#35

651 23 6
                                    

Marsella memeluk novel yang Faiz belikan untuknya dengan erat. Ia berjanji akan menjaga sekaligus merawat buku tersebut sampai kapanpun.

"Masukin ke tas aja deh. Iz, masukin dong."

Faiz hanya mengikuti perintah Marsella. Membuka sleting tas, lalu memasukkan novel Marsella dengan rapih.

"Udah, yuk."

Siang hari yang begitu terik, membuat Vino harus membuka tiga kancing baju teratasnya.
Padahal saat ini dirinya sedang berada di dalam mobil dengan AC yang menyala.

Suhu di luar membuat AC mobilnya menjadi tak dingin seperti biasanya.

Dan Vino juga rela berkorban di siang hari hanya menunggu kedatangan Marsella yang sebentar lagi pulang, lalu mengajak Faiz baku hantam karena sudah merebut Marsella yang masih ia cintai.

"Sialan, argh."

Suara kenalpot terdengar semakin mendekat. Saat Marsella turun dan hendak membuka gerbang tiba-tiba.

Bugh.

Pukulan Vino mengakibatkan Faiz terjatuh dan tertindih body motornya.

"Faiz!"

Bugh.

"Vino udah!" Teriak Marsella yang berusaha menengahi.

Marsella menahan tubuh Vino dengan sekuat tenaga. Tak mudah mendinginkan amarah Vino kembali.

Bugh.

Vino kembali menonjok Faiz yang terlihat tak berdaya.

"Bangsat!"

Bugh.

Faiz balas menonjok Vino tepat di samping bibir, mengakibatkan sudut bibir Vino sedikit robek.

"Anjing!" teriak Vino.

Marsella tak bisa apa-apa. Usahanya melerai Vino dan Faiz sia-sia.

"Vino, Faiz cukup!" Teriak Marsella.

Akhirnya perkelahian keduanya berhenti. Tatapan sengit Vino masih mengarah kepada Faiz. Deru nafas dari keduanya pun terdengar semakin tak terkendali.

"Lo kenapa si Vin, dateng-dateng mukulin Faiz kayak gini? Kenapa!"

Faiz berdiri di belakang punggung Marsella yang kini membela dirinya. Tenaganya sudah habis untuk membalas semua pukulan Vino.

"Kenapa lo diem? Coba jelasin kenapa."

"Gue gak suka lo di deketin sama dia."

Alasan yang bodoh. Lagi-lagi dirinya yang di jadikan alasan oleh Vino.

Amarah Marsella kali ini tidak seberapa dengan rasa kecewanya pada Vino. Ini yang kedua kali nya Marsella merasa kecewa pada Vino.

"Apa salah kalo gue deket sama dia? Kenapa, lo mau marah? Emang lo siapa?"

Vino hanya mampu menatap Marsella. Ucapan Marsella barusan menyadarkan alam bawah sadar nya.

"Seterah gue dong, gue mau deket sama siapa kek, terserah gue Vin. Lo gak ada hak ngelarang gue sedikit pun."

"Iya tau, tap-"

"Tau, tapi tetep aja di lakuin. Ini yang kedua kali nya gue kecewa sama lo Vin. Yang pertama, saat lo nurunin gue di jalanan dan lebih milih si Manda di banding gue. Yang kedua, sekarang. Saat lo mukulin Faiz yang gak tau apa-apa. Lo mau tau, siapa yang nolongin gue waktu lo nurunin gue di tengah jalan? Dia. Nih, yang lo tonjok."

"Kayak gitu cowok?" Faiz menambahi.

"Gak usah ikut campur lo." Unjuk Vino pada Faiz.

"Malu-maluin cowok aja lo boy," ejek Faiz.

My Possessive Bad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang