jadi model

22 2 0
                                    

Tiga minggu lagi akan diadakan ujian kenaikan kelas,dan berarti waktunya hanya tinggal satu tahun disini.Gak nyangka waktu berjalan dengan cepatnya.
Rin merasa sedih,ia harap waktu itu akan berjalan dengan lambat.Ia tidak mau terlalu cepat berpisah dengan teman teman yang selama ini ada disampingnya begitu juga dengan Adit ia tidak akan mudah untuk melupakannya.Apalagi pikirannya tambah kacau dikarenakan bundanya mengajak pindah ke Eropa.Dengan memilih untuk pindah kesana berarti Rin siap untuk berada jauh dari Adit,tapi semua itu tidak akan mudah baginya.

Brakk,,,
Pukulan yang cukup keras itu membuat jantung Rin meloncat keluar.

"Rayya,kamu apa apaan sih"ujar Rin yang sedari tadi duduk sendirian dikantin.

"Hehe,maaf lagian gua lihat lo sedih amat,kenapa?"

"Semalam bunda aku nelfon,dan ia mau aku pindah kesana"

Braakk,,
Rayya memukul meja itu untuk kedua kalinya,kali ini Rin hanya bisa mengurut dadanya.
"Apa lo serius?,truss lo tinggal disana dong? lo tega ninggalin teman lo yang cantik dan imut ini".

"Aku juga gak tau"

"Truss Adit gimana lo ninggalin dia juga?"

"Aku juga gak tau"

Rayya kemudian duduk dan berusaha memikirkan jalan keluarnya.
"Rin,gimana kalo lo bilang ke bunda lo,kalo lo gak bisa sekolah disana"

"Aku gak bisa nolak permintaan bunda"

"Lo tenang aja gua akan mikirin terus jalannya"

"Makasih"

Tak lama disana Rin pamit untuk keperpustakaan.sedangkan Rayya masih disana memikirkan strategi terbaiknya.

"Alasan apa yah agar Rin gak pergi ke Eropa?"pikir Rayya dengan keras,ia memegang kepalanya dan berusah mengeluarkan ide jeniusnya.
"Ahhggg,gak bisa sih"Teriak Rayya,mendengar hal itu tatapan semua orang dikantin tertuju padanya.
"Apa lihat lihat"ujar Rayya.

"Eh Rayya lo kenapa tiba tiba teriak bikin geger jantung orang aja"ujar Verdy yang datang bersama Reyhan.

"Untung saja kalian disini,sini dulu ada yang mau gua omongin!"

"Apa?"ujar Verdy setibanya dihadapan Rayya.

Rayyapun menjelaskan perihal permasalah Rin pada mereka dan meminta untuk membantunya mencari jalan keluarnya.

"Kamu serius sayang?"tanya Reyhan.

"Iya serius"

"Ray,Rin dimana sekarang?"ujar Verdy.

"Katanya sih tadi mau keperpustakaan"

Verdy langsung menyusul Rin keperpustakaan.Tapi ia tidak menemui Rin disana,kemungikinan ia sudah kembali kekelasnya.Verdy ingin menyusul tapi bel masuk berbunyi lima menit yang lalu.Oleh karna itu sepulang sekolah ia akan menemuinya.

Didalam kelas,,
Pelajaran dimulai seperti biasanya.Sampai waktu yang ditunggu tunggupun datang.Verdy yang tidak sabar menemui Rin langsung bergegas keluar kelas.
Sampai dikelas Rin,kelas itu sudah kosong tidak ada orang sampai suatu ketika seseorang datang dan mengasih taunya bahwa Rin sedang berada diperpustakaan.

"Rin"panggil Verdy saat melihat Rin yang sedang mengambil buku fisika di rak buku.

"Ver,ada apa kamu minjam buku juga disini?"

"Gak aku mau ketemu kamu ada yang mau aku omongin"

"hmm,ngomingin apa?"
Tiba tiba Adit datang dari arah belakang Rin,sebenarnya sebelum pulang Adit yang mengajak dan meminta tolong Rin untuk mencarikan buku yang akan dipakai belajar dirumahnya nanti.

"Aku mau bicara berdua saja,kamu bisa ikut aku?"

"Gak,lo sendiri gak lihat dia sedang sibuk,kalo mau bicara disini aja"ujar Adit yang seketika memegang tangan Rin dan mengisyaratkan untuk tidak pergi.Verdy yang melihat itu hanya bisa mengalah.

"Rin,kamu ingat janji kamukan?"ujar Verdy.

"Janji?"

"Iya,kamu akan menemani aku latihan untuk persiapan konser itu"

"Ouh iya iya aku ingat"

"Aku tunggu"Akhirnya Verdy pergi sedangkan Adit pergi ke meja peminjaman buku.Setelah itu Adit mengantar Rin pulang dan menyuruhnya bersiap siap karena dua jam lagi ia akan kembali menjemputnya untuk belajar bersama.

Tak lama setelah selesai membersihkan diri hp Rin berbunyi dan Verdy menelfonya.

"Hallo Ver"

"Rin,ini kak Viola mau bicara sama kamu?"

"Ouh iya"

"Hay Rin,kamu jadikan temenin kakak?"

"Aduh aku sampe lupa"gumam Rin.
Rinpun melirik jam dindingnya,sudah menunjukkan pukul 14.02.Sedangkan Adit akan menjemputnya satu setengah jam lagi.

"Hallo,kok diam?kamu kenapa?"

"Ah gak papa kak,iya aku akan temenin kak Viola kok"

"Oke,kamu siap siap bentar lagi kami kesana jemput kamu"

"Iya"
Rin bersegera bersiap siap.Dan tak lama kemudian kak Viola datang bersama Verdy dan mereka langsung membawa Rin ke sebuah mall.Dan Rin berfikir kak Viola mengajaknya untuk menemaninya belanja.Sampai di lantai dua kak Viola menghentikan langkahnya dan memegang tangan Rin.

"Rin,postur tubuh kamu keren dan wajah kamu juga cantik,gimana kalo kamu bergabung di modelling agency ku,siapa tau kamu bisa terkenal disana"Ajak kak Viola.

"Rin,sebenarnya kak Viola ngajak kamu kesini ia ingin ngajak kamu ikut agensi permodelannya dan sebenarnya tadi aku menemui kamu keperpustakaan itu aku mau ngomongin ini.Jika kamu bergabung itu bisa baik untuk masa depan kamu dan bunda kamu pasti juga setuju dan kamu gak bakalan pindah ke Eropa"jelas Verdy.

"Jadi kamu tau kalo aku mau dipindahkan ke Eropa?"

"Iya Rin aku tau dari Rayya,dan ini bisa jadi jalan keluarnya"

"Gimana maukan?"tanya kak Viola memastikan.

Setelah berfikir panjang Rin akhirnya menerima tawaran dari kak Viola untuk menjadi model.Disitu Rin merasa agak lega karena jika bundanya setuju ia tidak akan dipindahkan dan ia tidak akan jauh dari Adit.

"Oke,kalo gitu aku mau ngasih hadiah buat kamu,sekarang kamu boleh pilih baju yang kamu suka,ayo pilih aja"ujar kak Viola.

"Gak usah kak"
Tanpa berlama lama kak Viola membawa Rin kesebuah toko ternama disana dan membelikan beberapa style baju yang bagus.




Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 28, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AIDEN√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang