#29

1K 46 1
                                    

Keisha dan Angel mengejar Marsella yang berlari dengan kencang menuju toilet, membuat semua orang yang melihat menjadi kebingungan.

"Marsella tunggu!"

Sampai di toilet, Marsella terduduk lemas. Matanya mengeluarkan air mata kembali. Marsella merasa ingkar pada dirinya sendiri yang berjanji untuk tidak menangisi Vino meski ia telah bahagia pada lainnya.

Marsella menekuk ke dua lututnya, menenggelamkan wajahnya sambil menangis sesenggukan. Tak percaya pada kenyataan jika Vino sudah memiliki tunangan.

"Lo jahat, lo tega!" Makinya pada diri sendiri.

"Argh!" Marsella memukul dirinya sendiri berkali-kali.

"Marsella cukup, lo gak bisa kayak gini terus!" Keisha menahan tangan Marsella yang berusaha memukul kembali dirinya.

"Gue kesel sama diri gue sendiri, kenapa pas Vino minta putus, gue gak berusaha buat nahan ucapannya! Gue bego, gue tolol!"

Keisha dan Angel merasa kasihan pada Marsella yang terus menerus memaki dirinya.

"Gak! Ini bukan salah lo. Keputusan lo bener, Sel. Stop, jangan pukul diri lo sendiri."

Marsella berhenti, berhenti memukul dirinya sendiri bukan karena merasa sakit akibat pukulan. Lagi pula untuk apa ia memukul dirinya sendiri, jika ia melakukannya apa itu akan membuat Vino kembali padanya?

"Gue ngerasa hidup ini gak adil Kei!"

"Gak Sel, lo salah nilai. Hidup ini adil,"

"Lo bisa ngomong kayak gitu, karena lo gak ada di posisi gue kan? Gue cape Kei! Gue berharap Vino kembali sama gue, dan ternyata semua harapan gue musnah! Vino udah punya tunangan. Bukan pacar lagi!" Marsella menuturkannya dengan sesenggukan.

"Bahkan tadi gue liat, Vino baik-baik aja tanpa gue. Beda sama gue yang terus nangis mikirin dia,"

Angel dan Keisha diam.

"Gue cape Kei, gue gak mau kayak gini terus. Gue mau Vino balik lagi ke gue."

"Sel, gak semua yang lo mau bisa lo dapetin. Mungkin ini cara Tuhan biar lo gak sakit hati."

"Istirahat? Kalo ini cara Tuhan biar gue gak sakit hati, kenapa tuhan gak ambil nyawa gue aja sekalian? Biar gue bisa istirahat yang sebenarnya?"

Plak.

Angel menampar Marsella. Dari tadi ia diam, mendengarkan semua keluhan Marsella. Tapi untuk kali ini, tidak. Marsella sudah kelewatan.

"Gue nampar lo karena lo keterlaluan dalam bicara. Bisa gak, omongan lo dibuang jauh-jauh?! Gak usah sok-sok an mau mati. Yang mati aja minta buat di idupin lagi supaya bisa beribadah dengan baik, goblok!"

Marsella terdiam, tak membalas. Tubuhnya memutuskan untuk memeluk kedua sahabatnya. Menangis di pelukan mereka, agar beban nya terkurangi.

"Maafin gue. Maafin."

Angel mengusap punggung Marsella, "gue gak mau lo terus-terusan kayak gini Sel. Gimana pun hubungan pasti ada jalan kayak gini nya."

Marsella mengangguk, sangat nyaman berada di pelukan Angel dan Keisha meski tak senyaman pelukan mama nya dan pelukan...

"Lo boleh sedih, lo boleh nangis. Tapi, cuma sekali. Sisanya lo harus bangkit.

"Maafin gue, maafin."

"Iya, di maafin."

Saat Keisha melepas pelukan terlebih dahulu, ia merasa tenang. Karena Marsella telah kembali pada dirinya sendiri.

My Possessive Bad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang