Inikah cinta

64 39 12
                                    

"Ah Aidan bilang kalo dia suka sama seorang?siapa yah?".Ucap Rin bingung,iapun melihar kebelakang dengan sadar Aidan langsung tersenyum lebar seperti tak berujung.

Senyuman yang baru ia lihat itu membesit dibenak Rin dan terus ia bayangkan saat berada di kelas.

Pertama kali masuk sekolah ini,banyak kejadian bersama Aidan yang dilalui dan saat pertama kali bertemu dia rasanya ia orang yang aneh,nyebelin,tapi sekarang rasanya berbeda.Tapi entah apa yang Rin rasakan seakan pertanyaan itu selalu berputar dipikirannya.

"Hey Rin,lo lagi mikirin apa kayak banyak masalah aja".
Ucap Dina yang datang bersama Rayya.

"Eh Din,aku gak mikirin apa apa
Cuma....ah udah lupain aja".

"Beneran?"ucap Dina memastikan.

"Iya".

"Owh ya udah,oh iya ini undangan ultah gua buat lo jangan lupa datang yah".

"Iya pasti aku datang kok".

"Nih sekalian punya Aidan,lo kasih dia yah".

"Kok aku kamu aja".

"Aduh Rin lo tau kan gua jarang ketemu Aidan,lagipula lo kan satu kelas sama dia."

"Ya udah kamu kasih ke Aidan pas pulang sekolah aja ke sini lagi".

"Aduh Rin,gua ngak bisa pulang sekolah gua mau pergi sama Rayya ada yang mau dibeli".

"I..iya udah deh"jawab Rin pasrah.

"Gitu dong dari tadi,makasih yah".

"Iya iya".

**********
Jam pelajaran pun berlangsung,Rin merasa tidak fokus karena kejadiaan tadi pagi.Dia merasa pelajaran yang dibahas oleh Guru tidak masuk ke otaknya sama sekali.
dipikirannya hanya ada nama Aidan,Aidan dan Aidan.

"Aidan,kamu ngak capek berputar terus dalam pikiran aku
Atau mungkin ini yang disebut jatuh cinta ya,Aaaaggghss"
Gumam Rin....

Setelah sekian lama akhirnya benda kecil itu pun berdering semua siswa berhamburan untuk pulang.Tapi tidak buat Aidan dia ngak suka berdesakkan ia lebih memilih keluar setelah semua siswa udah duluan pergi.

"Mmm Aidan ini undangan ultah nya Dina,jangan lupa datang".

"Owh kenapa ngak dia yang ngasih langsung?".

"Katanya Dina lagi sibuk ngurusin pesta buat malam nanti".
"Mm nanti kita pulang bareng yah?"ajak Rin.

Aidan hanya diam di tempat duduk nya tanpa mengeluarkan satu kata pun.Mungkin Aidan lagi ngak mau diganggu jadi Rin langsung duduk dikursinya menantikan semua siswa keluar kelas juga.Beberapa lama kelas jadi sepi karena anak anak sudah keluar kelas.

"Yuk"ajak Aidan.

"Kemana?".

"Ke bandara"ucap Aidan.

"Ngapain?.

"Kamu mau pulang ngak?".

"Iya sih,trus kebandaranya ngapain?".

"Tadi kamu ngajak pulang bareng,kamu....aghhssskk."kata Aidan kesal,Rin memang ingin melakukan ini biar dia bisa bicara banyak dengan Aidan dan ingin jadi penerang dihatinya dan membuat dia ngak seperti ini lagi selalu menyendiri dan diam seperti patung.

"Iya sih,tapi tadi aku tanya kamu diam aja,aku pikir kamu ngak mau,truss gimana jadi ke bandaranya?"ujar Rin sambil tersenyum lebar.

"Seterah"jawab Aidan sambil berjalan menuju pintu kelas.

"Aidan tunggu.."Ih kok aku ditinggal sih Aidan."teriak Rin sambil berlari mengejar.
"Aidan tunggu"Aidan berhenti mendadak sehingga kepala Rin terbentur lumayan keras ke punggung Aidan.

"Aduh sakit".
Aidan tak menghiraukan dan berjalan kembali,diperjalanan mereka hanya diam seperti patung.

"Hem,Aidan?".

"Apa?".

"Aku boleh nanya ngak?".

"Ngak".

"Kok ngak,boleh aja yah,Aidan?".
"Aidan?"

"Hmm".

"Boleh ya?".

"Seterah".

"Oke,gini kemaren kamu bilang kalo suka sama seseorang ya pasti cewekkan,trus aku boleh tau ngak dia siapa?"Aidan tidak merespon sama sekali.

"Aidan"banggil Rin agak keras.

Aidan berbalik badan dan meletakkan kedua tangannya di pipi Rin.Ia sontak kaget dengan tatapan mata Aidan yang dingin itu.

"Suatu saat pasti kamu akan tau"ujar Aidan.

"Maksudnya?"balas Rin bingung.

"Dasar Bawel"balas Aidan tersenyum kecil,sambil melepaskan tangannya dari wajah Rin dan kembali berjalan seperti biasa.walaupun senyuman itu bukan yang pertama ia lihat,tapi rasanya hatinya sangat senang sekali."andai ku bisa selalu melihat senyuman itu setiap harinya"pikir Rin.

Akhirnya mereka sampai didepan gerbang rumahnya Aidan,rumah yang besar, indah,dan bersih,emang cocok dengan sifat nya Aidan.

"Kamh mau mampir dulu".

"Mm,,ngak usah lain kali aja".

"Ya udah".

"Aidan aku boleh ngak pinjam buku biologi kamu yang tadi?".

Aidan tidak menjawab ia langsung memasukkan tangannya ke dalam tas hitam dan mengeluarkan buku yang ingin Rin pinjam.Aidan emang agak pendiam tapi ia selalu bisa bikin Rin senang.

AIDEN√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang