon masuk lagi ke kamar dan duduk di kasur Mashiho.

Mashiho cuma ngeliatin Jihoon aneh.

"Hm?" Mashiho bingung. Keadaan seketika canggung dan berakhir diem dieman.

"Hoon?" Mashiho mencoba memastikan.

"Eh, iya. Gue mau ngomong sama lo sebenernya" Kata Jihoon namun gugup.

"Ngomong apa?" Tanya Mashiho.

"Lu tau kan, alasan pertama gue baik sama lo di awal?" Tanya Jihoon.

"Iya, lo cuma ngelakuin tantangan itu kan?" Tanya Mashiho.

"Iya, lo bener"

Satu sisi Mashiho seneng karena Jihoon berhasil bikin dia bahagia kemarin.

Satu sisi, kok Mashiho menyesal saat tahu alasan dia baik padanya hanya karena itu.

"Tapi ho, dari tantangan itu... Gue ngerasa ada yang janggal dari diri gue" Kata Jihoon membuat tanda tanya bagi Mashiho.

"Maksud lo?" Tanya Mashiho penasaran.

"Dari tantangan itu gue janggal sama gue yang nggak pernah sebaik itu ke orang kecuali sama lo. Gue juga heran kenapa gue bisa sebahagia itu sama lo. Lo tau kan? Ayah gue sibuk dan ibu gue meninggal. Tapi gue nemu titik bahagia gue yang ilang itu di lo"

Seketika canggung.

Jihoon diem.

Mashiho diem.

Yaudah diem dieman.

Ga lama, Mashiho akhirnya ngejawab.

"Hoon, gue juga bahagia di deket lo. Di deket lo, gue bisa ngerasa nyaman dan gue juga ngerasa kalau gue bareng sama lo, gue bisa lupain hal yang bikin gue terluka. Makasih hoon" Mashiho juga banyak terimakasih pada Jihoon yang begitu baik padanya.

"Ho, lo mau ga jadi pacar gue?" Jihoon bertanya dengan mata penuh mengharapan.

"Iya, gue mau" Mashiho ngerasa aneh bisa ngejawab gitu. Secara di hati dia masih ada yang meneriakkan nama Junkyu.

"Tapi hoon, gimana kalau gue masih keinget Junkyu disaat gue udah pacaran sama lo?" Tanya Mashiho.

"Gue terima kok, lo boleh kangen Junkyu. Lo boleh keinget kenangan Junkyu, asalkan lo baik baik aja, gue gapapa. Gue juga ngerti, pasti susah ngelupain orang yang paling ngewarnai hidup lo. Jadi bagi gue, itu sah sah aja kalau lo masih inget Junkyu" Jihoon memastikan

Dan mulai hari itu, mereka resmi jadian.

...

Jihoon pulang agak sorean dari rumah Mashiho.

Mashiho cuma seneng aja udah jadian sama orang yang keliatannya dingin kaya Jihoon gitu. Nggak nyangka aja gitu bagi Mashiho.

Nggak lama dari pulangnya Jihoon, ada orang yang menekan bel. Mashiho langsubg ngebukain pintu rumahnya itu.

"Bunda?"

"Iya, ini bunda"

"Oh, ya udah Mashi bikinin minum dulu"

Ibunya Mashiho yang sudah lama tak pulang akhirnya pulang. Tapi, bukannya disambut bahagia oleh Mashiho namun malah sebuah ekspresi datar dari seorang Mashiho.

Mashiho meletakkan minum di meja.

Ibunya Mashiho hanya melihat Mashiho dengan wajah sedih. Ia sadar, ia terlalu sibuk dengan pekerjaannya.

"Mashi ke kamar ya" Mashiho ke Kamar dan mengunci pintu.

Mashiho hanya duduk di dekat balkon dan memperhatikan awan.

'DRTTTT' Hp Mashiho berbunyi.

Jihoon🙄💛

Ho
Aku udah nyampe
Oh iya, tadi aku ga sengaja liat cewek masuk rumah kamu. Itu ibu kamu?

Syukur deh kalau udah nyampe
Iya hoon, itu bunda

Yaudah, jangan chatan sama aku terus. Bunda pasti capek, pijitin gih.

Males
Percuma punya orang tua kalau cuek kaya gitu
Boro boro, sama anaknya aja nggak pernah perhatian

Ho, inget pesan aku ya
Kamu boleh kesel sama orang tua kamu yang terlalu sibuk sama pekerjaan mereka
Tapi inget, mereka ngelakuin itu buat kamu juga
Kamu harus ngelakuin apapun yang mereka mau di masa akhir hidup mereka
Kamu nggak tau kan rasanya nggak punya ibu kaya aku? Cepet minta maaf

Yaampun hoon, makasih udah ngingetin aku
Kayanya aku beruntung dapetin kamu hoon

Nggak ho, aku yang beruntung
Udah gih, sana

...

Mashiho nurut sama Jihoon. Dia turun ke tangga lalu berlari memeluk ibunya yang menahan air mata.

"Bun, maafin Mashi"

"Gapapa, bunda juga ngerti kok"

Mereka berpelukan sambil nangis dan saling minta maaf.









Semakin tegang nih, ibunya Mashiho udah balik. Ada yang tau kelanjutannya? Tebak :)

Maaf di chapt ini emang nggak ada Junkyu maapkeun. Dont forget to vomment!!!

Like you hurt me [Mashikyu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang