"Kalo boleh tau,kamu bisikin apa ke Lisa?ujar Ein setibanya di koridor sekolah.
"Kepo"ujar Adit judes seperti biasa.
"Ya udah"
"Dit!"teriak seseorang dari belakang.
"Ada apa?"
"Lo disuruh kekantor sekarang ama buk siska"
"Rin,aku kesana dulu yah"
"Iya"
Adit berjalan menjauh sedangkan Rin duduk ditaman yang gak jauh dari tempat mereka berpisah untuk mencari udara segar.Tak lama kemudian Adit kembali dengan membawa buku cetak di tangannya."Rin ini ada tugas yang harus dikerjakan,yuk masuk kelas".
"Yuk".
Didalam kelas Rin lamgsung duduk dikursi dan mengeluarkan bukunya.Sedangkan Adit berdiri di depan kelas dan menjelaskan tugas apa yang harus dikerjakan.Selesai menjelaskan Adit langsung duduk dikursinya.Suasanapun kembali tenang,dikarenakan semua siswa pada sibuk dengan tugasnya masihg masing begitu juga dengan Adit.Melihat hal itu Rin menyentuhkan ujung penanya ke wajah Adit berulang kali tapi Adit sama sekali tidak menghiraukannya.Rin mencoba untuk ketiga kalinya akhirnya Adit menatapnya dengan wajah serius.
"Rin"
"Aku boleh belajar bareng"Rin tersenyum kecil,melihat hal itu Adit luluh karnanya.Ia hanya bisa menganggukan kepalanya yang berarti jawabannya iya.
"Makasih"Rin langsung duduk di samping Adit.Seketika pena yang ia bawa jatuh tepat dibawah kursinya Adit.Adit berusaha membantu namun saat mengambil kepala mereka saling bertabrakan.
"Aduh"Rin lamgsung mengusap kepalanya yang sakit.
"Maaf,kamu gak papa?"
"I..iya gak papa,aku ke toilet bentar yah"
Rin berjalan keluar menuju toilet,selesai dati sana terlihat kerumunan siswa dekat mading sekokah.Dengan penasarannya ia langsung menuju kesana tanpa memikirkan Adit yang menunggunya di kelas.Kerumunan siswa itu berteriak heboh menambah rasa penasarannya.
"Permisi"ujar Rin berusaha masuk kekerumunan itu.Disana terlihat sebuah kertas putih yang berisikan pemgumuman akan diadakannya lomba pertunukan musik antar sekolah tiga hari lagi.
"Hay"
"Verdy,kamu disini juga?"
"Iya"
"Btw,kamu udah baca pengumumannya?"
"Sudah"
"Trus gimana kamu ikut?"
"Aku gak tau,menurut kamu gimana Rin".
"Menurut aku yah kamu itu jago bangat main musiknya apalagi nyanyi,udah kamu daftar aja,aku yakin kamu pasti menang"
"Baiklah aku daftar,makasih yah kamu udah meyakinkan aku"Verdy langsung mengnggam kedua tangan Rin.Rin hanya bisa diam dan tersenyum kecil.
"Nih tasnya"Rin memberiakn tas itu dengan wajah sedih.
"Kamu kenapa?".
"Gak papa".
"Saat aku tanya kamu kenapa pasti jawabnya selalu gak papa".
"Emang aku gak papa"sambung Rin cepat.
"Truss kenapa wajah kamu kayak orang sedang sedih?".
"Dan pliss jangan jawab gak papa lagi"."Aku kecapekan doang".
"Beneran?".
"Iya,beneran"Adit menyadiri Rin membohonginya,ia bisa tau dari tatapan matanya itu.
"Ikut aku?"Adit menggenggam tangan Rin dan membawanya kesuatu tempat.
"Ini mau kemana?".
"Tunggu disini"Rin menunggu ditempat yang tidak begitu ia ketahui,tempat yang cukup tinggi dan pemandangan yang indah.
Tak begitu lama menunggu,Adit datang membawa dua es cream coklat ditangannya."Nih".
"Es cream?".
"Iya,kata orang kalo lagi sedih trus makan es cream sedihnya bisa hilang".
"Kamu percaya kek gituan".
"Siapa taukan,coba aja dulu".
Rin menghabiskan dua kotak tapi perasaannya sama saja gak ada perubahan.Ia mulai bosan dan menyerah untuk makan itu lagi.
"Gimana?".
"Sama aja".
"Kalo begitu.."Adit menyuruh Rin berdiri dan berteriak sekerasnya diatas tempat yang cukup tinggi itu.Mula mula Adit memulainya terlebih dahulu kemudian ia menyuruh Rin mengikutinya.Tapi dengan bingung Rin hanya mengelengkan kepalanya yang mengisyaratkan tidak mau melakukannya.
"Ayok"Ajak Adit.
"Kamu yakin?".
"Iya,siapa tau sedihnya kamu bisa hilang".
"Gak ah,itu gak bakalan bisa, lagian cara itu cuma ada disinetron doang"ujar Rin terus terang.
"Coba sekali aja,aku duluan ntar kamu nyusul".
"Agghhhhaa..".
"Sekarang kamu Rin"."Agghhhhaaa...".
Rin lega ternyata sedihnya mulai sedikit menghilang,ternyata ada benarnya berteriak bisa menghilangkan sedih walaupun sedikit.
"Gitu dong senyum"begitu juga dengan Adit ia tersenyum lebar melihat Rin yang sudah gak sedih lagi.
"Makasih atas semuanya".
"Iya".
"Kalo gitu aku mau pulang dulu".
"Biar aku antar".
"Makasih".
Keadaan kota sangat sibuk hari ini. Sepanjang perjalan hanya terdengar suara kendaraan yang berlalu lalang tak seperti biasanya.Sampai disuatu tempat Adit meminta Rin menunggu nya sebentar karena ia mau membelikan sesuatu untuk Egi adiknya.Terlihat Adit masuk kesuatu tempat penjualan mainan,karena terlalu panas diluar Rin masuk menyusul Adit.Didalam toko Rin melihat Adit yang sedang berdiri dikasir membayar suatu barang tersebut.
"Loh kok kamu ada disini".
"Diluar panas makanya aku nyusul kamu kedalam".
"Ouh,maaf ya aku suruh kamu nunggu diluar".
"Udah lah gak papa".
Mereka berjalan bersama keluar dari toko tersebut."Adit?".
"Iya".
"Adik kamu gak tinggal sama ibunya?".
"Ibuku udah gak ada Rin,maaf aku baru ngasih tau kamu".
"Gak kamu gak perlu minta maaf,seharusnya aku yang minta maaf,kamu pasti sedih aku nanya itu?".
"Udahlah gak papa".
Suasana mulai tegang dan lagi lag
KAMU SEDANG MEMBACA
AIDEN√
Teen FictionSaat hati terluka karena cinta,jangan pernah takut untuk kembali mencintai. saat mencari cinta namun tak bertemu,biarkanlah cinta itu sendiri yang mendekati. cinta itu indah,namun terkadang menyakitkan Saat menyakitkan itulah cinta itu diuji.Namun t...