Melupakan untuk sejenak

58 33 5
                                    

Selama kita tidak membagi rasa sakit terhadap seseorang,selama itu pula kita tidak bisa dipisahkan dari rasa sakit dan derita.

------Lestarina yolanda----

Suatu pagi hari yang gelap seperti hujan deras akan turun.menatap lagit gelap dengan hembusan angin yang dingin menusuk hati.Seakan akan semuanya berhenti bergerak.

Rindu,sedih,perih dan benci melanda diri.Saat kejadian dirumah sakit itu,dimana seseorang yang selama ini ia banggakan malah membuatnya sakit hati.

Dikala hujan yang turun deras,membuat air mata Rin juga jatuh dengan derasnya.Entah apa yang harus ia lakukan.

Memikirkan semua yang terjadi membuat hatinya seperti terbelah menjadi kepingan kepingan kecil. Bagi Rin ini semua adalah akhir.

Tok tok tok

Terdengar ketukan pintu yang kuat dari luar dengan segera Rin langsung keluar kamar dan membukanya.

"Hay Rin"sapa Verdy yang sepertinya terkena hujan saat perjalanan menuju kesini.

"Ver,loh kamu kok ada disini?"tanya Rin penasaran.

"Aku kepikiran kamu"ucap Verdy terus terang.

"Maksudnya?".

"Kemaren aku lihat kamu berlari dan menangis saat keluar dari ruang rawatnya Aidan kamu ngak papa kan?".

"Mm i..ya aku gak papa".

"Beneran?,kalo ada apa apa kamu bisa cerita sama aku"ujar Verdy memastikan.

"Iya beneran aku gak papa".
"Ver,bicaranya didalam aja,diluar dingin".

Mereka pun masuk dan duduk disofa.Rin agak kasihan pada Verdy,karena khawatir padanya Verdy mau maunya datang kesini hujan hujanan demi Rin.

Rin berjalan meninggalkan verdy sendirian duduk disofa karena ingin membawakannya handuk dan baju ganti,Kebetulan Rin memiliki kakak laki laki jadi dia pinjamkan baju kakaknya saja.
"muat ngak yah?"pikir Rin memandangi baju milik kakaknya.
"ya udah ah ngak papa,lagi pula kasihan Verdy kedinginan"gumam Rin.

"Verdy nih ganti dulu baju kamu"ucap Rin sambil menyodorkan baju kakakku yang tadi dia ambil.

"Makasih yah,maaf ngrepotin".

"Ngak papa malahan aku yang bikin kamu repot,oya kamu gantinya di kamar mandi disana yah.... ".

"Oke makasih ya".

"Iya".

Menunggu verdy selesai mengganti bajunya Rin membuatkan teh hangat untuk menganggatkan tubuh Verdy agar ngak masuk angin apalagi sakit kan kasihan juga.

rintik rintik hujan terdengar membasahi bumi,Entah kapan hujan akan berhenti.

Disisi lain pikiran Rin masih mengarah kepada Aidan,walau gimanapun ia  harus kuat dan tidak boleh menangis apalagi Rin tidak mau Verdy mengetahui hal ini.Bisa bisa hubungan persahabatan mereka akan hancur,melihat perhatian Verdy yang begitu berlebihan,Rinpun tau apa yang sedang dialami hatinya Verdy sekarang.

"Udah selesai ya ganti bajunya,nih teh hangat buat hangatin tubuh kamu?".

"Makasih Rin"
"Rin kamu habis nangis?"tanya Verdy melihat mata Rin yang agak memerah iapun langsung mengenggam kedua tangan Rin,lagi lagi Verdy memberi perhatian lebih.Rin merasakan rasa hangat di kedua telapak tangannya membuatnya begitu nyaman dan tenang.Tapi entah apa yang membuat Rin tidak bisa membuka hatinya  untuk Verdy.Mungkin Rin membutuhkan waktu untuk membuka kembali hatinya.

"Ngak"ujar Rin sambil melepaskan genggaman tangan Verdy yang besar.

"Rin jangan pernah bohong sama aku,jika kamu ada masalah kamu bicara sama aku."

"Beneran aku ngak papa".

"Apa semua ada sangkutannya sama Aidan?"tanya Verdy dengan tatapan serius.

"Ngak Verdy,beneran aku ngak papa".

"Trus kenapa matamu merah ".

"Ah mm..ini itu tadi mataku kemasukan debu jadi terasa agak perih,makanya jadi merah"jawab Rin sambil tersenyum kecil.

"Rin aku tau apa yang sedang kau rasakan,kenapa kau tidak mau membicarakannya denganku"pikir Verdy.

Seketika Verdy mengambil handphone dan handsednya.Rin menatapnya dengan tatapan bingung.

"Rin coba kamu dengerin lagu ini"ujar Verdy.

"Lagu,buat apa?".

"Rin,biasanya kalo aku sedih aku langsung mendengarkan lagu.Lagu membuat hati ku tenang.Mungkin itu juga akan terjadi padamu,coba lah".

Mungkin apa yang dikatakan Verdy itu benar.Rin memang sedih dan butuh sesuatu yang dapat menenangkan hatinya.Tak berfikir lama Rin langsung mendengarkan lagu yang diberikan Verdy kepadanya.

Kami berdua mendengarkannnya bersama,lagu yang sangat menggambarkan perasaan yang terjadi saat ini.

Kuharap..semua ini bukan sekedar harapan...
Dan juga...harapan ini bukan sekedar khayalan...

Biarkan... kumenjaganya sampai berkerut..dan putih rambutnya
Jadi saksi cinta kepadnya....

Tak main ma..in hatiku..

Apapun rintangan yangku ingin bersama dia ...a.aaa

Kumau dia...
Tak mau yang lain...
Hanya dia..yang s..lalu ada kala susah dan senangku.

Kumau dia...
Walau banyak perbedaan..
Kumau di..a bahagia hanyalah denganku....

Bukanku memaksa oh tuha..n
Tapiku cinta dia..
Kumau dia....
Hanyalah dia...


Mendengar nada demi dana lagu ini membuat Rin terjatuh dalam kesedihan.Sampai ia tak mendengar rintik hujan begitu juga dengan Verdy disampingnya.

"Rin,kamu menangis?"tanya Verdy.

Dengan sadar Rin langsung membuka mata dan menghapus air mata yang membasahi pipi mungilnya itu.Verdy hanya bisa menatap Rin dengan tatapan tajam.

"Ngak".

Dengan cepat Verdy langsung memeluk Rin.rasa hangat,nyaman dan tenang kembali dirasakan oleh Rin,ia hanya bisa membiarkan tubuh nya berada dipelukan Verdy untuk sementara waktu.Mungkin Verdy adalah orang yang dapat menenangkan dirinya saat ini,untuk sesaat Rin bisa melupakan Aidan.

"Apa aku harus membuka hatiku untuk Verdy?"tanya Rin pada dirinya sendiri.

Apa yang akan terjadi,apa mungkin Rin yang sangat mencintai sosok seorang Aidan akan berpindah kepada  Verdy yang selalu memberikannya perhatian itu?.yuk baca part berikutnya.

AIDEN√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang