(Part masih lengkap dan sudah terbit di @_gentebooks)
Ada tiga hal yang Erlangga benci.
Pertama, berisik. Kedua, hal-hal merepotkan. Ketiga, Senja.
Namun, menurut Senja hal-hal yang Erlangga benci adalah hidupnya. Cerewet dan merepotkan? Mungkin.
Se...
Terima kasih untuk yang selalu meninggalkan vote dan komen. Mari kita doakan semoga para silent reader terbuka hati dan pikirannya untuk mau juga meninggalkan jejak seperti kalian. Amin.
PEMBUKAAN
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Suapin,"
"Aaa... "
"Lagi,"
"Minum,"
"Suapin lagi."
Elang menghempaskan sendok yang ia pegang lalu menatap Meira jengah.
"Kamu bisa makan sendiri kan, Mei?" tanya Elang sebal.
Meira mengangguk, "tapi aku mau kamu suapin." balas Meira tak sedikitpun canggung setelah sebelumnya Elang berucap sebal.
Hari ini kedua nya menjadi pusat perhatian di kantin Sekolah. Bahkan Ega dan Kendra pun ikut menyaksikan kebrengsekan Elang.
"Gue gak ngerti sama kemauan Erlan," ucap Kendra tak mengalihkan pandangannya kepada Elang. "dia sahabat gue yang paling goblok."
"Senja juga," ucapan Kendra kali ini membuat Ega menolehkan kepala nya kepada Kendra. Menatap laki-laki itu dengan wajah bertanya. "dia itu bodoh atau gimana?"
Ega terkekeh, "Cinta itu buta, Ken."
"Gue lupa kalo lo juga sahabat gue yang goblok, Ga." lanjut Kendra membuat Ega berdecih.
Reta mendudukan bokong nya dengan kasar ke kursi. Bergabung di meja Kendra dan Ega. Kedua sahabatnya pun ikut serta menarik kursi untuk bergabung di meja yang sama.
"Siapa sih tuh cewek?!" tanya Reta kesal. Menatap Elang dan Meira sembari menyeruput jus nya kasar.
Kendra memutar bola mata nya malas saat Reta bersikap kekanak-kanakan. Gadis itu menghentak-hentakan kaki nya ke lantai seperti menganggap jika lantai itu adalah gadis yang kini tengah bersama Elang.
Kembali kepada Meira yang kini berniat menyuapi Elang nasi goreng dengan sendok yang sama dengan nya.
