Hari ini adalah hari ulang tahun kelima dari tujuh boboiboy. Rencananya mereka akan pergi berkemah di tepi hutan.
"Bunda Solar sudah siap" terlihat Solar yang sedang berpose memamerkan penampilannya.
"Wah wah, gantengnya anak bunda" puji bunda sembil mencubit lembut pipi tembam Solar.
"Bun, tasnya gak bisa di masukin"
Terlihat Halilintar yang sedang fokus membantu ayahnya membawa barang. Walau terlihat cuek ia tetap lucu dengan pipi tembamnya.
"Biar bunda yang urus nanti, Hali sarapan dulu kan belum"
Tanpa di suruh dua kali ia langsung melangkah masuk dan sarapan.
***
Gempa dan Halilintar sedang mengibar tikar untuk mereka makan. Sedangkan Ice sedang membatu ayahnya memasang tenta tenda yang akan di gunakan.
"Bun, Solar juga mau bantu?"
"Sini ayo bantu bunda"
"Hehe, ok"
Sejam berlalu semua yang di perlukan sudah siap. Kini jam menunjukan pukul 12.37, yang artinya sudah masuk waktu makan siang. Mereka pub menikmati santapan siang mereka dan lantas pergi bermain.
***
"Kak Hali pasti kalah" Taufan berteriak sambil menendang sebuah bola. Namun sayang, bukannya bola yang bergerak melainkan tubuhnya tersandung dan jatuh ketanah.
"Dasar ceroboh" ucap Halilintar dengan uluran tangannya. Taufan menatap manik ruby itu, antara kesal dan senang mendapat ucapan seperti tadi.
"Upan bisa bangun sendiri" wajahnya berubah menjadi merah padam. Di cobanya berdiri namun terlalu sakit kakinya untuk menopak tubuhnya kembali.
"Makanya lain kali hati hati" kini Halilintar memapah Taufan secara paksa. Di bawanya mendekati tenta kedua orang tuanya.
Setelah beberapa menit di obati kaki Taufan kini sudah seperti semula. Ia kembali berlarian tanpa menghiraukan bajunya kotor atau tidak.
Hingga tak terasa malam menjemput. Mereka menikmati makan malam dan duduk bersantai di dekat api unggun.
"Bun, Hali mau nanyak" Hali berbisik pada bundanya. Raut wajahnya terlihat serius dan kawatir.
"Ada apa sayang" jawab bundanya. Teepancar senyuman yang mirip dengan Taufan dan Thorn.
"Di dalam saja" Halilintar menarik tangan bundanya kedalam. Yang juga di ikuti ayahnya dari jauh. Sebelum ayahnya mengikuti Hali, ia sudah mengantar yang lainnya untuk tidur.
***
"Ayo kita laksanakan rencana kita" ucap Taufan yang melirik sekelilingnya.
"Ayo" "siap"
Semua menjawab senang, selain Gempa. Ia tidak menjawab. Wajahnya seolah ketakutan.
"Kita berbanyak kak Gempa. Ayolah ikut. Dan emang harus ikut" sambung Blaze.
Mereka lantas melangkah keluar tenda. Langkahnya sungguh pelan hingga tak terdengar. Mereka berjalan memasuki hutan.
Kiinginannya hanya satu, melihat bintang yang bisa lebih indah ketika di dalam ribuan tanaman tersebut.
***
"Baiklah yah, Hali akan tidur" ucap Hali yang mulai keluar dari tenda orang tuannya. Matanya melirik suatu bayang yang bergerak. 'Apa itu kenapa rasanya sakit. Apa karna ngantuk' batinnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ceritaku
Randommengisahkan seorang kakak yang slalu menghindari adiknya.apakah alasannya?yuk di baca!