Terima kasih yang sudah sabar menunggu cerita ini update❤Atau... Gak ada yang nungguin?
Iya-iya tahu update nya lama. Gimana kalo ramein biar cepet update?😹
Senja Kinanti, gadis itu menatap pantulan dirinya di dalam cermin. Mengoles lipstik berwarna merah muda ke bibirnya tipis lalu tersenyum. Menyimpan lipstik ke tempat semula lalu kembali memperhatikan dirinya sendiri dari atas hingga bawah.
Merasa puas dengan penampilannya malam ini Senja dengan cepat melangkah keluar kamar. Malam ini orang tua Elang akan datang ke rumah nya untuk melakukan makan malam bersama.
Omong-omong tentang ucapan Ega tadi siang di UKS Senja singkirkan meski prasangka buruk tentang Elang selalu muncul di pikirannya. Hubungan dengan Elang baru saja membaik tidak mungkin kan ia memancing masalah menuduh Elang hanya karena ucapan Ega. Lagi pula laki-laki itu sudah mengabari alasan nya pulang Sekolah lebih awal.
Senja tersenyum saat kedatangannya di sambut oleh Abang dan kedua orang tua Elang. Senja duduk di hadapan Mama Elang.
"Makin cantik aja," puji tante Zara menatap Senja sembari tersenyum.
"Makasih, Tante."
Suara langkah yang mendekat membuat atensi berpindah kepada Elang yang baru saja memasuki ruang makan.
"Maaf telat," ucap Elang lalu duduk di sebelah Senja. "ada urusan sebentar."
"Apa urusan kamu lebih penting dari pada makan malam bersama?" tanya Bimo terlihat kesal menatap Elang.
"Mas," tegur Zara.
"Untuk keterlambatan Erlan saya maklumi. Tidak apa-apa, Om." ujar Fajar. "mari Om, Tante kita makan malam terlebih dulu sebelum mengobrol."
Semua mengangguk lalu mereka makan dengan khidmat. Elang meraih air minumnya lalu meneguknya habis setelah itu berdeham membuat orangtua nya dan Fajar menatap Elang.
Elang keluarkan sesuatu dari saku jas nya. Mengeluarkan kotak berwarna merah beludru membuat semua yang berada di meja makan menatap nya penasaran.
Senja menatap Elang tak percaya jika yang Elang keluarkan dari kotak tersebut adalah kalung. Elang menoleh menatap Senja lalu berdiri, melangkah memposisikan dirinya di belakang Senja.
Bimo, Zara dan juga Fajar tersenyum puas saat Elang memasangkan kalung ke leher jenjang Senja belum lagi melihat wajah gembira gadis itu.
"Itu sebagai permintaan maaf aku karena telat," ucap Elang lalu kembali duduk.
Setelah puas menunduk untuk memperhatikan kalung pemberian Elang, Senja dengan cepat menoleh ke samping menatap Elang.
"Thank you," ucap Senja. Kentara sekali gadis itu sekarang tengah senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Erlangga: Bad Fiance ✓
Novela Juvenil(Part masih lengkap dan sudah terbit di @_gentebooks) Ada tiga hal yang Erlangga benci. Pertama, berisik. Kedua, hal-hal merepotkan. Ketiga, Senja. Namun, menurut Senja hal-hal yang Erlangga benci adalah hidupnya. Cerewet dan merepotkan? Mungkin. Se...