tumpukan kisah

1.8K 125 4
                                    

"Hahahaha, ini baru terbaik"
"Iya dong Gempakan emang terbaik"
"Jadi kita akan melakukan apa"

Masih terputar dalam ingatan Hali, suara suara kejahilan mereka. Ya Hali, Taufan, dan Gempa memang sangat kompak saat kecil.

Hali menahan dirinya untuk tetap fokus membersihkan kamar Gempa. Walau kadang dirinya terdengung beberapa detik karna teringat suatu hal.

'Kenapa harus kau Gem,' gumamnya. 'Kenapa harus kita' lanjutnya. Setelah terdiam sebentar tangannya kembali mengepel lantai kamar Gempa.

Kini kamar itu sudah bersih dan rapi seperti dulu, saat pemiliknya yang menggunakannya, sang mama bagi saudara saudaranya.

Hali terdiam, ia sangat penasaran sejak tadi dengan kotak besar di sebelah lemari Gempa. Ia melangkah mendekati kotak itu, dibuka  perlahan. Terlihat tiga kertas seperti di kamar Thorn, namun warnanya berbeda.

Ia ingat, kertas kertas itu adalah tulisannya dengan Tuafan dan Gempa. Saat itu mereka sedang bosan main di taman depan rumah, dan Gempa menarik tangannya juga Taufan ke kamarnya.

Kami awalnya juga masih diam, hingga Gempa memberikan kertas orange itu, kami menerimanya masing masing satu.

"Buat apa" tanya Hali spontan. "Ya di tulis kak" Taufan menjawabnya asal, padahal dia juga gak tau. "Iya benar untuk di tulis, kita tulis apa yang kita suka dan tidak suka. Nanti di bacain masing masing" jelas Gempa.

Kami pun menulis apa yang dikatakan oleh Gempa. Tiga puluh menit menulis kami pun membacanya masing masing, itulah salah satu kenangan yang Hali buat bersama dua adiknya itu.

Hali kembali mengacak isi kotak itu, dilihatnya ada gelang, lebih tepatnya tiga gelang dengan warna hitam, biru, dan coklat. Sama seperti kertas tadi, gelang ini memiliki kisahnya masing.

Ya waktu itu, saat malam hari Hali dan Taufan masuk ke kamar Gempa, dengan tujuan menghilangkan bosan. Jadi Gempa berpikir untuk membuat gelang saja, ia pun mengambil tali tali yang di simpannya dan memberikan pada kedua kakak yang ia sayang itu.

"Itu lebih membosankan Gempa" leluh Hali yang melihat Gempa memberikan talu padanya. "Ya gapapa, sekalian buat kenang kenangan aja" Gempa kembali menjelaskan. Dan akhirnya mereka membuatnya hingga tertidur di kamar Gempa.

Halilintar kembali mengacak ngacak kotak itu, banyak yang ia temui yang membuatnya ingat beberapa kisah kisahnya. Ia terduduk menatap benda benda bersejarah itu.

"Apa kau masih mengingat ini? Bisiknya pelan menatap sendu pada kotak itu. "Heh aku memang pengecut, padahal dulu aku benci halku lakukan sekarang. Dasar pembohong" ejeknya pada dirinya sendiri, tak tau apa yang dia lakukan ini benar atau salah. Pertanyaan seperti itulah yang selalu menggema dan berputar putar di kepalanya.

"Aku benci diriku yang sekarang" sambungnya. Yang lantas meletakkan kembali kotak itu pada tempatnya dan beranjak pergi dari kamar yang penuh dengan kisah kisahnya dulu.

                                 ***
Hai teman teman

Terima kasih karena kalian sudah mambaca, semoga dapat menghibur.

Dan maaf klo ceritanya jelek, banyak typo, dll. 

Sekian dari Author. Bye

ceritakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang