Part 16

27 2 0
                                    

      "Daddy, Mommy!" Teriak Manurios.

      "Ada apa Rios?" Tanya Dafina dan Geon.

      "Ayuk kita piknik bertiga! Aku pengen piknik, Dad, Mom," ajak Manurios.

      "Kamu mau piknik hmm?" Tanya Dafina.

      Manurios mengangguk.

      "Baiklah. Kita akan piknik. Hanya bertiga saja. Kau senang?"

      "Horeee! Makasih Daddy and Mommy," ucap Manurios mencium Dafina dan Geon.

      "Ya sudah, aku akan mempersiapkannya," kata Geon.

      "Baiklah."






♥️♥️♥️♥️

      Mereka bertiga piknik di halaman depan mansion. Geon sudah mempersiapkan api unggun, tenda untuk mereka bertiga, dan yang lainnya.

      "Bilang apa ke Daddy?" Tanya Dafina menggendong Manurios.

      "Makasih Daddy. Muachh."

      "Sama-sama anakku."

      "Sini pakai jaketmu dulu. Disini dingin." Dafina memakaikan jaket ke Manurios.

      "Ini kau juga pakai jaketmu. Nanti kau sakit," seru Dafina ke Geon seraya memberikan jaket ke Geon.

      "Dimana jaketmu? Kamu tidak memakai jaket?" Tanya Geon.

      "Jaketmu basah," jawab Dafina.

      Geon memakaikan jaketnya ke tubuh Dafina.

      "Kalau begitu kau saja yang pakai jaket ini," ujar Geon.

      "Tidak! Kau saja."

      "Kau saja yang pakai."

      "Kau Geon."

      "Baiklah. Kita pakai jaket ini berdua. Bagaimana?" Saran Geon.

      "Baiklah."

      "Mom, aku ngantuk. Tidur yuk!" Ajak Manurios.

      "Ayuk kita tidur sayang."

      Mereka bertiga masuk ke dalam tenda. Manurios tidur di antara Dafina dan Geon.

      "Good night Mom, Good night Daddy." Ucap Manurios.

      "Night too sayang," balas Dafina dan Geon.






♥️♥️♥️♥️

      Dafina tidak bisa tidur, ia keluar dari tenda dan duduk di depan api unggun. Air mata tiba-tiba jatuh dari matanya.

"Hei! Kamu belum tidur?" Tanya Geon.

"Aduh Geon. Kamu kagetin aja," protes Dafina kesal.

"Sorry. Aku tidak berniat mengagetkan kamu."

      Dafina menatap ke arah api unggun. Tatapan kosong.

"Hei Dafina! Jangan melakukan ah. Nanti kesambet," ujar Geon.

Dafina tersenyum.

      "Kamu menangis? Kenapa?" Tanya Geon saat menyadarinya.

      "Aku tidak menangis. Ini hanya kelilipan," jawab Dafina sambil menghapus air matanya.

      "Kamu tidak bisa membohongiku Fin. Kamu menangis bukan kelilipan."

      "Aku tahu apa yang kamu rasakan. Kamu merindukan Kak Arka, kami pun sama merindukan dirinya. Tapi kami tidak bisa berbuat apa-apa selain mengikhlaskan kepergiannya. Kamu pun juga harus mengkhiklaskannya," ucap Geon memeluk Dafina.

      "Aku sudah mengkhiklaskannya, tapi hati ini masih belum menerima kalau Kak Arka sudah pergi meninggalkan kita," kata Dafina.

      "Aku tidak memaksamu untuk memberi hubungan kita kesempatan. Aku tahu kau hanya mencintai Kak Arka untuk selamanya," ujar Geon.

      Dafina menatap Geon.

      "Makasih sudah mau menjadi suami dan menjadi seorang ayah untuk Manurios. Makasih Geon," ucap Dafina.

      "Kau tidak usah berterimakasih. Ini sudah kewajibanku." Geon tersenyum.

      "Kau sudah menjalankan tugasnya sebagai suami, ayah, dan menantu. Biarkan aku sekarang yang menjalankan tugas sebagai seorang istri dan menantu," ujar Dafina.

      Dafina melumat bibir Geon dengan lembut. Geon yang awalnya kaget, lama-lama membalas ciuman Dafina.






♥️♥️♥️♥️

MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang