73. Tau.

2K 162 28
                                    

Author pov

Chanyeol baru saja mengambil makanan--masakan Eommanya. Siang ini rencananya ia akan menepati janjinya kemarin dengan Sunbi, yaitu menemui ibu dari gadis itu.

Sejujurnya, saat ini ia bingung. Ia bingung anatara harus menepati janjinya pada Sunbi atau ikut member lain mencari---oh lebih tepatnya melacak keberadaan sang mantan kekasih. Chanyeol ragu dengan perasaannya kini. Namun, bukankah janji itu untuk ditepati?

Citt..

Pria itu memarkirkan mobilnya di depan rumah mewah yang ada di pusat kota Seoul. Daerah ini dekat dengan gangnam.

Chanyeol berjalan ke arah pintu sambil menenteng kotak makanannya. Kemudian ia ketuk pelan pintu besar di depannya. Walau rumah ini mewah, tetapi sepertinya rumah ini sepi sekali.

"Iy--eh Chanyeol?" pintu yang terbuka menampakkan sosok wanita berumur sekitar lima puluh tahun. Walau sudah tua, namun wajahnya tetap cantik.

"Hehe.. Iya imo"

*imo : tante.

"Ayo masuk," ajak tante Yoona.

Chanyeol pun masuk mengikuti wanita di depannya.

"Oh iya, ini ada masakan Eomma, yang pasti tidak memakai cabai sedikitpun" kata Chanyeol sambil memberikan kotak makanan pada Tante Yoona. Fyi, Tante Yoona itu alergi terhadap cabai, baik itu cabai asli atau cabai bubuk.

"Wah, kau masih ingat? Terima kasih, Chanyeol. Sebenarnya kau tidak perlu repot-repot membawakan ini."

"Ah, tidak repot kok."

❤❤

Kini Sehun dan Baekhyun sedang menelusuri Seoul, mereka berharap dapat menemukan Rani. Sejak pesan dari Rani yang di kirimkan kepada Xiumin kemarin, membuat mereka yakin bahwa gadis itu masih berada di sekitarnya.

"Jangan terlalu cepat hyung, kurangi kecepatannya," kata Sehun.

"Iya, aku tau."

"Apa kau sudah bertanya pada teman-temannya?" tanya Sehun sedikit melirik Baekhyun yang sibuk menyetir.

"Yak! Kau ini bercanda ya? Rani kan tidak ada teman dekat yang tau ia dimana saja. Kau lupa bahwa teman dekatnya ternyata adalah seorang sasaeng? Dan sasaeng itulah yang membuat hubungannya dengan Chanyeol renggang. Tentang gadis malam itu kau lupa?"

"Y-ya aku ingat. Maksudku teman yang lain?"

"Aku tidak tau."

"Bagaimana dengan dokter itu?"

Baekhyun bungkam, matanya ia sipitkan pertanda sibuk menyetir.

"Hyung, bagaimana jika kita melacak ponselnya?" ide Sehun tiba-tiba.

"H-ha? Maksudmu?"

"Aku punya teman yang pandai melacak sesuatu."

"Hubungi sekarang!" Baekhyun membalikan mobilnya menuju apartemen teman Sehun tadi.

Dengan lincah mobil berharga milyaran itu melewati gang kecil dan jalan yang ramai kendaraan. Baekhyun mencari jalan alternatif agar cepat sampai di apartemen S***.

Kemeja putih yang di lipat sampai siku, dasi dan rambut tak beraturan, dan tangan kiri disenderkan pada jendela---menopang kepalanya. Begitulah Baekhyun yang belum sempat merapikan penampilannya setelah tadi menghadiri acara talk live disalah satu stasiun televisi.

LUCKY ✖ PARK CHANYEOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang