#3

2.8K 131 1
                                    

Marsella mengangkat satu alisnya. Seakan bingung apa yang terjadi pada mereka semua. Bukan hanya tawa saja yang mendadak berhenti, tatapan mata mereka pun juga mengarah kebelakang punggungnya.

"Apaan si, kok kalian pada kayak gitu?"

Marsella masih bingung melihat tingkah teman-temannya. Kepala nya pun langsung menghadap ke belakang untuk ikut melihat apa yang sedang di tatap mereka semua.

Marsella dan Vino saling tatap. Bola mata yang kecoklatan, hidung mancung dan rambut hitam pekat Vino, membuat Marsella diam seakan terhipnotis.

Mata Vino meneliti seluruh wajah Marsella. Bola mata biru bercampur kulit putih membuat Vino kini mengaku pada dirinya sendiri bahwa Marsella memang cantik.

Marsella langsung memutuskan kontak mata dengan berpura-pura berdeham. Ternyata laki-laki di belakang nya ini yang tadi mencengkeram lengannya.

"Ini nih cowok yang tadi megang tangan gue. Anjir, liat napa sampe merah gitu!"

Kata Marsella dengan menunjuk lengannya yang memerah.

Vino tertawa saat ucapan Marsella tak mendapat respon dari teman-temannya.

"Eh dia siapa si? Sumpah, so kenal banget." Marsella berdiri dan menepuk satu-satu bahu temannya.

"Mending balik ke kelas aja ayo. Ga asik banget liat ada orang so kenal."

"Sekarang ikut gue!" Vino menarik tangan Marsella dengan cepat. Kali ini dirinya tidak akan membiarkan Marsella pergi begitu saja.

Marsella berusaha menepis, namun lengannya malah semakin kuat di tarik oleh Vino. Para sahabatnya hanya diam tak berani membantu. Pasalnya jika ikut membantu Marsella, mereka semua pasti akan terseret masalah dengan Osis dan eskul futsalnya.

Karena Vino, adalah ketua futsal di sekolahnya ini.

Vino berjalan melewati koridor dengan Marsella yang terus mengaduh kesakitan.

Para siswi SMA NEGERI BANGSA melihat aneh ke arah mereka berdua dan mulai berbisik yang tidak-tidak.

"Eh, liat deh Marsella digandeng Vino!"

"Iya, ih parah sumpah. Ga nyangka gue Marsella bisa se gatel itu sama Vino."

"Ganjen banget sih."

Marsella tak tahan mendengar omongan di sekitar yang melihat Vino menarik tangannya. Dengan sebisa mungkin ia melepaskan tangannya dari Vino.

Cekalan dari Vino akhirnya terlepas. Sialnya, saat ingin membalikkan badan dan berniat kabur, Vino malah menjambak rambut panjang Marsella dengan kuat.

"Sakit, bego!" Marsella meringis sambil memukul tangan Vino yang menarik rambutnya.

"Makanya lo jangan berani kabur dari gue. Gue suruh ke ruang Osis ya nurut!"

"Dih, gue ga mau!" Marsella menghentakan kakinya ke lantai dengan keras dan kembali memukul tangan Vino yang masih menarik rambutnya.

"Mending di tangan apa di rambut?"

Tak ada jawaban dari Marsella. Meski rambutnya sudah tidak di tarik lagi, tapi Vino tetap menarik tangannya untuk ke ruang Osis.

Ini orang kenapa si?! Ucapnya dalam hati.

Sampainya di ruang Osis, Vino langsung menarik sebuah kursi untuk diduduki. Menetralkan emosinya yang pagi hari sudah tersulut karena perempuan di hadapannya ini, sangat lah tidak mudah.

My Possessive Bad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang