"Nih tasnya"ujar Rin dengan wajah sedih.
"Kamu kenapa?"
"Gak papa".
"Setiap kali aku tanya kenapa kamu selalu aja jawab gak papa"
"Emang aku gak papa Adit".
"Trus kenapa wajah kamu sedih gitu"
"Dan pliss jangan jawab gak papa lagi""Aku kecapean doang"
"Beneran?"
"Iya,beneran"
Adit menyadari Rin sedang membohonginya hal itu tampak jelas dari matanya."Ikut aku!"Asit menarik tangan Rin dan membawanya kesuatu tempat.
"Ini mau kemana sih"
"Tunggu disini"Rin menunggu di suatu tempat yang tidak begitu ia kenali,tampat yang begitu tinggi dan pemandangan yang begitu indah.Tak begitu lama menunggu Adit datang membawa dua es cream coklat ditangannya.
"Nih"
"Es cream?"
"Iya,kata orang kalo lagi sedih trus makan es cream,sedihnya bisa hilang."
"Kamu percaya kek gituan?"
"Siapa taukan,coba aja dulu".
Tak membutuhkan waktu lama Rin sudah menghabiskan dua kotak es tapi perasaan sedihnya sama sekali tak berubah.Ia mulai bosan dan menyerah untuk mencoba lagi.
"Gimana?"
"Sama aja".
"Kalo begitu.."Adit menyuruh Rin berdiri dan berteriak sekerasnya di tempat yang cukup tinggi itu.Pertama Adit yang mulai duluan dan menyuruh Rin untuk mengikutinya.Tapi dengan bingung Rin hanya mengelengkan kepalanya yang mengisyaratkan untuk tidak mau melakukannya.
"Ayo"Ajak Adit.
"Kamu yakin?"
"Iya,siapa tau sedihnya bisa hilang"
"Gak ah,itu gak bakalan berhasil,lagian cara itu hanya ada di sinetron doang"ujar Rin terus terang .
"Coba sekali aja aku duluan ntar kamu nyusul".
"Aggghhhh".
"Sekarang kamu Rin"Teriak Adit."Agghhhh"
Rin lega sedihnya mulai sedikit menghilang.Ternyata ada benarnya berteriak dapat menghilangkan sedih walaupun hanya sedikit.
"Gitu dong senyum"begitu juga dengan Adit ia terseyum lebar melihat Rin yang gak sedih lagi.
"Makasih atas semuanya ya Adit"
"Iya"
"Kalo gitu aku mau pulang dulu"
"Biar aku antar"
"Makasih"
Leadaan kota sangat sibuk hari ini.Sepanjang perjalanan hanya terdengan suara kendaraan yang berlalu lalang tak seperti biasanya.Sampai disuatu tempat Adit menyuruh Rin menunggunya sebentar karena ia mau membelikan sesuatu untuk Egi adiknya.Ternyata Adit masuk kesebuah toko mainan,karena terlalu panas diluar Rin menyusul Adit kedalam.Didalam toko terlihat Adit yang sedang berdiri dekat kasir membayar suatu barang tersebut.
"Kok kamu ada disini Rin".
"Diluar panas makanya aku nyusul kamu kedalam".
"Maaf ya gara gara aku kamu kepanasan diluar"
"Udahlah gak papa"merekapun langsung berjalan keluar tokoh Itu.
"Adit?"
"iya"
"Adik kamu gak tinggal sama ibunya?"
"Ibuku udah gak ada Rin,maaf aku baru ngasih tau kamu"
"Gak kamu gak perlu minta maaf,seharusnya aku yang minta maaf ,kamu pasti sedih aku nanya masalah itu"
"Gak papa kok"
Suasana mulai tegang dan lagi lagi hanya terdengar suara kendaraan.Setibanya di Rumah Rin langsung masuk.Terlihat sebungkus maratabak keju di atas meja,sepertinya kakak yang membelinya,kebeyulan Rin juga lapar dan langsung membukanya.Bekum sempat melahap martabak itu terdengar tangisan dari ruang makan.Rin dengan cepat berlari menuju kesana.Disana terlihat bunda yang sedang menangis dan kakak yang sedang berusaha menghentikan tangisan bunda.
"Kak,bunda kenapa?"Rin langsung mendekati bunda yang masih menangis itu dan memegang dangannya.Kakak sama sekali tidak menjawab ia hanya menunjuk hp yang terletak diatas meja.Rin langsing mengambil dan tenyata ia melihat sebuah foto yang dikirim dari nomor yang tidak dikenal yang menjadi alasan kenapa bunda menangis.
"Gak mungkin,semua ini gak mungkin terjadi"mata Rin mulai tergenang tapi ia harus bisa menahannya.Rin berusaha selalu kuat dan memeluk ibunya yang mulai lemas itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
AIDEN√
Teen FictionSaat hati terluka karena cinta,jangan pernah takut untuk kembali mencintai. saat mencari cinta namun tak bertemu,biarkanlah cinta itu sendiri yang mendekati. cinta itu indah,namun terkadang menyakitkan Saat menyakitkan itulah cinta itu diuji.Namun t...