30. Pengakuan

3.8K 313 13
                                    

Gue kaget, panik, entah gimana semua rasa itu bercampur aduk setelah gue dapet telpon dari papa kalau mama dipindahin ke China dan kondisinya memburuk.

Sekarang gue di taxi menuju bandara. Untung gue dapet tiket cepet jadi bisa terbang malem ini juga.

Gue gak sempet nyiapin banyak barang. Bahkan bajupun gue gak bawa. Gue cuma bawa Chocou, handphone, keperluan penerbangan, cash, tas kecil, dan uang.

Cukup lama akhirnya gue sampe di bandara. Gue sempoyongan jalan, rasanya gue hampir aja mau jatuh. Gue gak kuat kalau harus kehilangan mama saat ini. Gue belum sarjana. Mama belum lihat gue lulus.

Penerbangan masih 45 menit lagi. Gue berdiri di dekat pintu keberangkatan.

Chanyeol pov

Dengan sekuat tenaga aku menancap gas mobil. Aku takut jika Rani sudah terbang ke China.

"Aku memang sangat bodoh, membiarkan Rani sendiri disaat masa sulitnya!!" emosiku memukul setir mobil.

Entah bagaimana air mata penyesalan ini mengalir begitu saja. Seharusnya aku mendengarkan semua penjelasannya, bukannya justru memarahinya.

Akhirnya aku sampai di bandara juga. Untung bandara sedang tidak ramai. Dengan segera aku memarkirkan mobil.

Aku lari kesana kemari mencari keberadaan Rani.

"Eodi issnayo Rani-ya" teriakku dalam hati.

Cukup lama aku mencarinya. Hingga akhirnya aku melihat wanita berdiri menangis di dekat pintu keberangkatan.

"Ahh..Haah" perlahan aku memaksa kaki ku untuk mendekatinya dengan tetesan air mata.

"haah... Ahh"

"Hikss.. Hiks.. Hikss.. Mama... Maa..." tangisnya.

Aku masih mematung berdiri dibelakangnya. Kondisinya benar-benar memprihatinkan. Rani sangat bersedih saat ini. Bahkan tangan satunya memegang tembok demi menopang tubuhnya.

"Rani-ya" panggilku dengan suara yang bergetar.

Ia berhenti menangis dan secara perlahan ia membalikkan badan ke arahku.

Wajahnya nampak kaget ketika melihatku. Chocou yang tadinya ia pegang pun jatuh begitu saja.

Arani pov

Gue kaget ketika Chanyeol berada didepan gue. Terlihat air matanya yang sudah keluar. Tangan gue bergetar.

"Oppa" panggil gue dalam tangisan.

Mungkinkah gue harus jatuh sekarang. Badan gue udah gak sanggup lagi.

Dengan cepat ia menarik gue kedalam pelukannya.

"Maafin Oppa" katanya ditengah isakan tangis.

Gue membalas pelukannya.

"Oppa.. Hiks.. Hikss" gue nangis dipelukan Chanyeol .

"Maaf oppa sudah kasar padamu, maaf aku telah mendiamkanmu begitu saja, maaf oppa telah melukaimu, maaf Oppa telah membuatmu menangis, maaf Oppa telah membuatmu khawatir" katanya penuh kelembutan.

"Huhuhuhuhu... Hikss.. Hikss" oke gue nangis sejadi-jadinya

#bayangin aja ekspresi kalian ketika nangis sejadi-jadinya, itulah yang dirasakan Rani.

"Oppa yang..yang salah sejak awal karena Oppa tak bisa mengungkapkannya bah.. bah.. bahwa...





























































LUCKY ✖ PARK CHANYEOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang