ingatan

1.9K 138 5
                                    

Hali beranjak ke kamar Thorn. Di sapunya lantai hingga bersih, lantas ia pel. Di lapnya meja dan barang barang lain.

Hingga Hali membuka lemari Thorn. Ada beberapa lembar kertas manila. Hali mengambil salah satu dari itu.

'Kak Hali

Entalah Thorn gak tau mau bilang tentang apa soal kakak Thorn yang satu ini. Tapi ialah satu satunya orang yang mengerti tanpa harus bertanya, kadang juga Thorn bingung kenapa kak Hali bisa kayak gitu.

Hari yang sangat Thorn suka adalah saat hari ulang tahun kelima. Tak akan pernah tergantikan oleh yang lainnya.

Dan untuk kak Hali, Thorn sayang kak Hali. Biar kayak kak Hali yang gak suka ngomong, Thorn juga mau gitu, mau rahasiain kalo Thorn sayang Kak Hali'

Hali menutup kembali kertas itu dan mengambil lagi kertas yang berwarna lain. Dibukanya perlahan, terlihat nama Taufan di sana.

'Kak Upan

Yei kalo tentang kak Upan Thorn bisa jelasin. Kak Upan itu orangnya ceria, rasa rasanya Thorn gak pernah liat kak Upan nangis, entah kayak gimana.

Kak Upan itu jail orangnya, dan ia paling suka jailin kak Hali, entahlah ia tak pernah kapok walau dimarahi kak Hali berulang kali.

Kak Upan paling deket sama kak Hali. Mungkin saat dewasa nanti akan Thorn tanyakan pada kak Hali apa saja yang membuat kak Upan selalu tersenyum. '

Hali kembali menutup kertas itu. Bibirnya berkemik seperti berbisik. Terdengar sayup sayup di telingan, yang ia katakan adalah 'akan aku jawab pertanyaanmu Thorn'. Lantas kembali meletakkan kertas itu di lemari.

Hali menutup lemari itu. Ia berbalik, beranjak menuju meja belajar Thorn.
Tak ada barang atau benda yang unik di sana, hanya ada kotak tempat alat tulis dan beberapa buku.

Tapi saat di buka laci meja itu, ada sebuah kamera dengan warna hitam. Hali membuka isinya foldernya. Ada tujuh vidio.

Sumuanya Hali lihat dan entah kenapa kekuatannya tiba tiba muncul. Kilatan merah ia menyambar ke mana mana. Kepalanya juga terasa berputar.

Hali terduduk, rambutnya ia jambak agar tak lagi terasa sakit yang berasal dari kepalanya. Telinganya mendengar bisik bisikan.

"Aku tak ingin mengingatnya"

Hali berteriak, tepat saat suaranya meninggi kilatan itu ikut membesar.
Keringat dingin mulai bercucuran.

"Hentikan, hentikan semua ini"

Hali meringis kesakitan. Semua terasa sesak dalam dirinya. Jangan tanya kamera itu, kamera hitam itu sudah terjatuh di lantai, namun tetap saja menyala. Menayangkan apa yang terjadi di hari yang paling menyesakkan, hari ulang tahun ke limanya.

"HENTIKAN"

Kamera itu pecah, berhamburan di lantai. Kepala Hali juga mereda rasa sakitnya. Hali terdiam mencoba tenang. Nafasnya ngos ngosan.

Setelah lenggang beberapa menit, akhirnya Hali memberanikan diri untuk bergerak. Ia berjalan menuju pintu kamar dan keluar.

***
Hai teman teman

Terima kasih karena kalian sudah mambaca, semoga dapat menghibur.

Dan maaf klo ceritanya jelek, banyak typo, dll.

Sekian dari Author. Bye

ceritakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang