#19

1.5K 72 0
                                    

Saat sepulang dari sekolah, Marsella merasakan tubuhnya sangat lemas dan dingin. Untuk menaiki tangga saja, harus meminta tuntunan oleh April. April yang menyadari bahwa Marsella sakit, bergegas menelepon dokter untuk kerumahnya.

"Gimana lit, keadaan Marsella?" Lita – dokter yang memeriksa Marsella adalah salah satu kerabat dekat April. Mereka saling kenal saat duduk di bangku SMA kelas 2 dan sampai saat ini, tetap berkawan baik.

"Marsella kecapean aja, mungkin gara-gara terlalu banyak aktivitas. Nanti aku kasih resep obat nya ya. Oh iya satu lagi pril, untuk 3 hari kedepan Marsella jangan diizinin masuk sekolah dulu sampe dia bener-bener stabil kondisinya."

April mengangguk setuju.

Pukul tujuh malam, Marsella terbangun. Disamping dirinya ternyata sudah ada mamah dan papah nya.

"Eh udah bangun, baru aja mau mamah bangunin. Makan dulu yuk sayang, Mamah suapin ya?" Marsella hanya patuh pada ucapan mamahnya.

"Kata dokter lita, 3 hari ini kamu gak diizinin masuk sekolah sampe kamu bener-bener sembuh."

Marsella terbatuk saat mendengar dirinya tidak diizinkan masuk sekolah, "Lah kok lama banget sih ma?"

"Ya mau gimana, kamu itu kecapean. Gatau kenapa gara-garanya. Gatau gara-gara drakor atau apa, mama gatau."

"1 hari aja ya mah," pintanya dengan menunjukkan telunjuknya.

April menggeleng, "3 hari."

"Kamu nurut aja ya sayang, ini juga buat kesehatan kamu. Papah sama mamah gak mau kamu kenapa-napa disekolah." Zei ikut membela April.

Jika Zei sudah berbicara, entah kenapa Marsella rasanya tidak ingin membantahnya.

Keisha menatap kursi disebelahnya yang kosong. Dirinya bertanya-tanya, sudah jam setengah delapan kenapa Marsella belum datang? Di chat pun tak dibalas.

Saat hendak membuka novel, Keisha dibuat bingung saat melihat wajah Riko yang senyum-senyum dari luar pintu kelas.

"Lo kenapa ngeliatin gue gitu amat?"

"Lo yang kenapa. Lo kenapa senyum-senyum udah kayak orang," dengan menahan tawanya, Keisha memiringkan jari telunjuknya diatas dahi.

"Lah, senyum itu ibadah apaan si, segala gila."

"Dimana ibadahnya? Yang ada lo gila!"

"Sialan lo manggil gue gila. Dasar badan karet!"

Anjir. Umpat Keisha dalam hati.

"Eh buntelan, kemana tuh kembaran lo?" Pertanyaan Riko dengan ejekan, membuat emosi Keisha di ujung tanduk.

"Maksud lo apaan ngatain gue buntelan?!"

"Badan lo si, buntel banget. Hahahaha,"

Ngakak lah Riko ditempat. Sudah biasa Keisha menanggapi perkataan jelek tentang dirinya dari Riko. Memang dasarnya, Riko tidak pernah mau mengaca.

Dengan kasar, Keisha menjewer telinga Riko dan mendekatkan mulutnya sambil berbisik.

"Lo kapan ulang tahun ko? Rasanya gue gemes, pengen ngasih lo kaca yang gede sekalian, biar lo bisa liat diri lo sendiri dari atas sampai bawah! Kalo perlu habis itu, lo ketawa ngakak pas udah liat semuanya."

My Possessive Bad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang