• Erlangga 15 •

17.6K 1.3K 258
                                    

Taburi bintang nya~❤

























Reta membanting semua benda yang ada di depannya. Jingga dan Kinari hanya bisa menjadi penyimak yang baik. Siap menerima makian yang Reta lontarkan. Sedari kembalinya setelah Elang menarik Reta begitu saja. Reta terus saja mengeluarkan sumpah serapahnya bahkan tadi saat belajarpun perempuan itu sampai memotongkan bolpoin yang gadis itu pegang. Hingga kini sampai ke rumah gadis itu langsung saja membanting segala benda yang ada di rumahnya.

"Emang anjing si Senja!" Reta melemparkan vas bunga yang berada di atas meja. Berjalan cepat menuju di mana meja yang di atasnya ada beberapa foto-foto nya dan Ayah nya. Berteriak setelah semua figura foto pecah ia banting.

"Ta," Jingga bersedekap dada. Tidak habis pikir dengan kelakuan temannya. "kalau lo keselnya sama Senja. Kenapa gak lampiasinnya ke dia? Gak perlu rusak barang-barang di rumah lo," ucap Jingga memberi saran.

"Iya, Ta. Sayang banget rusakin barang di rumah." Kinari menambahi.

Reta menaikan sebelah alisnya, "contohnya?"

"Seriously? Lo nanya kita?" Jingga balik bertanya, "ayolah Ta, di antara kita bertiga cuma lo yang selalu punya rencana licik."

Reta menarik sudut bibirnya. Ia... Mempunyai rencana.

***

Senja menarik koper besarnya. Tersenyum saat orang tua Elang sudah menungguinya di depan pintu.

"Biar saya yang ambil, non." salah satu asisten rumah tangga Elang menghampiri dirinya lalu membawa koper yang Senja bawa.

"Makasih, bi."

Senja menyalami kedua orang tua Elang.

"Sementara kamu tinggal di sini ya? Fajar lagi nyelesaiin urusan nya biar dia bisa pindah kuliah ke sini dan pegang perusahaan Papi kamu juga." tante Zara membawa Senja masuk ke dalam rumah diikuti om Bimo.

Senja mengangguk, "Elang... Belum pulang, tan?"

"Udah, tadi Reta ke sini. Reta kayaknya lagi nungguin Erlan." jawab tante Zara. "mau minum, Ja?"

Senja menggeleng. "gak usah, Tan."

"Mau nemuin Erlan?" Senja mengangguk. Penasaran dengan apa yang dilakukan Elang dan Reta di saat tante Zara dan om Bimo berada di rumah. Bahkan Elang lebih mementingkan berdua bersama Reta dibanding menyambut tamunya. "yaudah. Susulin gih."

Senja mengangguk. "Aku ke atas dulu. Om, tante." dan setelah mendapatkan anggukan dari kedua orang tua Elang. Senja segera menaiki undakan tangga menuju kamar Elang.

***

Reta tersenyum lebar saat mendapati kedua orang tua Elang duduk di teras rumah nya. Ia serasa di sambut. Dengan percaya diri, Reta melangkah dengan senyuman manisnya menghampiri kedua orang tua Elang.

"Sore om, tante." sapa Reta lalu menyalami kedua orang tua Elang.

"Tumben ke sini, Ta?" tanya om Bimo. Papa Reta adalah salah satu rekan bisnis Papa Elang. Membuat orang tua Elang mengenal Reta.

"Mau ketemu Erlan, om." masih dengan senyum manisnya.

"Ada perlu apa, Ta?"

"Ada janji, Tan."

"Erlan masih di kamarnya. Kamu temuin aja. Ajak kesini soalnya kita mau nyambut tamu"

Reta mengangguk. "iya, tan. Kalau gitu aku susulin Erlan." setelah mendapatkan anggukan dari kedua orang tua Elang. Reta masuk ke dalam rumah. Menaiki undakan tangga menuju kamar Elang.

Semakin tersenyum lebar saat mendapati pintu kamar Elang tidak tertutup rapat. Mengetuknya lalu masuk begitu saja. Elang yang baru keluar kamar mandi kaget atas kehadiran Reta di kamarnya. Elang diam di ambang pintu. Dirinya hanya mengenakan handuk yang menutupi bagian pinggang sampai lututnya.

"Ngapain lo?!" sinis Elang.

"Lan," Reta melangkah menuju Elang. Dengan raut wajah sedih. "aku mau minta maaf,"

Elang menaikan sebelah alisnya lalu melangkah menuju lemari baju. Melewati Reta begitu saja.

"Lan," Reta berbalik. Menatap Elang yang tengah mencari baju. "Aku serius,"

"Apa?!" Elang berbalik saat sudah mendapatkan baju dan celana yang akan ia kenakan.

"Aku ... Nyesel udah pukul dan tampar Senja," Reta menunduk.

Elang menaikan sebelah alisnya. "terus?"

"Lan," suara Reta sedikit mengerengek. Elang tidak peka ternyata. Gadis itu berjalan menghampiri Elang. Berdiri tepat dihadapan Elang. "Lan... "

"Gue mau putus,"

Reta melotot. "kamu apa-apaan sih, Lan?!" suara Reta naik satu oktaf.

"Gue. Mau. Putus." cetus Elang menatap Reta serius.

"Lan.. "

"Gue mau putus!" ulang Elang semakin tajam.

"Oke!" Reta menyerah. "Tapi ..." Reta menggantung ucapannya membuat Elang menaikan sebelah alisnya. Apa?

"Aku mau salam perpisahan,"

Elang semakin menaikan alisnya. Tak mengerti dengan apa maksud Reta.

Reta tersenyum. Mendekat kepada Elang sampai jarak keduanya hanya terpisah beberapa sentimeter. Tangannya terulur ke pipi Elang lanjut ke rahang setelah itu mengalungkan kedua tangannya ke tengkuk Elang.

"Aku mau ... The last kiss dari kamu," bisik Reta tepat di dekat telinga Elang. "gimana?" tanya Reta setelah menempatkan wajahnya tepat di depan wajah Elang.

"Yakin?" tanya Elang menantang. Kembali menaikan sebelah alisnya. Reta tersenyum saat Elang menjatuhkan pakaiannya dan menempatkan kedua tangannya di pinggang Reta. Elang memajukan wajahnya setelah mendapati anggukan dari Reta.

Keduanya memejamkan mata. Tapi, sebelum bibir keduanya menyatu. Suara pintu terbuka membuat Elang menjauh kan wajah dan mendorong Reta agar berjarak dengannya.

Kedua mata Elang membulat sempurna. Sedangkan, Reta? Gadis itu menopang siku tangan kanannya dengan telapak tangan kirinya. Menggigit kukunya sambil menyeringai. Tanpa berbalik pun Ia tahu siapa orang yang membuka pintu kamar Elang.



















TBC

Siapa tuh yang masuk? Gak wajib cuma harus jawab biar besok saya update! Kalo jawaban kalian 50% bener besok aku double up😗

Gak maksa kok itu cuma buat seru-seruan😹

Pay-pay:*

Erlangga: Bad Fiance ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang