Setelah pemakaman kedua orang tua para boboiboy, mereka lalu berbalik kembali ke hotel tempat mereka menginap.
Di kamar Halilintar sedang termenung menggasihani diri, entah harus apa yang akan dia lakukan sekarang.
Hali *POV*on
'Aku memang tidak layak disebut anak yang berbakti, bahkan disebut seorang anak saja aku tak layak. Ayah bunda aku rindu suara kalian, aku rindu. Apa yang harus aku lakukan sekarang. Bagaimana kami bisa menjalani hidup tanpa kalian. Komohon tukarkan saja nyawaku dengan kalian, aku tak sanggup hidup penuh dengan beban ini, aku tak sanggup' gumamnya sambil merintihkan beberapa tetes bening dari matanya.
Hali *POV* OFF
Hari semakin sore, tapi tetap Hali hanya berdiam diri di kamarnya. Tak ada semangat lagi dalam dirinya.
"Kak ayolah makan, nanti kakak sakitloh"- terdengar suara lembut Gempa di luar pintu. Tak ada jawaban dari sang kakak. Gempa hanya bisa berdoa semoga ada keajaiban agar kakaknya itu mau makan untuk hari ini, karena dari dua hari lalu Halilintar hanya meminum air tak lebih dan tak kurang.
"Kenapa kak Gempa menggasihani pembunuh itu, sia sia"- Blaze berteriak keras ketika melihat Gempa di depan kamar Halilintar.
"Siapa yang kau sebut pembunuh, dia itu kakak kita, kita harus hormat dengan dirinya dan sopan bila berbicara"-omel Gempa mendengar kata sang adik
"Ckek" pintu kamar Hali terbuka, terlihat seorang laki laki beriris ruby sedang menggendong tas besarnya. Ia berjalan tanpa peduli ada Gempa di hadapannya.
"Kakak mau kemana?"- tanya Gempa risau
"Cepat bersiap dan ayo pergi" jawab Hali dengan nada dinginnya.
"B...b..baik" jawab Gempa ragu, ia lalu berlari kecil dan memberitahu semua saudaranya. Lantas ia ke kamar dan menyiapkan semua pakaiannya yang di bawanya berlibur.
Semua elemental berkumpul di halaman, saling menatap satu sama lain, kecuali Halilintar dan tak ada yang berani menanyakan tujuan mereka sekarang. Hali melangkah keluar gerbang hotel dan memberhentikan angkot.
"Daerah pesisi pantai" ucap Hali yang baru naik.
"Baiklah" jawab supir angkot itu
Mereka pun melakukan perjalanan yang lumayan lama,sekitar dua jam-an. Setelah sampai Hali membayar pada supir dan berjalan begitu saja, seperti ia melakukan perjalanannya sendirian. Langit petang mulai terlihat, tibalah para boboiboy di suatu rumah besar namun sederhana.
"Tok tok tok"Hali mengetuk pintu rumah itu dan keluarlah seorang kakek kakek yang menyapanya.
"Oh kau Hali, kakek kira siapa. Ayo masuk" ajak kakek itu. Tanpa membalas sapaan kakeknya Hali masuk kerumah dan menuju kamar atas dimana ia pernah menginap ketika ia kabur saat berlibur seperti bebehari lalu.
Taufan yang melihat kakaknya langsung masuk begitu saja merasa sungkang pada sang kakek.
"Maaf kek dengan perilaku kakak saya, dan kalau boleh tau kakek ini siapa?" Tanya Taufan ragu
"Oh kau belum tau ya, aku ini kakek kandung kalian. Dan dengan sifat Hali barusan aku tidak masalah. Ayo kalian masuk juga" ajak kakek
"Eh iya makasi" sambung Thorn yang tersenyum manis
"Di atas ada sembilan kamar, satu milikku, satunya milik ayah kalian, satunya milik Halilintar, dan sisanya bisa kalian tempati. Di dalam sudah berisi baju dan barang yang dibutuhkan. Silahkan dipilih masing masing" ucap sang kakek yang menunjuk lantai atas rumahnya.
"Baik kek, kami akan naik dulu. Permisi"jawab Taufan sopan
Keenam anak itu pun naik dan memilih kamarnya masing masing.
((((((((((((((((((((((((((()))))))))))))))))))))))))))
hai kawan kawan maaf ya kalo ceritanya jelek dan banya typo
Tapi ingat aku butuh kritik dan saran dari kalian.
Byeeeeee
KAMU SEDANG MEMBACA
ceritaku
Randommengisahkan seorang kakak yang slalu menghindari adiknya.apakah alasannya?yuk di baca!