• Erlangga 10 •

17.3K 1.4K 213
                                    

Jangan lupa taburi bintang nya

Terima kasih ❤














Gabriel Aderald, laki-laki itu berjalan tergesa menuju kelas XII MIPA 2. Ia harus menemui Senja. Meminta maaf atas perlakuan kasarnya kemarin.

"Ada Senja?" tanya Ega saat mendapati Fatia dan dua temannya yang hendak keluar kelas. Gadis yang ditanya Ega melirik jam tangannya.

"Jam 07.10 lima menit lagi masuk. Ini artinya Senja gak akan sekolah. Kemungkinan dia sakit karena gak ngabarin gue," ucap Fatia menjelaskan. Sangat tahu bagaimana Senja.

"Thanks." setelah mengucapkan itu. Ega langsung berlalu memutuskan untuk kembali ke parkiran. Meninggalkan halaman sekolah dan menuju rumah Senja.

Tidak perlu membunyikan klakson mobilnya untuk di bukakan gerbang oleh satpam yang berada di rumah Senja. Pak Gardi - satpam di rumah Senja - sudah tahu pasti mobilnya. Ia keluar dari mobil bergegas masuk ke dalam rumah gadis itu. Ia tahu di rumah Senja tidak akan ada siapapun kecuali asisten rumah tangga dan satpam.

Setelah menaiki undakan tangga untuk menuju kamar Senja. Ega menghela napas lalu membuka pintu berwarna merah muda di depannya. Senja, gadis itu menyelimuti tubuhnya sampai ke leher. Membuat hanya kepala gadis itu yang Ega lihat.

"Lo tuh kenapa gak nelpon gue sih?!" kesal Ega lalu menghampiri Senja yang memaksakan merubah posisi nya menjadi duduk. Tangan gadis itu memegang kepala nya.

"Elang?" satu nama yang di ucapkan Senja sukses membuat langkah Ega terhenti tiga langkah sebelum dirinya mencapai tempat tidur gadis itu.

Ega tersenyum tipis.

"Oh, lo butuh Elang?"

Senja terdiam beberapa detik saat kepala nya semakin terasa berat. Mendongak melihat siapa yang baru saja datang. Ega? Senja mengerjap. Kepala nya malah makin sakit.

"Ga... "

Ucapannya terhenti saat Ega berbalik dan mulai melangkah menuju pintu. Berniat keluar. Senja paksakan beranjak dari tempat tidur nya meski kepala nya makin sakit saat berdiri.

"GA!" teriak Senja yang malah membuat kepala nya semakin sakit.

Ega mengabaikan teriakan Senja. Cukup tahu diri kalau yang Senja ingin kan saat ini bukan dirinya. Ega berhenti di ujung tangga. Menoleh menatap Senja yang memaksakan berjalan menghampirinya. Namun berhenti tak jauh dari Ega lantaran kepala nya yang sangat sakit. Senja pegangi kepala nya dengan tangan kiri dan tangan kanannya ia gunakan untuk mencari tembok. Berusaha untuk tidak tumbang.

Ega lanjutkan langkahnya menuruni undakan tangga. Sedikit khawatir melihat Senja yang sangat kesakitan. Tapi sakitan mana dengan dirinya? Bisa-bisanya Senja menyebut Elang di saat ia yang datang dengan raut khawatir juga penuh kecemasan. Kali ini ia harus Egois.

***

Drrttt Drrtttt

Getar di saku celananya membuat Elang merogoh handphone di dalamnnya. Mendapati satu pesan dari Ega.

Gabriel Aderald
Senja skt.

Elang berdecih saat membuka pesan dari Ega. Jadi, laki-laki itu bolos hanya demi melihat tunangan sahabatnya? Elang angkat tangan kanannya membuat guru yang tengah menerangkan materi di depan berhenti berbicara lalu bertanya ada apa pada Elang dan jelas Elang berbohong untuk ke toilet. Membuat Reta dan Kendra tak bertanya-tanya apalagi mencurigainya yang akan pergi ke rumah Senja.

Setelah mendapatkan izin dari guru yang tengah mengajar. Elang langsung saja menuju parkiran. Membawa motor nya dan hanya dengan uang seratus ribu satpam sekolah nya dengan senang hati membukakan gerbang untuk dirinya.

Gerbang rumah Senja di buka oleh satpam nya saat tahu yang datang adalah Elang. Menggantungkan helm nya di kaca spion lalu bergegas masuk ke dalam rumah Senja.

Kaget saat mendapati Senja tergeletak tak jauh dari kamar gadis itu.

"Brengsek!" umpat Elang. Kesal dengan Ega yang membiarkan Senja tergeletak begitu saja di tempat tak seharusnya dengan keadaan menggigil. Belum lagi kulit gadis itu yang pucat bahkan napasnya terlihat melambat.

Elang tidak mungkin membawa Senja ke kamar gadis itu. Ia harus membawa Senja ke Rumah Sakit. Elang gendong tubuh Senja. Membawa gadis itu ke ruang tengah dan membaringkan gadis itu di sofa saat dirinya mengambil kunci mobil di laci lemari.

Mengeluarkan mobil dari carport lalu membawa gadis itu ke dalam mobil. Gadis itu belum sadar juga saat Elang dudukan gadis itu di jok penumpang. Mengatur rendah jok nya lalu menutup pintu dan memutari mobil. Duduk di balik kemudi. Setelah itu melajukan mobil menuju rumah sakit.

***

"Gimana, Dok?" tanya Elang saat Dokter baru saja keluar dari ruang rawat Senja.

"Senja terkena hipotermia tapi syukurlah kamu bawa dia tepat waktu."

Elang menghela napas lega saat mendapati penjelasan dari Dokter Wira - Dokter yang mengetahui keadaan Senja bagaimana.

"Oh iya, Lang. Jangan biarin Senja ke mana-mana sendiri ya. Saya khawatir." ucap Dokter Wira membuat Elang mengangguk.

"Kamu bisa lihat dia sekarang. Saya permisi." Elang mengangguk lalu memasuki ruang rawat Senja.

Elang melihat Senja yang terbaring di ranjang pasien dengan selang hidung yang mungkin untuk menghangatkan saluran pernapasan dan meningkatkan kembali suhu tubuh gadis itu yang tadi sempat menggigil. Bahkan Senja juga di beri cairan infus.

Elang duduk di sisi ranjang Senja. Menatap wajah damai gadis yang selalu cerewet bila sadar. Elang ulurkan tangannya untuk mengelus pipi gadis yang tengah tak sadarkan diri. Tersenyum saat berpikir tak percaya bisa mengelus lagi pipi gadis di hadapannya setelah sekian lama. Tangannya berhenti di rahang Senja. Kembali menilik wajah cantik di hadapannya. Namun, cepat saja ia tarik saat mata gadis di hadapannya mengerjap akan terbuka. Menyipitkan matanya. Mungkin mencoba membiasakan netra nya dengan cahaya lampu di ruangan ini.

"Ega?"




TBC

ASTAGA SENJA. GIMANA SIH?!!! GREGET TAU GAK?! PENGEN TAK HIH!🤣

Jangan lupa follow akun wattpad dan instagram aku❤

Lanjut gak nih? Komenin dulu dong. Tebak apa yang bakal terjadi di chapter selanjutnya.

Erlangga: Bad Fiance ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang