prank

12 2 0
                                    

Malam minggu merupakan malam terindah bagi yang punya pasangan tapi kebalikan bagi yang jomblo yang bisa menghabiskan waktu dirumah dengan nonton tv,main hp ataupun  yang lainnya.Begitu halnya yang dirasakan Rin malam ini,ia hanya duduk sendirian dijendela kamar dan menatap kelangit yang begitu hitam,tapi ada sesuatu yang meneranginya seakan mengisyaratkan adanya secercah harapan yang terang dibalik kegelapan yang ia rasakan.

Kringg,,

"Hay Rin"

"Hay Adit"

"Langit yang begitu indah bukan"

"Kamu lagi lihat langit juga?"

"Iya,aku lagi melihat bulan yang paling indah dan manis dari bulan yang lainnya"

"Bulan lainnya?,bukannya bulan hanya satu?"

"Bulan ada dua Rin,satu dilangit dan satunya lagi di jendela"

"Maksud kamu apa,aku gak ngerti"

"Kamu lihat kebawah"pinta Adit.
Rin langsung melihat kebawah ternyata disana terlihat Adit yang sedang berdiri di halaman rumahnya.

"Kamu disini,kok gak ngasih tau aku?"

"Kan sudah aku kasih tau barusan"

"Bentar aku turun dulu"Rin menutup telfonnya dan bergegas keluar.
"Ayo masuk dulu"Ujar Rin setibanya di pintu masuk.

"Gak usah aku disini aja,kamu sibuk ngak?"

"Gak aku gak sibuk kenapa?"

"Aku mau ngajak kamu keluar".

"Boleh,aku kasih tau bunda dulu ya"

Rin masuk dan menemui bundanya dikamar.Disana terlihat bunda yang sedang masukkan bajunya kedalam koper.Dengan penasaran Rin langsung menghampiri bundanya.

"Bun,kenapa bajunya dimasukkan kekoper?"

"Sayang maaf bunda gak ngasih tau kamu sebelumnya.Bunda mau ke singapur nyusul Ayah kamu untuk mengurus percerain disana"

"Bunda jadi cerai sama Ayah?"

"Iya sayang,bunda udah usaha tapi ini udah takdir,besok bunda pergi kamu jaga diri baik baik ya"
Rin seketika langsung memeluk bundanya dengan seerat mungkin.Air matanyapun turun dengan derasnya.

"Sudah jangan nangis,kamu harus kuat".

"Iya bunda"
"Bun,aku sampai lupa tadi Adit mau ngajak aku keluar,tapi aku pikir aku gak jadi pergi aja,aku mau nemani bunda disini"

"Bunda gak perlu ditemanin,udah kamu pergi aja kasihan Aditnya"

"Baiklah bun,aku pergi dulu"

Rin pergi dengan Adit menggunakan motor setibanya dipersimpangan jalan melati Adit menghentikan motornya.

"Kok berhenti?"
Adit membuka jaketnya dan langsung memberikan pada Rin.
"Gak usah Adit kamu aja yang peke jaketnya"

"Kamu aja udaranya mulai dingin ntar kamu sakit"

"Makasih"
Adit kembali mengendarai motornya,udara malam berhembus dengan cukup kencangnya membuat kedua telapak tangan Rin terasa membeku.
Sampai disuatu parkiran Adit kembali menghentikan motornya.
"Ngapain kita kesini?"tanya Rin penasaran.

Adit membawa Rin kesuatu tempat,tempat tersebut adalah sebuah pasar malam di alun - alun kota.Memang tidak setiap malam pasar ini ada,namun akan hadir sekali dalam satu pekan ataupun lebih.
"Sekarang ada pasar malam kamu mau lihat?,kalo gak kita cari tempat lain"

"Disini aja Dit,kayaknya bakalan seru"ujar Rin tersenyum lebar.Jujur ia sangat senang karena ia sudah lama tidak berkunjung kepasar malam tersebut.Pasar malam ini tak seperti biasanya,Lebih ramai begitu juga dengan wahana yang tersedia disana.Sampai disuatu ketika Adit menghilang dari pandangannya.Rin terus berteriak mencari keberadaan Adit matanya terus melirik kekanan dan kekiri.Semakin malam pasar ini semakin rame pengunjung,Rin jadi susah untuk mencari keberadaan Adit.Sudah beberapa menit mencari Rin memutuskan untuk kembali keparkiran berharap Adit sedang menunggunya disana.Tak sampai melangkah keluar,Rin dikagetkan dengan tangan besar yang memegang bahu kanannya.Rin langsung melihat dan ternyata dia adalah orang yang ia cari sedari tadi.Tapi perasaan Rin seketika menjadi aneh.

"Adit,kamu gak papa"

"Gak,Rin gimana kalo kita coba wahana disini"

"Wahana apa?"

"Rumah hantu"
Tepat sekali dengan apa yang dipikirkan Rin,ini adalah wahana yang paling tidak disukainya dikarenakan ia seorang yang penakut dan wahana ini merupakan wahana yang selalu ia jauhi dimanapun.

"Gimana wahana lain aja?,seperti  bianglala,kora kora atau yang lainnya?"Tawar Rin.

"Jangan deh Rin,rumah hantu aja biar menantang"
Rin hanya pasrah dan mengikuti maunya Adit.Didalam rumah hantu tersebut Adit berjalan didepan dan Rin mengikutinya dari belakang.Disana Rin terus memegang tangan Adit dengan kuat.Seluruh tubuhnya terasa bergetar sampai sampai iapun susah untuk menggerakkan kakinya apalagi ditambah dengan suara suara seram dan hantu yang tiba tiba muncul dikegelapan,membuat jantung Rin mau copot.
Semakin kedalam suasana semakin sepi dan gelap.Rin yang tidak tahan akan ketakutannya langsung memeluk Adit.Sampai disuatu persimpangan kami dikagetkan dengan sosok hantu berbaju putih penuh dengan darah,Semua berteriak histeris dan akhirnya Rin terpisah lagi dengan Adit.Ini yang tidak diharapkan Rin dari awal.Dengan mata yang masih tertutup Rin tanpa sadar memegang tangan seseorang yang berada disampingnya dengan memberanikan diri Rin membuka matanya dan sontak ia kaget kedua kalinya disebabkan tangan yang ia pegang tersebut merupakan tangan dari hantu yang ia temukan tadi.Dengan cepat Rin berlari keluar wahana tersebut.Diluar wahana ia tak sengaja menabrak salah satu pengunjung yang berusia sama dengan Rin.

"Maaf aku gak sengaja"ujar Rin dengan nafas yang masih tak stabil.

"Iya gak papa"sahut laki laki itu.

Rin melirik kearah belakang untuk melihat Adit,tapi yang malahan ia lihat adalah sosok hantu tadi berjalan menuju kearahnya.Rin gak bisa lari lagi ia hanya bersembunyi dibelakang laki laki yang ia tabrak itu.Seketika sebuah terompet berbunyi dan semua orang berteriak berhasil.

"Rin"Adit yang datang langsung memeluk Rin dengan penuh kegembiraan.

"Ini ada apa sih Dit?"

"Prank"

"Prank"Rin yang sedari tadi ketakutan langsung berjongkok dibawah seakan tak kuasa menerimanya.Dan disusul oleh Adit
"Ini rencana siapa,ayo ngaku?"ujar Rin berteriak.

Mereka para rombongan yang ikut kedalam wahana tersebut serta hantu yang nyeselin itu langsung menunjuk kearah Adit.

"Ini semua rencana kamu,ih nyebelin tau gak"Rin memukuli Adit dengan kesalnya.Mereka yang melihat hanya bisa tertawa begitu juga Adit.

Tak lama setelah kejadian itu,sekarang Rin dan Adit duduk di sebuah kursi panjang di sudut pasar.Meraka masih diam diaman terutama Rin yang masih kesal akan prank yang dilakukan Adit.Tiba tiba Adit pergi meninggalkan Rin yang masih marah sendirian disana.

"Dasar Adit,udah tau aku lagi marah malah ditinggal sendirian"gumam Rin.

Sekitar sepuluh menit menunggu,Rin mulai bosan dan kembali mencari Adit untuk mengajaknya pulang.Ditengah perjalanan Aku melihat Adit yang berdiri didekat penjualan gulali.

"Dit"

"Rin"

"Aku bosan pulang yuk"

"Makasih pak"ujar Adit pada penjual tersebut.
"Jangan pulang dulu,nih cobain gulalinya,aku udah lama antri loh"
Rin langsung mengambil dari tangan Adit dan memakannya.Setelah itu Rin dan Adit kembali pulang.
Diperjalanan mereka masih diam diaman.Adit yang merasa gak enak hati langsung menghentikan dan turun dari motornya.

"Kok berhenti?"tanya Rin.

"Rin,plis jangan marah,aku tau aku salah aku minta maaf"

"Hmm,kamu gak salah kok,mungkin aku yang terlalu egois sama kamu,aku juga minta maaf karna udah diami kamu,lagian aku pikir pikir yang kamu lakukan itu membuatku bisa lupa akan masalahku"

"Rin jika kamu ada masalah,kamu ngomong sama aku,aku pasti bakalan bantu kamu"

"Makasih Dit kamu selalu ada buat aku"

Adit kembali mengendarai motornya dan mengantarkan Rin pulang tentunya dengan selamat dan tidak marah dan sedih lagi.







AIDEN√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang