#9

2K 94 0
                                    

Marsella sedang berada di kantin bersama Keisha yang tengah menyantap semangkuk bakso. Marsella diberi tahu oleh Keisha bahwa saat ini dirinya tengah ditatap tajam oleh seorang cewek bernama Firanda dipojok kantin yang sudah menaruh hati pada Vino sejak lama.

Biarin aja, mungkin gak laku. Makanya dia nyirikin gue. Sirik kan tanda gak mampu. Batin Marsella sambil mengaduk es teh manis di depannya.

"Sel, lo diliatin terus sama Firanda!"

"Mana si anaknya!" Marsella menengok ke arah meja Firanda dan langsung disambut tatapan tajam.

Namun saat Marsella menatap Firanda dengan tatapan sangar, Firanda justru malah memalingkan wajahnya dari tatapan Marsella.

Kan takut, baru aja di sinisin kek gitu.

"Anjir Sel, Firanda langsung malingin wajahnya."

"Hahaha, biarin aja. Biarin gak ada yang bisa nyakitin gue."

Marsella tak ada henti hentinya mendengarkan cerita dari Keisha soal Galih yang menyatakan cintanya semalam disebuah kafe.

Marsella hanya mengangguk sambil memperhatikan mangkuk bakso nya yang hanya tersisa kuah, lalu menyeruput es teh nya sampai habis.

Di lain tempat, Vino dan kawan kawannya justru sedang berada di tengah lapangan. Mereka menantang pemain basket yang sudah jelas diketuai oleh Levin.

"Lo semua apa-apaan si?! Gak liat apa, kalo Sekarang itu bukan jam olahraga? Ini jam istirahat woi!" Oceh salah seorang cowok bernama Yoga yang berdiri sambil berkacak pinggang di sebelah Levin.

Ia memerhatikan jam yang melingkar di tangannya. Waktu menunjukkan pukul set 10 pagi. Ya, Yoga ini adalah pemain basket terbaik di SMA NEGERI BANGSA.

"Halah, bilang aja lo takut!" Balas Rey yang langsung disambut tawa oleh sahabat-sahabat Vino.

"Tau nih, jadi kalian mau nyerah? Kalian kan anak basket, masa mau nyerah!" cerocos Aldi tak mau kalah.

"Gini deh kalo emang lo takut, kita bikin perjanjian aja. Kalo misalnya kalian menang, kita-kita ga bakal ganggu anak basket lagi. Tapi.. kalo misalnya kalian kalah dan kita-kita ini menang, kalian yang gak boleh latihan basket di lapangan ini selama 2 bulan!" Ucap Vino. "Deal?"

Semua anak tim basket saling menatap satu sama lain. Mereka bingung harus menjawab iya atau tidak. Tapi jika mereka menjawab tidak, maka mereka pasti akan dihadiahi kata CUPU, PENGECUT dari Vino dan kawan kawan.

"Mau gak, tinggal bilang iya lama amat. Panas ini!" ucap Bagas memecahkan keheningan diantara tim basket yang sedang menatap satu sama lain.

Levin menarik nafas panjang lalu ia mengucapkan apa yang tak diharapkan oleh anak tim basket lainnya.

"Deal!"

"Oke good boys." senyum kemenangan di wajah Vino nampak begitu antusias. Vino yakin bahwa ia akan memenangkan pertandingan ini.

Dion menjadi wasit dan pertandingan sudah dimulai. Suara teriakan dari pinggir lapangan sukses membuat pertandingan semakin memanas.

Bahkan para penonton entah kelas berapa, sampai ada yang berlari menuju koperasi sekolah hanya untuk membeli sebotol air mineral dan tisu untuk Vino. Pencintraan!!

Marsella berjalan melewati koridor dengan malas. Pasalnya, jam pelajaran kelas seusai istirahat adalah MATEMATIKA.

Berbeda dengan Keisha, ia justru sibuk chat dengan Galiih sambil tersenyum-senyum sendiri.

"Eh Sel, stop!"

Marsella memberhentikan langkahnya saat tangan Keisha menghalangi jalan.

"Itu di lapangan kok rame si ya? Ada apaan ya?"

My Possessive Bad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang