• Kamu bilang semua yang kamu lakuin itu demi aku. Tapi ternyata apa yang kamu lakuin malah cuma nyakitin aku. •
Hari ini terlihat pemandangan yang tidak menyenangkan tersaji di kantin Sekolah. Pemandangan yang benar-benar membuat sebagian siswa-siswi yang mengenal Elang semakin bertanya-tanya.
Lagi-lagi mereka harus menyaksikan kemanjaan Meira kepada Elang. Jika yang lain menatap nya dengan tatapan ogah-ogahan dan juga bertanya-tanya, beda hal nya dengan Senja yang kini menatap nya dengan sorot sedih. Gadis itu hanya mengaduk-aduk mie goreng nya.
"Ja, apa kita ke kelas aja?" tanya Fatia sembari menatap Senja khawatir.
Senja mendongak menatap Fatia lalu menggeleng. "Lo 'kan laper," jawab Senja.
Fatia menghela napas, tidak bisa di pungkiri jika memang dirinya tengah kelaparan setelah sebelumnya di buat pusing tujuh keliling mengerjakan soal Fisika.
"Tapi lo gak papa 'kan?" tanya Fatia.
"Enggak,"
Fatia menganggukan kepala nya. "Apa Elang udh kasih penjelasan sama lo?" tanya Fatia sembari memasukan sesuap nasi goreng ke dalam mulutnya.
Senja berdeham. "Jadi gue gak usah terlalu khawatir."
***
Senja dan Fatia melangkah bersama di koridor Sekolah menuju gerbang. Setelah bel pulang berbunyi dan juga melaksanakan piket bersama terlebih dulu membuat koridor sedikit lenggang.
Kedua nya berhenti di gerbang. "Gue duluan ya? Lo pulang sama siapa?" tanya Fatia.
"Bang Fajar jemput kok," jawab Senja.
Fatia mengangguk. "Oke, kalau gitu gue duluan ya, Bye!" ucap Fatia lalu masuk ke dalam mobil saat sopir membukakan pintu setelah sebelumnya melambai kepada Senja.
Senja angkat tangannya untuk membalas lambaian tangan sahabatnya lalu menurunkannya kembali setelah mobil sahabatnya melaju begitu saja.
Senja menghela napas, meraih handphone di dalam saku seragam nya saat benda pipih itu di rasa bergetar. Nama Abang menyala-nyala di layar handphone mya membuat Senja dengan cepat menggeser tombol berwarna hijau lalu mendekatkan handphone nya telinga.
"Ja?"
"Iya, Abang?"
"Abang minta maaf banget karena gak bisa jemput kamu. Abang ada urusan," ucap Fajar di seberang sana terdengar bersalah.
"Oh, yaudah kalau gitu Senja naik taksi aja," balas Senja ringan, tak mempermasalahkan.
"Kenapa gak sama Elang aja?" tanya Fajar membuat Senja gelagapan.
Senja memainkan bibirnya beberapa saat sembari berpikir. "E-elang ada jadwal buat kumpul ekstrakulikuler nya," jawab Senja berbohong.
"Lho, bukannya kalian udah kelas dua belas? Kenapa masih kumpul ekstra?" tanya Fajar curiga. Pasalnya keduanya telah memasuki kelas dua belas semester dua. Mana mungkin masih di perbolehkan ikut ekstrakulikuler.
KAMU SEDANG MEMBACA
Erlangga: Bad Fiance ✓
Teen Fiction(Part masih lengkap dan sudah terbit di @_gentebooks) Ada tiga hal yang Erlangga benci. Pertama, berisik. Kedua, hal-hal merepotkan. Ketiga, Senja. Namun, menurut Senja hal-hal yang Erlangga benci adalah hidupnya. Cerewet dan merepotkan? Mungkin. Se...