9

1.3K 145 4
                                        

Jungkook mengangguk ragu sebagai jawaban dari pertanyaan Umji barusan. Sebenarnya terbesit rasa bersalah juga pada Umji, karena permintaanya ini terdengar jika dirinya sedang memanfaatkan Umji.

Umji menatap Jungkook, dia nampak sangat mengkhawatirkan Eunha. Umji mana tega menolak permintaan itu. Itu sekedar permintaan yang sederhana, mana mungkin Umji menolak membantu. Ya Umji menyanggupi permintaan Jungkook.

"Gomawo, Umji-ya!" Ucap Jungkook sambil mengacak-acak rambut Umji.

"Soenbae!! Hentikan, rambutku jadi acak-acakan nih!"

"Hehehe, maaf... Aku sungguh gemas denganmu," ucap Jungkook sambil tertawa.

Melihat Jungkook yang gembira lagi, entah mengapa membuat hati Umji labih tenang.

"Oh ya, apa kau sedang latihan sendiri lagi?"

"Omo!! Aku harus cepat pulang."

Pertanyaan Jungkook mengingatkan Umji bahwa dirinya harus segera pulang karena Sowon pasti akan memarahinya jika dia tiba saat malam. Umji segera merapihkan semua bawaannya dengan tergesa-gesa. Lalu menelpon supir taksi langganannya. Tapi tak ada jawaban.

"Apa kau butuh tumpangan?" Jungkook menawarkan bantuan. Umji ragu untuk menerimanya dia tak ingin merepotkan Jungkook.

"Jangan berpikir kalo kau akan merepotkanku, santai aja kita ini teman. Teman harus saling membantu," ucap Jungkook lalu menarik tangan Umji keluar dari ruangan.

Tidak ada penolakkan dari Umji, karena dirinya memang sedang butuh bantuan juga. Sebentar lagi malam, jika Umji naik taksi maka dia juga harus menunggu taksi itu datang. Itu akan memakan waktu yang lama.

Akhirnya Umji sampai di dorm tepat sebelum matahari benar-benar menghilang. Umji turun dari mobil tak lupa mengucapkan terima kasih kepada Jungkook yang telah mengantarkannya. Kemudian Umji melambaikan tangannya ke arah mobil Jungkook yang mulai menjauh.

Ketika Umji membalikkannya badannya dan hendak menuju pintu, tiba-tiba terdengar suara Sowon tak jauh dari posisinya berdiri.

"Jadi... Tadi kau habis latihan atau kencan??" Umji kaget dengan suara itu. Dan saat Umji membalikkan badannya ke arah suara itu, ternyata Sowon tak sendiri. Ada SinB di sampingnya.

'Mati aku' pikir Umji, kenapa harus ada SinB juga. Kalo begini gak cuma bakal dapat omelan dari sang Emak tapi bakal dapat ejekan juga dari SinB. Lihat saja senyum SinB yang mulai mengembang, seolah dia sedang berkata, 'kena kau!'

Umji berusaha mengalihkan topik itu, mata Umji berhenti pada kantong plastik yang dipegang Sowon.

"Ah... Sepertinya Unnie habis belanja yh?? Sini aku yang bawa masuk aja," ucap Umji sambil merebut belanjaan yang ada di tangan Sowon. Lalu berbalik kembali menuju pintu dengan langkah yang tergesa-gesa seolah memang sedang menghindari kedua Unnienya itu.

"Ya!! Umji... Umji-ya! Kau belum menjawab pertanyaanku," mendengar suara Sowon yang mulai meninggi itu, membuat langkah Umji semakin cepat, Umji berlari masuk, meletakkan belanjaan di atas meja dan langsung berlari ke kamar kemudian langsung menguncinya.

Pintu mulai digedor-gedor, menimbulkan suara yang cukup menganggu.

"Aku beneran habis latihan, Unnie!! Aku capek, aku mau langsung istirahat!!" Teriak Umji dari balik pintu.

Umji menuju kasurnya dan menutup seluruh tubuhnya dengan selimut termasuk menutup kepalanya, karena suara gedoran pintu dan teriakkan unnienya yang cukup mengganggu.

Setelah beberapa menit kemudian, akhirnya berhenti juga suara itu. Tapi tergantikan dengan suara isak tangis. Umji membuka selimut yang menutupi kepalanya, dan melihat ke arah ranjang yang ada di sebelahnya.

🍁The Mind🍁(Completed)💜Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang