2011
Seperti biasa, setelah pulang sekolah, Jennie mendatangi gedung yang sama selama beberapa bulan ke belakang. Meski kadang malas dan merasa lelah, namun tekadnya untuk meraih impian, tidak pernah padam.
Dalam ruangan berlantai kayu dengan suasana redup, gadis kelahiran 1996 ini mulai menggerakan kakinya, ke kanan, kiri, kadang dia melompat, mengikuti irama musik yang mengalun dari speaker yang menempel di dinding.
"Jennie, sepertinya gerakan kakimu masih kurang luwes," ujar seorang pria yang mengenakan hoodie hitam dan topi berwarna senada, setelah mematikan musik di ruangan tersebut hingga membuat Jennie terdiam dari tariannya.
"Ah iya pelatih, maaf, aku akan mencobanya kembali," ujar Jennie sembari mengusap peluh di dahinya.
Saat itu, jam telah menunjukkan pukul sembilan malam. Jennie harusnya telah pulang, namun karena seharian ini dia kena omel sang pelatih, dia merasa tidak enak dan memilih terus melatih tariannya. Ditambah, lusa adalah waktu evaluasi bulanan.
Sejujurnya, selama beberapa bulan ke belakang, Jennie tidak pernah memiliki hari yang tenang. Setiap pulang sekolah, bahkan hari libur, dia memilih untuk menghabiskan waktu di ruang latihan. Padahal, sang mama telah mewanti-wanti untuk tidak memaksakan diri, karena kondisi tubuhnya yang lemah.
Untuk memulihkan tenaganya, Jennie pun memutuskan untuk beristirahat sejenak, sembari duduk dan menyandarkan tubuh kecilnya ke tembok. Di ruangan tersebut, tinggal tersisa dirinya dan suara jam yang berdetak.
Teman-teman trainee lainnya telah pulang, dan pelatihnya pun memutuskan pulang setelah melatihnya hingga pukul sembilan malam.
Ketika termenung dalam lamunannya, tiba-tiba pintu ruangan latihan yang berada di depannya terbuka. Jennie bergeming, tidak memedulikannya, dia memilih memejamkan matanya yang lelah.
Lalu terdengar suara kaki menghampirinya, mau tidak mau, Jennie membuka matanya untuk melihat siapa yang mendatanginya. Dia pun tertegun, melihat wajah asing yang belum pernah ia temui selama menjadi trainee di YG.
Jennie pun memindai orang tersebut, dan menebak bahwa dia seumuran dengannya.
Orang tersebut pun tersenyum sembari menggaruk belakang lehernya. Dia mengangguk kecil memberikan salam kepada Jennie yang menyipit memperhatikannya.
"Halo, maaf aku mengganggu waktu istirahatmu, ya?" katanya pelan.
Terkesiap, Jennie pun berdiri dan memberikan salam kepadanya.
"Ah halo, kau ada perlu apa?" ujar Jennie canggung.
"Aku hanya melihat-lihat, tadi aku di ruang sebelah, tidak sengaja mendengar lagu yang kau putar," ujarnya, Jennie pun mengangguk mengerti.
Lalu hening sejenak, hingga akhirnya orang tersebut mengulurkan tangannya, memperkenalkan diri, "Aku Kim Hanbin."
Jennie pun membalas uluran tangan tersebut, "Oh hai aku Jennie Kim."
"Ah Jennie, oke, salam kenal," kata Hanbin tersenyum memamerkan deretan giginya yang rapi, dan dibalas oleh senyuman Jennie.
Setelah perkenalan yang canggung itu, Hanbin pun berjalan menjauhi Jennie dan memilih untuk melihat-lihat suasana ruangan latihan tersebut.
Dalam ruangan itu terdapat meja kayu dengan dispenser di atasnya, di sampingnya terdapat dua sofa berwarna hitam yang bisa diduduki lima orang.
Lalu, depannya terdapat cermin besar yang memenuhi dinding. Di kanan kirinya menempel speaker berukuran sedang. Ada pula satu set komputer yang menyambung ke speaker tersebut.
Mata Jennie pun mengekori gerak gerik lelaki yang baru dikenalnya lima menit yang lalu. Lelaki tersebut mengenakan hoodie hijau kebesaran, dengan celana jeans panjang, sneakers, juga topi berwarna biru. Gayanya hip hop sekali, pikir Jennie geli.
Merasa diperhatikan, Hanbin pun melirik Jennie yang terkesiap karena ketahuan memperhatikannya. "Aku besok mulai latihan di sini, jadi tolong bimbingannya ya," ujar Hanbin, merasa perlu memberi tahu hal tersebut, agar tidak dicap 'kenapa-sih-orang-ini-ada-di-sini'.
Jennie pun mengerti, mereka lalu saling bertukar senyum tanpa tahu apa yang akan terjadi di antara keduanya di masa depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Well, let's look at the sky sometimes
FanfictionKisah soal cinta bertepuk sebelah tangan. Soal cinta yang tak mereka rasakan. Soal keberadaan yang terlalu membuat nyaman. ----- Jennie Kim, gadis muda yang memilih untuk pulang ke Korea demi menjadi idola K-Pop. Ia pun menjadi trainee di YG Enterta...