Bagian 33

111 12 0
                                    

  Dari balik tirai Gue liat Kak Leo yang berjalan perlahan. Gue enggak bisa mencerna apa yang ada di depan Gue. Ini semua enggak pernah ada di bayangan Gue. Jangankan ngebayangin, mikir sampe kesana pun enggak pernah.

***

  Mata Gue mulai memanas. Ini yang mereka maksud kejutan buat Gue? Kalo iya, mereka berhasil buat Gue terkejut. Bahkan sangat terkejut.

  Di depan mata Gue. Kak Leo berjalan beriringan dengan seorang perempuan yang menggandeng lengannya. Mereka terlihat begitu serasi dengan baju berwarna sama. Warna biru tua, warna favorite Gue. 

  Sampai sekarang Gue masih belum paham sama apa yang terjadi sekarang.

"Buat saudara Leo dan perempuan cantik di sebelahnya. Berhenti di ujung depan panggung ya. Pas di depan Neng Almira. Tapi jangan turun, tetep di atas panggung."

  Kak Leo dan perempuan yang enggak Gue tau siapa namanya. Berhenti tepat di depan Gue. Jarak kita enggak lebih dari 2 meter.

"Nah Neng Almira pasti bingung kan ya? Ini Mamanya mau jelasin. Dengerin baik-baik enggak ada pengulangan"

  Mama berjalan maju ke depan. Tapi, enggak sampai ke ujung. Dia ada di tengah-tengah panggung.

"Ini kejutan yang udah lama Mama siapain buat Ale. Misalnya Ale tanya kenapa? Mama bakal jelasin. Mama memang bukan Mama yang baik. Tapi Mama selalu berusaha kasih yang terbaik buat Ale. Mama memang enggak bisa selalu ada di samping Ale. Tapi, Mama selalu awasin kamu. Sampai Mama tahu suatu hal. Mama tahu hubungan Kamu sama Leo yang..."

  Tiba-tiba microphone yang Mama pakai mati. Kenapa jadi kayak sinetron gini. Diiikiiit lagi Mama bakal jelasin semuanya eh malah microphonenya mati. Setipe sama adegan sinetron yang mau ketemu malah enggak jadi karna terhalang gerobak yang lewat.

  Mama tukeran microphone sama MC tadi. Kenapa enggak daritadi? Malah sibuk sendiri si Mama.

"Haduh, pake mati segala. Sekarang kita lanjut. Sampai mana tadi? Ah iya sampai Mama tau hubungan Kamu sama Leo yang udah kayak saudara kandung. Bahkan, Ale lebih deket sama Leo dibanding Abangnya sendiri. Dan enggak lama setelah Mama tahu hal itu. Mama dapet kabar dari orangtuanya Leo tentang pertunangan ini. Mama jadi kepikiran buat kejutan ini. Sebagai seorang adik, pasti seneng dong kalo ulang tahunnya bareng sama pesta pertunangan Abangnya. Tanggal lahirnya jadi tambah spesial."

  Pertunangan apa? Kak Leo tunangan sama siapa? Kenapa disaat kayak gini, otak Gue jadi lemot banget.

"Ale sayang, ini kejutan buat kamu. Hari spesial buat kamu, Mama buat spesial juga buat Leo dan Reta. Hari ini, hari ulang tahun kamu dan hari pertunangan mereka. Selamat ya, buat kalian bertiga"

  Kak Leo dan perempuan yang baru Gue tau bernama Reta, melakukan prosesi tukar cincin. Dan didetik ini Gue sadar. Apa maksud dari omongan Mama.
Selesai mereka tukar cincin, tubuh Gue jatuh terduduk. Rasanya kaki Gue enggak kuat lagi buat nopang tubuh. Gue udah enggak peduli lagi sama rasa malu. Gue enggak bisa mendeskripsikan perasaan Gue saat ini.

  Air mata turun tanpa bisa Gue cegah. Ini gila! Kemana otak mereka? Kejutan? Andai Gue tahu kejutan yang mereka siapin buat Gue kayak gini. Gue lebih milih enggak dapet kejutan sama sekali. Atau bahkan Gue enggak pernah ulang tahun.

  Biarpun Gue nunduk, Gue bisa ngerasain banyak pasang mata yang menatap Gue iba.

"Tenang dulu Le. Jangan nangis, ayo berdiri, Gue anter ke kamar Lo ya?"

  Gue tau ini Bella. Jangankan untuk jalan sampai kamar buat ngangkat kepala aja Gue enggan. Satu-satunya yang pengen Gue lakuin sekarang adalah memutar waktu.

EXPECT (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang