Hallo! Makasih buat yang setia nungguin❤
Hari ini aku update 4 Chapter! Tadinya mau sekalian aja sampai end akhir bulan ini, tapi takutnya kalian keburu lupa alurnya. Jadi aku usahain update lagi besok ya❤
Yuk vote dulu yuk!
Barangkali belum tau cara vote itu tekan bintang yang ada di pojok kiri🤭
Gabriel Aderald, laki-laki itu melangkahkan kaki lebarnya memasuki rumah bercat putih dan besar ini. Tersenyum senang karena semalam mendapatkan pesan dari Fajar untuk menjemput Senja.Ega mengetuk satu kali pintu rumah Senja lalu menunggu sampai seseorang membukakan pintu. Hanya menunggu tak lebih dari satu menit, seorang asisten rumah tangga membukakan pintu untuknya.
"Non Senja sedang sarapan," ucap asisten rumah Senja membuat Ega mengangguk dan masuk lebih dulu.
Ega tersenyum saat Fajar menyadari kehadirannya. Menyuruhnya untuk duduk lewat mata.
"Ega?" Senja menatap Ega terkejut saat laki-laki itu duduk di sebelahnya.
"Abang kamu suruh aku buat jemput kamu," ucap Ega membuat Senja mengernyit lalu menatap Fajar.
"Abang bakal sibuk akhir-akhir ini. Elang juga kayaknya gak bisa di andelin. Abang percaya sama Ega," ucap Fajar menjawab kebingungan Senja.
"Abang--"
"Udah jam setengah tujuh, mending kita berangkat." Fajar meneguk minumannya. "Abang yakin kamu gak bersalah," ucap Fajar menenangkan sambil tersenyum.
Hari ini Fajar harus ke Sekolah Senja untuk memenuhi panggilan pertemuan keluarga yang bersangkutan atas kejadian di perkemahan.
***
Elang menuruni undakan tangga dengan kedua telapak tangan yang tenggelam di saku celana abu-abunya. Menatap malas Papa nya yang kini berada di meja makan bersama Mama nya.
"Aku langsung berangkat," ucap Elang di ujung tangga membuat Zara dan Bimo menolehkan kepalanya menatap Elang.
"Erlan," panggil Bimo membuat Elang terpaksa menghentikan langkahnya. "Papa mau ngomong sebentar sama kamu," ucapnya membuat Elang mendengus.
"Nanti aja."
Baru saja ingin melanjutkan langkahnya, Elang terpaksa harus berhenti kembali karena suara lembut Mama nya memanggil.
"Papa bilang dia mau ngomong sama kamu. Lagian ini masih terlalu pagi buat berangkat Sekolah," ucapan lembut sang mama sukses membuat Elang membalikkan badannya. Melangkah menghampiri meja makan lalu duduk di dekat Papa nya.
"Mama ke belakang dulu," ucap Zara memberi waktu berdua untuk Elang dan juga Bimo berbicara berdua.
Bimo menyatukan telapak tangannya. Mendongak saat yakin untuk berbicara sekarang kepada Elang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Erlangga: Bad Fiance ✓
Teen Fiction(Part masih lengkap dan sudah terbit di @_gentebooks) Ada tiga hal yang Erlangga benci. Pertama, berisik. Kedua, hal-hal merepotkan. Ketiga, Senja. Namun, menurut Senja hal-hal yang Erlangga benci adalah hidupnya. Cerewet dan merepotkan? Mungkin. Se...