jangan sakiti

2.6K 153 16
                                    

Taufan menyapu halaman bersama Blaze.

"Kenapa juga harus pake sapu, ginikan beres"

"Hahha, kenapa setelah setengah jam baru melakukan itu. Oklah bola api"

Blaze membuang bola apinya pada tumpukan sampah di hadapannya. Ia lantas tertawa bersama kakaknya, Taufan.

"Blaze. Ke luar kuy"

"Traktir" ucap Blaze memelas.

"Traktir palelu, uang jajanku aja cuma cukup beli permen"

"Dasar misquin. Yaudah ayok, tapi yang lain gak diajak?"

"Serah" Blaze lantas berlari masuk kedalam dan memanggil yang lain agar keluar.

***

"Kak, kita mau kemana? Kok tumben pakek mobil" Tanya Gempa yang heran.

"Gak tau juga, pengen aja" jawab Taufan enteng. Ia lantas memarkirkan mobilnya di suatu tempat. "Ayo keluar" sambungnya.

Terlihat pemandangan yang sangat pagi indah, tempat ini adalah tebing yang terkenal dengan keindahannya.
Banyak semak semak yang tumbuh di sisi jalannya.

"Dari mana kak Taufan tau tempat kek gini?" Tanya Thorn yang sedang terkagum.

"Dari kakek...ya dari kakek" ucap Taufan sedikit terdiam. Ia menurunkan pandangannya melihat deretan semut yang berjalan beriringan.

"Ice, kamu gak turun!!" Teriak Blaze yang kesal dengan Ice.

"Iih, aku masih ngantuk"

"Bangun gak! Ato mau aku tarik"

"Yayayyaa, lagi pms ya? Sensi banget" ucap Ice yang mulai melangkah turun. Tangannya masih menggenggam boneka beruangnya, sedangkan matanya menatap kesal pada Blaze.

***

Hari semakin siang, matahari semakin tinggi di sebelah timur. Sedangkan angin berhembus kian mengencang, memainkan anak rambut para elemen.

Taufan mengeluarkan hoverboard dari kekuatannya. Ia terbang melintasi dasar tebing tersebut, lantas kembali naik dan kembali turun.

Hingga ia tak sengaja melihat sesuatu yang menarik pandangannya. 'Kerta' gumamnya saat mulai mendekati benda tersebut. Taufan turun dari hoverboardnya, tangan kanannya mengambil benda tersebut.

"Foto...i-ini f-f-foto..." mata Taufan terbata bata, matanya berair melihat foto tersebut. "K-kak..." ia kembali menaiki hoverboardnya. Ia kembali terbang dengan menggenggam foto itu.

"Ikuti aku!!" Ia bertariak lantas pergi dengan hoverboardnya. Tetes air matanya terus mengalir, jatuh membasahi tanah.

Dengan cepat yang lain menaiki mobil. Entah apa yang membuat mereka seketika merasa cemas dan harus mengikuti Taufan.

Ya foto itu adalah mereka bertujuh yang Hali bawa. Entah apa yang telah menghantar foto itu pada Taufan, namun yang pasti itu adalah keajaiban terindah yang telah Taufan rasakan.

***

"LEPASKAN DIA" teriak Taufan. Matanya panas melihat pria di hadapannya tersebut.

Taufan turun dari hoverboardnya, diliriknya sekilas sosok sang kakak yang kekapar penuh dengan darah.

Taufan menggembuskan nafasnya kasar, tiba tiba kekuar pusaran pusaran angin mengelilingin hampir seluruh tubuh.

"Dasar ke****t" Taufan menyerang pria yang berada di hadapannya, ia tak tahu dia siapa namun siapa pun yang menyakiti kakaknya adalah musuhnya.

ceritakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang