bandara

4 2 0
                                    

Pagi jam 07.25 WIB,Rin bersama Bundanya bersiap siap menuju bandara.Kemaren Rin mangajak Adit untuk menemaninya jadi Adit juga ikut bersama mereka.

Sesampainya dibandara bunda pamitan dan Rin bersama Adit berniat untuk tidak pulang terlebih dahulu,mumpung hari minggu,hari dimana ngak ada tugas sekolah,jadi bisa santai menghabiskan waktu.

Diluar bandara Rin izin ke toilet sementara Adit menunggu diparkiran.
Sehabis dari sana Rin bergegas kembali tapi ia melihat Verdy yang sedang berdiri menunggu seseorang.

"Ver"

"Rin"

"Kamu disini ngapain?"

"Aku lagi menunggu..."

"Hay sayang"ujar sosok perempuan yang datang membawa koper berwarna merah dan langsung memeluk Verdy.

Rin langsung berfikir bahwa dia pacarnya Verdy,senang rasanya Verdy bisa membuka hati buat orang lain jadi sekarang ia bisa lebih leluasa bersama Adit tanpa harus memikirkan perasaannya.

"Hmm,kalo gitu aku pergi dulu"ujar Rin.

"Hey tunggu!"ujar perempuan itu.

"Iya"

Perempuan itu langsung melirik Rin dari atas sampai kebawah.Melihat hal itu Rin merasa agak risih.

"Maaf,ada apa yah?"ujar Rin.

"Fantastic"

"Apa?"ujar Rin bingung.

"Sayang dia siapa?pacar kamu?"Tanya perempuan itu kepada Verdy.Dengan cepat Rin mengatakan bahwa ia hanyalah teman dari Verdy.

"Teman,aku pikir pacar"

"Gak manamungkin aku pacarnya,bukannya pacar Verdy itu kamu"

"Ahhhh"ujar Verdy dan perempuan itu kaget bersamaan.

"Kenapa?"

"Biar aku jelaskan"pinta Verdy.
"Rin,dia Viola kakak pertamaku,dia datang dari singapur kesini karena ada urusan dan dia seorang modelling agency disana.

"Iya,dan tentunya untuk bertemu adik tersayang ini"sambung kak Viola sambil mencubit pipi kanan Verdy.

"Ternyata kakaknya"gumam Rin.
"Ouh jadi gitu ceritanya,maaf aku salah paham tadi"ujar Rin.

"Gak papa kok"

"Kalo gitu aku pergi dulu"pamit Rin.

"Rin,bareng kita aja pulangnya"

"Gak usah Ver,aku tadi bareng teman kesini"

"Adit ya?"Tanya Verdy menduga.

"Hmm"

"Ouh,ya udah"

Rin pamit untuk ketiga kalinya,dan untuk ketiga kalinya juga ia dihentikan dan kali ini oleh kak Viola.

"Iya kak"

"Besok pulang sekolah kamu ada waktu gak?"

"Kayaknya Ada,kenapa?"

"Aku mau ajak kamu kesuatu tempat yang akan membuatmu lebih fantastic,Verdy juga akan ikut,bisa kan sayang?"

"Iya"sambung Verdy.

"Gimana Rin,kamu mau?"Tanya kak Viola lagi.

"Iya".
Tiba tiba kak Viola langsung memeluk Rin dengan girang.

"Makasih yah"

"Iya kak,kalo gitu aku boleh pergi?"ujar Rin memastikan.

"Tentu".

Rin berbalik badan dan ternyata Adit berdiri dibelakangnya entah sejak kapan itu.Yang jelas ia tidak suka dengan apa yang terjadi,hal itu sangat jelas dari matanya.

"Dit,ayo"pinta Rin,ia berusaha untuk segera pergi dari sana.ia langsung menarik Adit dan berjalan menjauhi Verdy dan kak Viola.Setibanya diparkiran mereka langsung pergi tanpa bicara sedikitpun.Disana Rin berpikir Adit akan mengantarnya pulang tapi tidak Rin dibawa ke puncak yang gak jauh dari bandara tadi.

"Dit,kita ngapain kepuncak?"

"Ikut aja".

Adit berjalan menjauh dan disusul Rin dari belakang,ia tidak mau menolak permintaan Adit kerena merasa bersalah atas kejadian tadi.
Sampai ditepi puncak Adit menghentikan langkahnya.

"Dit,kamu ngapain disitu bahaya tau gak".Adit tak menghiraukannya ia hanya duduk dan melihat fokus kedepan.Rin yang melihat itupun berusaha untuk mendekatinya dan duduk disebelahnya walaupun agak menakutkan karena meraka hampir menuju ketepi puncak yang juram.

"Rin"

"Iya"

"Kalo aku boleh tau,Verdy ngomong apa tadi?"

"Gak ada,kenapa,cemburu ya?"

"Iya"Mendengar itu mata dan mulut Rin langsung terbuka lebar.
"Kenapa?"tanya Adit.

"G.gak gak papa"ujar Rin terbata bata.

"Aku tadi bercanda,mana mungkin aku cemburu"

"Ouh"jawab Rin kecewa karena sebenarnya ia berharap semua yang Adit katakan itu memang benar dari hatinya.

"Trus kita ngapain kesini?"

"Tadi katanya gak mau pulang cepat,makanya aku bawa kesini lagian jaraknya gak jauh dari bandara"

"I.ya sih".

"Sepulang sekolah kamu sibuk gak?"tanya Adit.

"Gak sih,emangnya kenapa?"

"Kita belajar bareng untuk persiapan ujian gimana?"

"Gimana yah besok ada janji lagi sama kak Viola dan gak mungkin juga aku nolak Adit"pikir Rin.

"Hey,kok diam?"

"Ah i.iya"

Setelah berbincang bincang lama akhirnya Rin memutuskan untuk belajar bersama di rumah Adit,lagian jika dirumahnya akan lebih tenang dibandingkan rumah Rin yang penuh dengan suara bising dari kak Vino yang lagi main game kesukaannya apalagi jika teman temannya juga ikutan.



















AIDEN√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang