ERLANGGA DIRGANTARA
Zara Renita, wanita paruh baya yang masih terlihat cantik itu menghela nafas, memberanikan diri untuk berbicara kepada suami nya. Zara menolehkan kepala nya ke samping, menatap suami nya yang kini fokus menyetir.
Bimo menoleh saat Zara menyentuh tangannya yang berada di atas setir, "kenapa?" tanya nya.
"Mas," suara lembut Zara terdengar.
"Iya?"
"Yang kamu lakuin apa gak menyakiti hati Erlan, Mas?" tanya Zara dengan suara selembut mungkin. Tujuannya agar suami nya tidak tersinggung dan berujung emosi.
Bimo diam sejenak, terlihat berpikir lalu menjawab. "Enggak, karena ini semua juga untuk dia."
"Tapi Mas--"
"Dia maupun kamu pasti gak mau hidup miskin kan?" tanya Bimo sembari menoleh kepada Zara hanya untuk menatap istri nya tajam.
Zara merapatkan bibir. Memilih diam karena Bimo mungkin saja sudah mulai emosi.
***
Elang duduk di kursi belajar yang ada di kamar Meira, gadis itu merengek ingin di temani sebelum tidur. Elang raih handphone nya di atas meja untuk mengirimi Senja pesan.
"Lan," suara Meira membuat Elang dengan cepat mematikan handphone nya lalu menoleh menatap Meira.
"Kenapa?" tanya Elang sembari bangkit menghampiri Meira yang kini bangkit dari tidur nya. Mengubah posisi nya menjadi setengah duduk di ranjang setelah sebelumnya menyimpan handphone nya kembali di meja.
Tanpa aba-aba Meira langsung saja memeluk leher Elang membuat laki-laki itu membungkuk lalu duduk di atas ranjang.
"Saking kangennya aku sampai gak mau lepasin pelukan ini, Erlan." ucap Meira tetap memeluk Elang. Menempatkan dagu nya di bahu Elang.
"Mei..."
"Aku kangen, Erlan." ucap Meira memotong ucapan Elang.
"Iya, Mei tapi..."
"Aku mau tidur di peluk kamu, Lan." pintanya sembari melepaskan menjauhkan tubuhnya namun kedua tangannya masih mengalungi leher Elang. Mengerucutkan bibirnya.
"Mei, kita udah besar." balas Elang tidak habis pikir tapi masih menahan suara nya agar tetap normal.
"Kenapa? Kalo kamu mau, kita bisa lakuin."
KAMU SEDANG MEMBACA
Erlangga: Bad Fiance ✓
Jugendliteratur(Part masih lengkap dan sudah terbit di @_gentebooks) Ada tiga hal yang Erlangga benci. Pertama, berisik. Kedua, hal-hal merepotkan. Ketiga, Senja. Namun, menurut Senja hal-hal yang Erlangga benci adalah hidupnya. Cerewet dan merepotkan? Mungkin. Se...