apakah?

2.5K 157 16
                                    

"Ayo kak cepat!" Teriak Taufan yang terus ia ulang. Hali yang tadinya berjalan santai, kini mempecepat langkahnya.

Hali berhenti, ia terlalu lelah mengejar Taufan. Ia mengatur nafasnya yang masih terasa sesak.

"T-taufan" ucapnya lirih sembari melambai lambaikan tangannya memanggil.

'Bruak!' Terdengar nyaring di telinga Hali, suara dentuman tersebut. Ia menatap lurus jalan, terilihat darah mengalir kesegala penjuru. "TAUFAN!" Hali berlari mendekati Taufan. Dipangkunya kepala adik kesayangannya tersebut. "Fan...fan"
Ucapnya lirih.

"Dasar pembunuh!" Teriak Blaze yang menendang kaki Hali.

"B-blaze"

"Kau jahat kak! Pembunuh!" Sahut Thorn dengan ekspresi marahnya. Tangannya terkepal kuat dan siap untuk meninju wajah yang ia benci tersebut.

"Kau bukan kakak kami! Kau pembunuh!" Gempa berteriak, sebelumnya ia tak pernah semarah ini.

"Ku pikir kau baik, ternyata munafik! Dasar pembunuh" ucap Ice yang melemparkan cairan darah di wajah Hali

"Kau yang harusnya mati! Harusnya kau gak ada!" Sambung Solar.

"M..." Hali terdiam, sungguh sesak dadanya, serta lidahnya yang kaku untuk berkata. Ia terisak mencoba menyuarakan. "M-maaf... maaf... aku minta maaf"

"Sampai kau bersujut pun, maafmu itu tidak berguna" balas Blaze

Halilintar menutup kedua telinganya. Tubuhnya gemetar, meski menutup kedua matanya ia terus melihat darah hanya darah, darah yang mengalir dan menyiprat pada dirinya. "Maaf...maaf...maaf" ucapnya memelas.

Suara bentakan dan cacian itu terus menggema. Hali meremas telinganya, sakit, pedih, sesak, marah, sedih, hancur semuanya terasa. Ia meringis dengan rintihan memelas pertolongan. "Maaf..."

***

Halilintar membuka matanya, tadi sempat ada cahaya terang yang mengganggu matanya.

"A-apa?" Kata Hali lirih, ia melirik sekeliling. Putih. Hanya putih yang terlihat.

"Hali" terdengar suara dengan nada lembut khas seseorang yang Hali kenali. "Hn...B b-bun bunda" Hali berbalik mencoba mencari asal suara. Dari ke jauhan ia melihat dua orang yang melambai padanya.

Halilintar berlari mengejar mereka, namun bukannya menjekat jarak mereka, jauh semakin menjauh.

Hali terlenti nafasnya sesak kembali, ia membungkuk mencari nafas. Dan tepat saat ia berdiri orang tuanya sudah ada di hadapannya. Tatapan mata mereka berbeda, tajam dan dingin.

"Kau lemah!..." teriak ketus sang ibunda

"Kau gagal Hali! Kau pecundang!" Sambung ayah.

Mata Hali membulat, baru pertama kali ia mendengar kata kata setajam ini.

"Kau bukan lagi anak ku! Kau adalah pembunuh!...kau pecundang! Lemah" bentak bunda sambil menunjuk nunjuk Hali dan sedikit mendorongnya.

"Maafkan...Hali"

"Saya gak butuh penyesalan darimu! Kau telah membunuh anak saya!" Mereka berdua berbalik, berjalan dan menghilang.

Tak ada kata kata yang dapatmenggungkapkan perasaan Hali kali ini. Entahlah mungkin lebih tepatnya sakit. Ia menangis sejadi jadinya, matanya merah bengkak akibat terlalu banyak menangis. Mungkin dengan itu rasa sakitnya akan sefikit menghilang.

                                   ***

Assalamualaikum

Yei author tepat janji.

Seperti pertanyaan di chapter sebelumnya, author janji up tanggal 30 september dan benar. Yai.

Ok trims juga buat yang udah baca klo mau kadi komen silahkan, tekan bintang juga boleh.

Dan sekali lagi author minta maaf klo ada salah dan banyak typo. Sekian author tutup.

Wassalamualaikum

ceritakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang