Tembakan yang mengarah pada kepala Halilintar dapat di elakkan tapi tetap ada sekilit goresan akibat itu. Pluru itu akhirnya terbidik pada suatu pohon besar disana.
Kepala Hali yang tergores terasa sangat sakit yang membuatnya terjatuh saat akan melawan kembali. Banyak darah yang keluar dari luka itu. Bunda yang melihat itu membalas luka itu dengan serangan pada Retak ka, walau tubuhnya sangat memperhatinkan. Hali hanya bisa melihat kembali bagai mana kekuatan bundanya itu. Ada rasa takut dalam dirinya yang takut akan kehilangan lagi. Separuh dari dirinya baru saja menghembuskan nafas terakhirnya dan sekarang bundanya melawan dengan sangat menahan rasa sakit.
Setengah dari pertarungan Hali tadi membuat tubuh Retak ka luka parah dan sekarang ditambah keganasan bundanya mungkin tubuh Retak ka akan remuk. Dan benar satu pukulan super kuat mendarat pada dada Retak ka yang membuat ia terjatuh dan terbaring. Melihat keadaan Retak ka bunda Halilintar lalu mendekati anak sulungnya, untuk mengetahui kondisinya. Dibelai lembut wajah anaknya itu dan Hali hanya bisa memejamkan mata. Dan saat membukanya ia melihat sebuah tangan yang menarik bahu bundanya.
Bundanya hanya bisa pasrah dan tertariklah dirinya. Dalam sedetik pukulan terakhir dari sisa kekuatan Retak ka mendarat tepat pada dada atas bunda dan tubuh bundanya Hali terlempar kedekat pohon yang terkena peluru tadi. Retak ka yang melihat itu lalu menghilang tanpa jejak seperti berteleportasi.
"BUNDA"- Teriak Hali yang sangat terdengar keras, seperti ngaungan singa yang kesakitan. Ia berlari dan memeluk tubuh bundanya yang makin lama makin dingin. Lalu ia mengeluarkan bola petir kecil berharap jantung bundanya bisa berdetak kembali.
Dari kejauhan terlihat keenam adiknya berlari, sepertinya karena teriakkan Hali tadi. Para adiknya mendekati Hali yang sedang mendekatkan bola petirnya pada dada kiri bundanya.
"Apa yang kau lakukan kak, Apa?kenapa ayah bisa begitu dan apa yang sedang kau lakukan" -tanya Solar dengan lantangnya
Hali lalu memberhentikan aktifitasnya tadi. Ia hanya berjalan menggendong bundanya agar mendekat pada ayahnya yang sudah dingin.
"Tubuhmu penuh dengan darah, dan apa kau yang melakukan semua ini" -tanya Blaze dengan emosi
"Memang kenapa"- jawab Hali singkat dan dingin
"Apa...kau berkata begitu, jiwamu memang sudah rusak. KAU PESIKOPAT" sambung Blaze yang emosi.
"A...apa ben...benar k...k...kau yang mem...membunuh mere...mereka" tanya Taufan gugup
Hali hanya mematap mata adiknya dan berlari menelpon ambulance. Ia lalu kembali dan hanya duduk disamping bundanya sambil mengelus wajah dingin bundanya.
Dan adiknya hanya bisa ikut berdiam sambil memegang salah satu tangan dari orang tuanya.
Ambulance datang dan membawa kedua jenazah itu masuk kedalam mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
ceritaku
Randommengisahkan seorang kakak yang slalu menghindari adiknya.apakah alasannya?yuk di baca!