Bagian 34

110 9 3
                                    

  Sesuai sama solusi yang Gue dapet, Gue terus berpura-pura enggak tau kalau ini semua cuma prank. Acara masih terus berlanjut sesuai rencana, cuma masalah yang Gue ngungkapin perasaan ke Kak Leo harus ditunda dulu.

  Kalo ditanya kenapa Gue bisa yakin kalo ini cuma prank? Awalnya Gue enggak yakin-yakin banget, malahan mendekati enggak percaya, tapi mulut kompor Uli berhasil meyakinkan Gue dengan alasan-alasan cukup logis yang ia lontarkan.

  Sekitar jam sebelas malem lebih dikit acara selesai. Acara ini semua Mama yang ngatur jadi semua menyesuaikan keinginan Mama. Kalo Gue mah pengennya sampai pagi, kan bisa puas tuh.

  Sekarang, saatnya Gue jalanin rencana yang udah Gue, Ressa dan Uli susun. Tentunya dengan pertimbangan-pertimbangan yang matang. Gue berasa jadi plan maniak apa-apa harus pake rencana yang terperinci.

  Gue lagi di jalan menuju rumah Kak Leo. Kenapa? Karena Gue mau nganter sarapan yang Gue buat spesial buat Kak Leo. Kak Leo itu selalu ngingetin Gue supaya belajar masak, katanya setiap perempuan harus bisa masak, kalo enggak bisa berarti bukan perempuan. Kak Leo juga bilang, dia bakal selalu nunggu bisa makan makanan buatan Gue. Pasti Kak Leo seneng banget kalo tau Gue rela bangun pagi-pagi cuma mau buat sarapan untuk dia. Rela berusaha keras untuk bisa buat sepiring nasi goreng. Tentunya nasi goreng spesial pake cinta. Hahahha

  Niatnya mau ketawa dalem hati, eh taunya kelepasan jadi ketawa pake suara keras. Orang-orang yang ada di sekitar Gue, melihat dengan heran. Dikira Gue sedikit kurang waras kali ya. Udah ah bodo amat! Gue lagi seneng ini, hal sepele kayak gitu jangan dibiarin ngerusak mood yang udah bagus.

  Akhirnya, Gue sampai juga di rumah Kak Leo. Rumahnya sepi, padahal biasanya Mama Kak Leo sibuk nyiram bunga di depan rumah.

  Gue mengetuk pintu rumah, tiga kali ketukan belum juga dibukakan pintu. Biasanya Gue langsung masuk aja, tapi kali ini Gue mau buat kesan yang baik le orang tua Kak Leo dengan bertingkah lebih sopan. Bukan berarti Gue enggak sopan di hari-hari kemaren ya.

  Pintu terbuka menampilkan seorang perempuan cantik. Gue lupa namanya siapa, cewek ini yang semalem jadi tunangan boongannya Kak Leo. Lah kenapa sekarang masih di sini juga? Niat banget mau ngerjain Gue.

"Eh Ale ya?" Tanya cewek itu.

"Iya. Aduh Kakak namanya siapa? Gue lupa."

"Reta. Ayo masuk dulu, mau ketemu siapa?" Tanya cewek yang baru aja Gue inget kalo namanya Reta. Ini cewek banyak banget nanya, kembaran Dora jangan-jangan.

"Mau ketemu Kak Leo, ada kan? Gue mau kasih dia sarapan."

"Ada kok, masih di kamar orangnya. Gue panggilin dulu." Gue tahan tangan Reta, biasanya aja Gue disuruh masuk ke kamar Kak Leo kok. Lah ini kenapa cuma disuruh nunggu disini?

"Enggak usah, Gue panggil sendiri aja. Biasanya juga gitu kok," ujar Gue.

"Kalian emang deket banget ya?"

"Banget banget banget. Kenapa emang?" Sengaja Gue ngomong gitu, mau Gue panas-panasin ini  cewek.

"Sedeket apa Le?"

"Apa ya? ah iya! Kayak kue ulang tahun sama lilinnya, jadi Lo bisa bayangin sendiri gimana deketnya kita kan?" Jawab Gue dengan nada yang sedikit menyombong. Gue tau sombong itu enggak baik dan dilarang agama, tapi mau gimana lagi, rasanya seneng aja gitu bisa nyombong ke dia.

"Gue harap sekarang Lo bisa ngerti posisi Lo sekarang. Leo udah enggak sendiri, dia udah punya Gue sebagai tunangannya." Lah ngomong apaan sih ini cewek? Gue menolak untuk paham kata-kata dia. Gue berjalan mengarah ke kamar Kak Leo. Tepat Gue sampai di depan pintu kamar Kak Leo, Reta datang menahan lengan Gue. Gue yang enggak terima diperlakukan kayak gini, menghempas tangan dia sedikit kasar.

"Lepas! Apaan sih Lo?!" Bentak Gue.

"Lo bisa tunggu di luar. Enggak perlu masuk!" Ujar Reta sembari menunjuk sofa yang ada diruang tamu. Dari mukanya Gue tau kalo dia lagi kesel. Bukannya ngikutin arahan dia, Gue malah bergerak membuka pintu Kak Leo. Tatapan tajam Gue layangkan ke Reta. Dia cuma menghela napas berat.

  Hal yang pertama kali Gue liat waktu pintu terbuka adalah Kak Leo yang masih bergelung nyaman di bawah selimut. Dengan perlahan Gue berjalan ke arahnya. Untungnya si kunyuk Reta enggak ngikutin Gue masuk, jadi Gue bebas mandangin Kak Leo yang walaupun lagi tidur kegantengannya enggak berkurang sama sekali. Malah menurut Gue semakin bertambah.

  Gue memutuskan untuk membuka horden yang menghalangi sinar matahari masuk. Begitu dibuka, sinar matahari langsung menerpa wajah Kak Leo. Dia mulai bergerak enggak nyaman. Pemandangan ini begitu indah di mata Gue. Gue selalu nunggu saat dimana Gue bisa menikmati wajah bangun tidur Kak Leo setiap hari. Aelah! Bucin banget dah Gue.

  Akhirnya Kak Leo membuka juga matanya. Tatapan matanya langsung mengarah ke Gue. Eh! maksud Gue, ke jendela yang tadi Gue buka hordennya. Yang keberadaannya tepat di belakang Gue.

  Muka Kak Leo keliatan bingung. Yaiyalah Gue yang biasanya kalo pagi-pagi begini masih selancar di alam mimpi, sekarang udah nangkring aja di kamar dia.

"Ngapain disini Le?" Tanya Kak Leo dengan suara serak khas bangun tidur.

"Nganterin ini," jawab Gue sambil ngangkat kotak bekal yang daritadi Gue bawa.

"Apaan tuh?"

"Sarapan spesial yang Gue buat khusus untuk Kak Leo," jawab Gue dengan bangga. Reaksi Kak Leo enggak sesuai sama ekspetasi Gue. Di bayangan Gue, dia bakal senyum lebar nerima sarapan yang Gue buat. Lah ini, dia cuma natap Gue tanpa eksperi, datar aja mukanya.

"Gue lagi enggak pengen makan mie Le," ujar Kak Leo. Gue tau penyebab Kak Leo kayak gitu. Dia pasti ngira Gue buatin sarapan dari mie instant. Makanan yang paling enggak dia suka. Mukanya pasti langsung berubah jadi datar kalo Gue kasih makanan yang instant-instant.

"Kali ini spesial, ini bukan mie. Ini nasi goreng yang Gue masak pake perasaan."

"Serius Lo yang masak?" Tanya Kak Leo lagi. Kali ini Gue bisa liat binar bahagia di mata dia.

"Iya dong. Pasti enak, Gue yakin. Jadi Kak Leo cepet mandi sana! Habis itu kita sarapan bareng."

  Kak Leo natap Gue lekat. Lah kenapa ini orang? Baru sadar kalo Gue cantik apa gimana?

"Taruh di atas nakas situ aja. Terus Lo pulang! Gue lagi males sarapan sama Lo." Gue kaget denger kalimat yang diucapkan Kak Leo barusan. Enggak pernah sekali pun dia ngusir Gue dengan kata-kata ketus kayak tadi.

  Apa semua ini ada hubungannya sama Reta? Ah goblok! Kak Leo kan lagi ngeprank Gue. Keliatan jelas banget kalo Kak Leo cuma pura-pura kesel sama Gue. Tadi aja dia masih baik sama Gue masa berubah gitu aja. Tadi pasti lupa kalo mau ngeprank Gue.

  Gue ikutin permainan Lo Kak. Gue berjalan keluar kamar Kak Leo tanpa sepatah katapun bahkan sampai keluar rumah Gue masih tetap diem. Enggak papa Kak Lo sekarang giniin Gue, liat aja besok Gue bales yang lebih parah. 

***
Give me vote and coment

Lampung, 15 juni 2019

EXPECT (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang